'

Selamat Datang di Website Resmi Muhammad Akbar bin Zaid “Assalamu Alaikum Warahmtullahi Wabarakatu” Blog ini merupakan blog personal yg dibuat & dikembangkan oleh Muhammad Akbar bin Zaid, Deskripsinya adalah "Referensi Ilmu Agama, Inspirasi, Motivasi, Pendidikan, Moralitas & Karya" merupakan kesimpulan dari sekian banyak kategori yang ada di dalam blog ini. Bagi pengunjung yang ingin memberikan saran, coretan & kritikan bisa di torehkan pada area komentar atau lewat e-mail ini & bisa juga berteman lewat Facebook. Terimah Kasih Telah Berkunjung – وَالسٌلام عَلَيْكُم

MAKALAH HAKIKAT PENDIDIKAN SEPANJANG HAYAT




D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

        NAMA                   : AKBAR
        NIM                      : 1332041018
   JURUSAN              : PENDIDIKAN KEPELATIHAN  OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bahwa manusia adalah makhluk yang tumbuh dan berkembang. Ia ingin mencapai suatu kehidupan yang optimal. Selama manusia barusaha untuk meningkatkan kehidupannya, baik dalam meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan, kepribadian, maupun keterampilannya, secara sadar atau tidak sadar, maka selama itulah pendidikan masih berjalan terus.
Pendidikan sepanjang hayat merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia transformasi, dan di dalam masyarakat yang saling mempengaruhi seperti saat zaman globalisasi sekarang ini. Setiap manusia dituntut untuk menyesuaikan dirinya secara terus menerus dengan situasi baru.
Pendidikan sepanjang hayat merupakan jawaban terhadap kritik-kritik yang dilontarkan pada sekolah. Sistem sekolah secara tradisional mengalami kesukaran dalam menyesuaikan diri dengan perubahan kehidupan yang sangat cepat dalam abad terakhir ini, dan tidak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan atau tuntutan manusia yang makin meningkat. Pendidikan di sekolah hanya terbatas pada tingkat pendidikan dari sejak kanak-kanak sampai dewasa, tidak akan memenuhi persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan dunia yang berkembang sangat pesat. Dunia yang selalu berubah ini membutuhkan suatu sistem yang fleksibel.
Pendidikan harus tetap bergerak dan mengenal inovasi secara terus menerus. Menurut konsep pendidikan sepanjang hayat, kegiatan-kegiatan pendidikan dianggap sebagai suatu keseluruhan. Seluruh sektor pendidikan merupakan suatu sistem yang terpadu. Konsep ini harus disesuaikan dengan kenyataan serta kebutuhan masyarakat yang bersangkutan. Suatu masyarakat yang telah maju akan memiliki kebutuhan yang berbeda dengan masyarakat yang belum maju. Apabila sebagian besar masyarakat suatu bangsa masih  banyak yang buta huruf, maka upaya pemberantasan buta huruf di kalangan orang dewasa mendapat prioritas dalam sistem pendidikan sepanjang hayat. Tetapi, di negara industri yang telah maju pesat masalah bagaimana mengisi waktu senggang akan memperoleh perhatian dalam sistem ini.
Untuk itu uraian di bawah ini diarahkan untuk mendapatkan pemahaman tentang Pendidikan Sepanjang Hayat. Selain itu dalam makalah kali ini yang berjudul “Latar Belakang dan Makna Sepanjang Hayat” yang akan dipaparkan di dalamnya adalah latar belakang itu sendiri dan juga makna pendidikan sepanjang hayat.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan permasalahan dalam penulisan makalah ini adalah “Latar Belakang dan Apa Makna dari Pendidikan Sepanjang Hayat”.
C. TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang Latar Belakang dan Makna Pendidikan Sepanjang Hayat.

BAB II
PEMBAHASAN
PENDIDIKAN SEPANJANG HAYAT

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sepanjang hayat mulai aktual saat topik itu dilontarkan oleh UNESCO sebagai pandangan tentang pendidikan yang mengantisipasi perubahan-perubahan yang ada di masyarakat seluruh dunia dan negara berkembang, UNESCO dan lembaga internasional lainnya mulai melihat problem-problem ketertinggalan, kemiskinan hanya dapat diatasi dengan pendidikan dalam format yang menyesuaikan kebutuhan dan dikenakan pads berbagai kelompok umur termasuk orang dewasa.
Saat negara-negara berkembang mulai menerapkan pendidikan dasar (basic education) yang perwujudannya adalah wajib belajar, maka mulai terasa bahwa untuk kelompok masyarakat yang kurang beruntung perlu dibantu dengan format pendidikan sepanjang hayat.
Permasalahan tidak berhenti pada buta aksara saja.Adanya fasilitas internet juga merupakan tantangan bagi mereka yang membutuhkan informasi terkini.Para ilmuan ilmu pendidikan yang semula menyatakan bahwa pendidikan berakhir pada saat individu mencapai kedewasaan kemudian memerlukan peninjauan kembali terhadap konsep-konsepnya dengan timbulnya pemikiran tentang pendidikan sepanjang hayat ini.
Arti luas pendidikan sepanjang hayat (Lifelong Education)adalah bahwa pendidikan tidak berhenti hingga individu menjadi dewasa, tetapi tetap berlanjut sepanjang hidupnya.Pendidikan sepanjang hayat menjadi semakin tinggi urgensinya pads saat ini karena, manusia perlu terns menerus menyesuaikan diri supaya dapat tetap hidup secara wajar dalam lingkungan masyarakatnya yang selalu berubah.
  • Empat Pilar Pendidikan Sepanjang Hayat:
  1. Belajar Mengetahui ( Learning to know )
  2. Belajar  Berbuat ( Learning To Do )
  3. Belajar Hidup Bersama ( Learning To Live Together )
  4. Belajar Menjadi Seseorang ( Learning To Be )
  • Hal yang mendasari perlunya pendidikan sepanjang hayat:
  1. Pertimbangan ekonomi. Masih banyaknya masyarakat yang masih berada di bawah garis kemiskinan.
  2. Keadilan. Tuntutan akan adanya persamaan dan kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan.
  3. Faktor peranan keluarga.
  4. Faktor perubahan peranan sosial
  5. Perubahan teknologi
  6. Faktor-faktor vocational
  7. Kebutuhan-kebutuhan orang dewasa
  8. Kebutuhan anak-anak awal
  • Pendidikan bukan hanya berlangsung di sekolah. Pendidikan akan mulai segera setelah anak lahir dan akan berlangsung sampai manusia meninggal dunia, sepanjang ia mampu menerima pengaruh-pengaruh. Oleh karena itu, proses pendidikan akan berlangsung dalam keluarga, sekolah dan masyarakat .
  • Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi proses perkembangan seorang individu sekaligus merupakan peletak dasar kepribadian anak. Pendidikan anak diperoleh terutama melalui interaksi antara orang tua-anak. Dalam berinteraksi dengan anaknya, orang tua akan menunjukkan sikap dan perlakuan tertentu sebagai perwujudan pendidikan terhadap anaknya.
  • Pendidikan di masyarakat merupakan bentuk pendidikan yang diselenggarakan di luar keluarga dan sekolah. Bentuk pendidikan ini menekankan pada pemerolehan pengetahuan dan keterampilan khusus serta praktis yang secara langsung bermanfaat dalam kehidupan di masyarakat.
  •  Phillip H.Coombs (Uyoh Sadulloh, 1994:65) mengemukakan beberapa bentuk pendidikan di masyarakat, antara lain : (1) program persamaan bagi mereka yang tidak pernah bersekolah atau putus sekolah; (2) program pemberantasan buta huruf; (3) penitipan bayi dan penitipan anak pra sekolah; (4) kelompok pemuda tani; (5) perkumpulan olah raga dan rekreasi; dan (6) kursus-kursus keterampilan.
  • Sekolah merupakan lembaga tempat dimana terjadi proses sosialisasi yang kedua setelah keluarga, sehingga mempengaruhi pribadi anak dan perkembangan sosialnya. Sekolah diselenggarakan secara formal. Di sekolah anak akan belajar apa yang ada di dalam Pendidikan di sekolah merupakan kelanjutan dalam keluarga.
  • Dengan kata lain sekolah harus mencerminkan kehidupan sekelilingnya. Oleh karena itu, sekolah tidak boleh dipisahkan dari kehidupan dan kebutuhan masyarakat sesuai dengan perkembangan budayanya. Dalam kehidupan modern seperti saat ini, sekolah merupakan suatu keharusan, karena tuntutan-tuntutan yang diperlukan bagi perkembangan anak sudah tidak memungkinkan akan dapat dilayani oleh keluarga. Materi yang diberikan di sekolah berhubungan langsung dengan pengembangan pribadi anak, berisikan nilai moral dan agama, berhubungan langsung dengan pengembangan sains dan teknologi, serta pengembangan kecakapan-kecakapan tertentuyang langsung dapat dirasakan dalam pengisian tenaga kerja.
  • Sisi lain dari pendidikan sepanjang hayat adalah peluang yang luas bagi seseorang untuk terus belajar agar dapat meraih keadaan kehidupan yang lebih baik. Adapun hal-hal yang menyebabkan dan memungkinkan keadaan yang demikian itu adalah :
    • Majunya ilmu dan teknologi
    • Produk-produk teknologi yang perlu dipelajari karena terkait dengan alat-alat kerja
    • Bagi mereka yang menggunakan alat kerja berbasis teknologi
    • Perubahan sosial sebagai dampak majunya ilmu dan teknologi
    •  
Untuk dapat memahami hal tersebut, berikut ini uraiannya yang lebih rinci :
a. Pendidikan Telah Berlangsung Sejak Dulu Hingga Sekarang
Sejak manusia ada, pendidikan telah berlangsung. Proses pendidikan ini berlangsung secara alamiah. Tanpa belajar lewat bersekolah, anak nelayan laki-laki pada suatu ketika akan pandai menangkap ikan di tengah laut. Pemburu akan mengajarkan tanda-tanda adanya hewan yang berbahaya yang perlu dihindari sekaligus juga tahu tanda­-tanda adanya rombongan rusa yang menjadi hewan buruannya. Anak petani akan belajar cara menanam dan memeliharanya, nilai-nilai apa yang dianggap baik dan buruk di masytarakatnya secara sederhana lewat kehidupan sehari­hari karena, mengamati, mencoba-coba, mengalami hingga memperoleh penghayatan yang memadai.
Lewat Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 Nasional kita akan mendapatkan klasifikasi pendidikan formal, nonformal dan informal. Persekolahan dan Pendidikan Luar Sekolah. Pendidikan persekolahan mencakup berbagai jenjang pendidikan, jika dikehendaki akan dialami seseorang sejak umur enam tahun hingga 24 tahun (SD hingga PT).
b. Masyarakat Tradisional Tidak Banyak Mengalami Perubahan
Dalam masyarakat tradisional hampir tidak ada perubahan dalam tata kehidupannya sehingga setelah dewasa penguasaan terhadap apa yang perlu dikuasai oleh orang dewasa dapat dikatakan tuntas selesai dipelajari lewat proses pendidikan yang sederhana. Pada tingkat perkembangan tertentu, anak didik diinisiasi dengan suatu upacara adat, yang menandai ia telah meninggalkan masa kanak-kanaknya dan menjadi orang dewasa.
c. Semakin Maju Suatu Masyarakat Semakin Beragam Jenis Sumber Kehidupan
Saat ini kita menganggap wajar jika anak mempunyai sumber kehidupan yang berbeda dengan orang tuanya. Jenis pekerjaan yang menjadi sumber-sumber kehidupan seorang anak tidak selalu sama dengan jenis pekerjaan orang tuanya.
Dalam kehidupan masyarakat dapat kita amati bahwa orang tua tidak lagi mampu mempersiapkan seluruh kebutuhan hari depan anak dengan mendidiknya di rumah. Wajarr untuk masyarakat, maju seorang ayah pergi ke kantor, ibunya ke tempat kerja lainnya dan anaknya dididik orang lain di lembaga Penitipan Anak, Lembaga Pendidikan Pra Sekolah atau sekolah. Dari sini dapat disimpulkan bahwa :
v  Sumber kehidupan adalah beragam pada masyarakat yang tidak tradisional.Dalam suatu kelurahan, kita temui guru, dokter, pedagang batik, dll.
v   Setelah dewasa, anak tidak selalu mempunyai sumber kehidupan yang sama dengan orang tuanya.
v  Anak tidak belajar untuk bekal kehidupannya melulu dari orang tuanya saja.Dari orang lain mereka belajar lewat lembaga pendidikan yang disebut sekolah, atau mungkin kurus, penyuluhan, latihan dan lain-lain.
v  Apa yang harus dipelajari oleh seseorang untuk dapat hidup tidak sesederhana seperti talarn masyarakat yang tradisional. Untuk itu orang tua memerlukan orang lain atau lembaga pendidikan untuk membantu mempersiapkan anaknya menyongsong hari depan.
d. Keadaan yang Cepat Berubah
Yang mudah kita amati adalah kemajuan teknologi, yang pada dasarnya adalah penerapan sejumlah ilmu dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia. Kemajuan ilmu yang mendorong kemajuan teknologi telah menyebabkan adanya banyak perubahan di segala bidang kehidupan.
Perubahan itu dapat dipandang menguntungkan, misalnya banyak problem-problem yang mampu diatasi dengan hadirnya teknologi baru, sehingga kehidupan manusia dapat menjadi lebih mudah, praktis, bisa lebih murah, menyenangkan.Perubahan itu dapat jugs dianggap tidak menguntungkan, karena, cepatnya perubahan kadang sulit diikuti oleh mereka yang lamban, dapat menghilangkan mata pencaharian seseorang karena kerja manusia digantikan oleh mesin.
e. Perubahan Ilmu dan Teknologi Menuntut Orang untuk Menyesuaikan
Dalam masyarakat yang sudah menerapkan teknologi, perubahan yang ada kadang menuntut manusia di dalamnya untuk menyesuaikan. Dalam masyarakat industri maju, orang, akan amat tersiksa jika terbatas pengetahuannya. Semakin maju suatu masyarakat semakin menuntut agar warganya mempunyai pengetahuan yang memadai.Pengetahuan itu perlu selalu ditambah, diperbaharui selaras dengan informasi, pengetahuan baru yang ada.
Pada masyarakat yang lebih maju, menuntut warganya belajar terns belajar tanpa henti atau dengan kata lain belajar sepanjang hayat. Warga masyarakat akan mengalami kesulitan apabila, sampai ketinggalan dari pengetahuan baru yang memasyarakat.
Seorang ahli pendidikan yang bekerja untuk UNESCO, salah satu lembaga bagian dari Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan bahwa untuk itu warga masyarakat tidak saja harus belajar terus menerus, tetapi harus sekaligus gemar belajar. Hanya dengan cara demikian orang dapat menerima kemajuan ini sebagai bagian dari cara hidup yang baru, dan menerimanya tanpa beban dan keluhan.
f. Wadah Pelaksanaan Pendidikan Sepanjang Hayat
Pendidikan sepanjang hayat berwadahkan di semua lembaga pendidikan, sumber-sumber informasi, sesuai dengan kepentingan perseorangan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.Oleh karena it, lembaga dari pendidikan sepanjang hayat adalah lembaga pendidikan yang selama ini kita kenal, yaitu
1)        Pendidikan Persekolahan
2)        Pendidikan Luar Sekolah
3)        Sumber informasi baik berupa terbitan buku, majalah atau media massa baik cetak atau elektronik ataupun sajian dalam internet.
Wadah pendidikan sepanjang hayat adalah semua lembaga pendidikan yang ada. Wadah mana yang dipakai, tergantung pada apa yang diperlukan oleh individu. Banyaknya pendidikan luar sekolah yang di awal Indonesia hanya merdeka hanya kursus mengetik, steno, dan memegang buku (administrasi keuangan) kini sudah banyak sekali ragamnya dan kurus steno semakin surut jumlahnya karma hadirnya teknologi baru.
Media belajar juga pesat perkembangannya.Secara informal orang dapat belajar lewat televisi, radio, komputer.Orang dapat, belajar di tempat, di gedung di mana lembaga pendidikan itu berada tetapi dapat pula belajar jarak jauh. Inilah perluasan wadah untuk belajar yang terjadi saat ini. Karena pendidikan sepanjang hayat berwadahkan pada lembaga-lembaga pendidikan yang ada, pertambahan dan perluasan lembaga pendidikan juga merupakan pertambahan dan perluasan wadah pendidikan sepanjang hayat.
1. Ragam Program
Ada banyak ragam yang menggambarkan kepentingan seseorang untuk belajar kembali, mempelajari seseuatu yang baru baginya. Berikut ini ragam dari pendidikan sepanjang hayat:
  • Pendidikan untuk mempertahankan pemenuhan kebutuhan pokok dalam hidupnya (dalam arti luas: kebutuhan “survival”).
  • Pendidikan untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan bidang kerja.
  • Pendidikan untuk mengembangkan diri atau meningkatkan kemampuan diri.
  • Pendidikan untuk pemenuhan kebutuhan dan rekreasional.
Seperti yang telah disebutkan, tingkat kepentingan mengapa seseorang perlu belajar lagi adalah tidak sama. Ada yang sangat mendesak, ada yang sekedar untuk kepantasan dan bahkan ada yang seakan-akan untuk bersenang-senang. Untuk itu berikut uraian untuk masing-masing ragam kebutuhan mengikuti pendidikan tesebut.
2. Pendidikan untuk mempertahankan pemenuhan kebutuhaan pokok
Di daerah pedesaan banyak diselenggarakan latihan keterampilan di luar usaha tani. Dengan demikian lewat latihan yang dilaksanakan para petani yang umumnya hanya menjadi buruh tani akan mempunyai pilihan untuk berusaha di luar usaha pertanian.
Mereka mengikuti latihan dalam Balai Latihan Kerja (BLK) agar mempunyai salah satu atau beberapa keterampilan yang dapat ditawarkan dalam pasaran kerja untuk menopang kehidupannya.Oleh karena itu jenis-jenis latihan semacam ini termasuk dalam ragam pertama, yaitu suatu pendidikan untuk pemenuhan kebutuhan pokok.
3. Pendidikan untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan bidang kerja
Contoh tentang pegawai pabrik yang hares mengikuti latihan adalah salah satu gambarannya. Tanpa latihan itu ia akan kehilangan mata pencaharian yang menghidupinya selama ini. Seperti di negara maju yang menuntut hanya doktor yang boleh latihan semacam ini banyak sekali dilaksanakan saat ini dengan nama tugas belajar dengan bea siswa atau tanpa bea siswa, pelatihan atau penataran. Tak kurang dari pegawai rendah, guru dari semua jenjang pendidikan hingga Seorang profesor kiranya pernah mengikuti penataran yang isinya untuk penyesuaian dalam bidang kerjanya, baik itu sifatnya nilai yang perlu dipahami, ilmu pengetahuan baru.
4. Pendidikan untuk mengembangkan diri atau meningkatkan kemampuan diri
Saat ini tidak ada lagi pandangan seseorang terlambat belajar sesuatu. Orang dapat berhenti belajar karena kehabisan biaya, tetapi telah merancang bekerja dengan cara tertentu agar dapat memperoleh kesempatan suatu ketika akan belajar lagi sesuai dengan cita-citanya. Pola pengembangan atau peningkatan diri tersebut tidak selalu berjalan sistematis seperti itu.
5. Pendidikan untuk pemenuhan kebutuhan dan rekreasional
Kita dapat melihat akhir-akhir ini betapa banyak orang yang gemar berolah raga. Para remaja mengikuti kursus senam, yang bertujuan untuk memperindah bentuk badan dan sekaligus memberi kesenangan secara umum.Orang yang lebih tua usianya memilih senam yang lebih ringan seperti senam sehat.Semua kegiatan senam tersebut ada pelatihnya, peserta membayar untuk ikut serta dalam latihan senam tersebut.
Sekelompok remaja ikut serta dalam klub bermain bola voli.  Seorang gadis mengikuti latihan bela diri, ia telah mencapai tingkat yang cukup tinggi sehingga ia kadang membantu pelatihnya mengajar para pemula. Seorang bangsa kulit putih di Amerika seminggu sekali mengikuti pelajaran tentang aliran kepercayaan yang berasal dari India.
Dari contoh-contoh yang disajikan dapat disimpulkan bahwa ada sejumlah ragam keperluan yang mendorong seorang belajar sepanjang hayatnya. Ada yang belajar karena terdorong alasan untuk memenuhi kebutuhan pokok.Ada pula yang terdorong oleh kebutuhan penyesuaian dengan perubahan yang terjadi di bidang kerjanya. Antara ragam pertama dan kedua ini kadang hampir sama karena lapangan kerja juga sekaligus sumber mendapatkan rezeki. Perbedaannya, pendidikan/latihan pada pekerja tingkat bawah jika tidak segera dipenuhi berisiko dikeluarkan dari pekerjaan, sedang bagi karyawan tingkat atas berisiko terhambat promosinya, kenaikan pangkatnya. Selanjutnya ada yang mengikuti latihan untuk menenangkan batin, menyenangkan hati dan mengisi waktu luang. Meski kegiatan ini namanya belajar, tetapi yang bersangkutan akan belajar terus karena belajar merupakan kenikmatan.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pendidikan sepanjang hayat mulai aktual saat topik itu dilontarkan oleh UNESCO sebagai pandangan tentang pendidikan yang mengantisipasi perubahan-perubahan yang ada di masyarakat seluruh dunia di negara berkembang. Perkembangan ilmu pengetahuan mendorong kemajuan-kemajuan teknologi dan membawa perubahan dalam kehidupan manusia masa ini.
Pendidikan sepanjang hayat menjadi semakin tinggi urgensinya pada saat ini karena manusia perlu terus menerus menyesuaikan diri supaya dapat tetap hidup secara wajar dalam lingkungan masyarakatnya yang selalu berubah. Proses pendidikan sepanjang hayat di samping merupakan tuntutan mass kini untuk menyesuaikan juga memberi peluang bagi seseorang untuk terus berkembang.
Pendidikan sepanjang hayat adalah sebuah sistem konsep-konsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajar mengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Proses pendidikan sepanjang hayat berlangsung secara kontinue, dan tidak terbatas oleh waktu seperti pendidikan formal, proses belajar sepanjang hayat tidak hanya dilakukan seorang yang terpelajar tetapi semua lapisan masyarakat bisa melaksanakanya.
Penerapan cara berfikir menurut azas pendidikan sepanjang hayat itu akan mengubah pandangan kita tentang status dan fungsi sekolah, dimana tugas utama pendidikan sekolah adalah mengajar anak didik bagaimana caranya belajar, peranan guru terutama adalah sebagai motivator, stimulator dan penunjuk jalan anak didik dalm hal belajar, sekolah adalah pusat kegiatan belajar masyarakat sekitar. Sehingga dalam rangka pandangan mengenai pandidikan sepanjang hayat, maka semua orang secara potensial merupakan anak didik.
Dengan adanya pendidikan sepanjang hayat diharapkan para peserta didik dapat mendidik dirinya sendiri ke arah pendewasaan di segala bidang kehidupan dan mampu menjadi manusia seutuhnya yang jujur dan berkeadilan.
Semoga Bermamfaat, Shukran Jazakallah Khairan@

DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas.(2003).Pendidikan Untuk Semua: Mari Belajar Sepanjang Hayat.Jakarta. Depdiknas
Dirto Hadisusanto, Suryanti Sidharto, Dwi Siswaya.(1995).Pengantar Ilmu Pendidikan.Yogyakarta.Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP YOGYAKARTA

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "MAKALAH HAKIKAT PENDIDIKAN SEPANJANG HAYAT"