LANJUTAN PENDIDIKAN SEKOLAH SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)
Pendidikan SMP merupakan pendidikan menengah yang berlangsung selama 3 tahun dan bersifat umum. Sebab itu penyelenggaraan SMP tidak banyak beda dari SD kelas 6. Mata pelajaran juga tidak banyak beda. Yang membedakan adalah bahwa setiap mata pelajaran lebih diperdalam.
Pelajaran matematika mulai membicarakan aljabar dan geometri. Pelajaran bahasa Daerah tidak diberikan lagi, tetapi bahasa Indonesia diperdalam. Juga bahasa Inggeris makin diajarkan secara intensif, seperti menggunakan bahasa Inggeris sebagai bahasa pengantar dalam mengajar bahasa itu.Dalam sains pelajaran ilmu fisika dan biologi lebih diperdalam dan di kelas 3 ditambah dengan ilmu kimia. Dalam IPS pendidikan kewarganegaraan makin memperkenalkan murid kepada berbagai aspek kehidupan masyarakat, antara lain pengetahuan adat istiadat di semua suku bangsa. Pelajaran geografi memperdalam pengetahuan tentang Indonesia dan negara lain. Pelajaran sejarah memperdalam sejarah nasional dan sejarah umat manusia.Di kelas 3 mulai diajarkan dasar-dasar ilmu ekonomi.Pelajaran olahraga membuat murid lebih menguasai praktek berbagai cabang olahraga.Dalam pelajaran seni memperdalam kemampuan menggambar dan seni suara serta seni musik.Dalam pelajaran agama juga dilakukan pendalaman.
Setiap mata pelajaran diajarkan oleh Guru Mata Pelajaran.Dan setiap kelas mempunyai Guru Kelas yang membimbing dan mengawasi perkembangan kepribadian murid.Pendidikan budi pekerti dilakukan dalam pengajaran setiap mata pelajaran.Di samping itu Guru Kelas mempunyai kewajiban khusus untuk lebih memperdalam pendidikan budi pekerti. Sebab itu sebaiknya Guru Kelas merangkap menjadi Guru MP kewarganegaraan.
Pendidikan di SMP merupakan dua hal sekali gus. Di satu pihak ia adalah penutup Pendidikan Dasar yang harus dialami setiap warga negara, di pihak lain ia adalah bagian pertama dari Pendidikan Menengah. Sebab itu ada yang memasukkan SMPsebagai bagian dari Pendidikan Dasar bersama SD, tetapi ada juga yang mengkategorikan SMPsebagai bagian Pendidikan Menengah.
Pendidikan SMP mulai mengembangkan independensi anak sehingga pembelajaran bukan semata-mata bersifat uraian Guru kepada murid, sebagaimana sekarang masih lazim dilakukan, tetapi sebaliknya murid yang lebih aktif mencari ilmu dengan Guru sebagai pembimbing. Untuk keperluan itu penggunaan komputer sangat penting karena memungkinkan murid mencari ilmu secara luas dan tidak hanya tergantung pada uraian Guru dan buku-buku yang ditetapkan di sekolahnya. Pembelajaran demikian memerlukan reorientasi pendidikan Guru karena besarnya perbedaan dari metode pembelajaran sebelumnya. Juga memerlukan perubahan kondisi mental para Guru yang harus melihat muridnya sebagai sesama atau partner dan tidak sebagai obyek pembelajaran belaka.
Mungkin mengingat jumlah SMP yang tidak sedikit timbul persoalan bagi Pemerintah dalam melengkapi semua SMP dengan komputer dan peralatan lainnya yang diperlukan.Namun untuk mengusahakan mutu pendidikan yang sesuai dengan perkembangan zaman, harus selalu ada usaha sungguh-sungguh untuk mewujudkannya.Dalam hal ini peran Komite Sekolah sangat penting. Cara pembelajaran sebagaimana diuraikan ini menimbulkan kondisi dan suasana pendidikan dan sekolah yang berbeda dari sebelumnya.Pimpinan sekolah perlu menciptakan suasana yang kondusif untuk mendukung hubungan pendidik dengan anakdidik yang erat, terbuka dan saling menghormati dan menghargai.
Dalam pembelajaran dengan murid yang lebih independen perlu diusahakan agar murid dapat mengembangkan diri sesuai dengan kemampuannya.Sebab itu perlu dibuka kesempatan bagi murid yang mampu belajar lebih cepat dari rata-rata temannya untuk menyelesaikan pendidikan di SMP dalam 2 tahun saja.Untuk itu diadakan kelas khusus yang sejak permulaan di kelas 1 diprogram untuk menyelesaikan pendidikan SMP dalam 2 tahun.Dibuka kesempatan kepada murid yang berminat untuk itu dan merasa mempunyai kemampuan untuk mendaftarkan diri.Setelah itu diteliti selama 6 bulan apakah memang kemampuan itu memadai.Apabila ternyata kurang memadai, murid itu dipindahkan kelas 1 biasa.
Setelah mengakhiri SMP murid mempunyai pilihan, yaitu melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) yang menyiapkannya menuju ke pendidikan tinggi atau menuju ke pendidikan kejuruan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang menyiapkannya menguasai satu kecakapan tertentu yang memungkinkannya langsung bekerja setelah mengakhiri pendidikan kejuruan itu.
Ada negara yang menganut pendapat bahwa pendidikan tinggi yang bersifat akademik hanya untuk orang-orang terpilih saja yang dinilai mempunyai kualitas intelek memadai.Di negara seperti itu seleksi ke pendidikan tinggi sudah dimulai sejak meninggalkan SMP.Maka negara melalui seleksi dengan ujian menetapkan lulusan SMP mana yang boleh menuju ke pendidikan menengah SMA sebagai persiapan pendidikan tinggi.Di negara itu ada pendapat bahwa tidak semua murid cocok untuk mengikuti pendidikan tinggi di universitas karena bakat pribadinya bukan akademis dan lebih bersifat praktis.
Di Singapore, umpamanya, diperlukan ijazah GCE-O level untuk dapat menempuh pendidikan persiapan ke universitas (Junior College 2 tahun atau Pre-University 3 tahun). Masih diperlukan lagi ijazah GCE-A level untuk dapat masuk universitas; ijazah itu diperoleh setelah ujian pada akhir pendidikan persiapan ke universitas.Dengan begitu dihilangkan pemborosan dalam berbagai aspek kalau setiap lulusan SMP menuju universitas.Juga masyarakat memperoleh manfaat lebih besar.Ada baiknya Indonesia juga mengusahakan sistem itu dengan menjadikan Ujian Nasional untuk SMP semacam ijazah GCE-O level.Sedangkan Ujian Nasional untuk SMA adalah semacam GCE-A level yang memungkinkannya menuju ke pendidikan universitas.
Di Indonesia dewasa ini ada pendapat bahwa pada tingkat SMP tidak tepat ada pendidikan kejuruan, dan semua SMP melaksanakan pendidikan umum.Alasan utama adalah bahwa pada umurnya yang umumnya 15 tahun, lulusan SMP belum termasuk angkatan kerja. Namun dalam kondisi Indonesia yang tidak sama bagi Jawa dan banyak daerah luar Jawa, pada waktu ini dirasakan ada kepentingan lulusan pendidikan menengah pertama sudah dapat bekerja. Juga banyak anak di daerah seperti itu masuk SD dengan umur yang lebih dari 7 tahun, jadi ketika lulus SMP ia sudah dalam umur siap bekerja. Tidak sedikit orang tua dan anak itu sendiri yang ingin secepat mungkin dapat bekerja dan memperoleh penghasilan.Juga kondisi ekonomi daerah itu memerlukan angkatan kerja yang terdidik, baik di pertanian maupun dunia usaha.
Selain itu perlu diperhatikan bahwa dalam kondisi umat manusia sekarang para murid perlu diberi kesempatan untuk mempunyai pilihan tentang pendidikan yang hendak ditempuh.Itu sudah harus berlaku sejak anak meninggalkan SD. Sebab itu, hanya tersedianya SMP dengan pendidikan umum merupakan pembatasan yang kurang sesuai dengan pemberian kesempatan ini.Sebab itu adalah lebih tepat kalau di samping SMP pendidikan umum juga mulai ada SMP dengan pendidikan kejuruan untuk membuka kesempatan memilih bagi murid setelah lulus SD.
Sebenarnya hal demikian sudah terjadi selama penjajahan Belanda dan saat permulaan kemerdekaan kita..Di zaman penjajahan Belanda terdapat banyak sekolah menengah pertama kejuruan, baik untuk jurusan teknik, pertanian, maupun ekonomi. Adalah kenyataan di waktu itu bahwa lulusan Sekolah Teknik Menengah, seperti KWS di Jakarta, KES di Surabaya dan TS di Semarang, dihargai masyarakat cukup tinggi, hal mana dapat dilihat dari gaji permulaan kalau mereka bekerja . Itu berarti bahwa memang sekolah menengah kejuruan langsung setelah SD ada manfaat positif bagi masyarakat dan warganya, khususnya kalau masyarakatnya belum cukup maju.
Sebab itu sebaiknya ada SMP Kejuruan di samping SMP Umum. Untuk mengetahui berapa besar minat anak Indonesia masuk SMP Kejuruan, sebaiknya mula-mula diadakan satu sekolah dalam satu provinsi .Kalau ternyata banyak murid memilih masuk sekolah itu, maka jumlahnya ditambah sesuai keperluan. Lagi pula, dengan kemajuan masyarakat mungkin minat masuk SMP Kejuruan akan lenyap dua puluh tahun mendatang.
SMP Kejuruan dibentuk dengan beberapa jurusan, seperti Pertanian, Teknik, Ekonomi, Pariwisata, Perikanan, Rumah Tangga.Murid SMP Kejuruan sejak kelas 1 sudah berada dalam jurusan pilihannya agar selama 3 tahun dapat sungguh-sungguh mendalami bidang yang dihadapi.Agar pendidikan ini benar-benar memberikan manfaat langsung, sebaiknya pembuatan kurikulum dan tenaga pengajar diambil dari lingkungan yang mendalami itu.Jadi untuk jurusan pertanian adalah Asosiasi Petani di daerah itu. Meskipun begitu juga sangat penting bahwa di semua jurusan ada pendidikan umum berupa pelajaran bahasa Indonesia, bahasa Inggeris, kewarganegaraan dan geografi serta sejarah Tanah Air , pelajaran olahraga, agama, dan pendidikan budi pekerti. Seperti di SMP Umum pengajaran diberikan Guru Mata Pelajaran yang pakar dalam bidang yang diajarkan.Selain itu ada Guru Kelas yang membimbing perkembangan kepribadian murid dan bertanggungjawab atas pendidikan budi pekerti. Apabila ada lulusan SMP Kejuruan berminat melanjutkan pendidikannya di SMA atau SMK, mungkin setelah bekerja 5 tahun, ia harus turut dan lulus Ujian Nasional SMP. Dengan begitu pendidikan kejuruan bukan menutup peluang untuk melanjutkan pendidikan.
Seperti di SD, juga di SMP pendidikan ekstra-kurikulum amat penting.Demikian pula faktor kepemimpinan dan manajemen sekolah sangat berpengaruh dalam penyelenggaraan pendidikan SMP dengan baik.Kepala Sekolah harus dipilih dari orang-orang yang dinilai mempunyai kemampuan itu.Juga peran orang tua murid sangat penting dalam penyelenggaraan SMP dengan baik.
Sekolah Menengah Atas (SMA)
Setelah menyelesaikan SMP dan lulus Ujian Nasionalnya, anak-anak kita melanjutkan pendidikan mereka.Terbuka dua kemungkinan untuk melanjutkan belajar, yaitu ke Sekolah Menengah Atas (SMA) atau ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
SMA adalah pendidikan umum yang berlangsung selama 3 tahun untuk menyiapkan anak ke Pendidikan Tinggi. Jadi SMA pada dasarnya adalah pendidikan persiapan untuk Pendidikan Tinggi (pre-university, Pre-U).
Akan tetapi ada kemungkinan anak itu mau lekas bekerja dan untuk itu memerlukan menguasai satu kecakapan atau kejuruan. Kalau ia bermaksud untuk cepat bekerja, maka ia akan ke SMK di mana ia akan memperoleh kecakapan yang bersangkutan dengan bidang pekerjaan yang ia ingin masuki.
Pendidikan SMA termasuk pendidikan umum (general education) yang berbeda dari pendidikan kejuruan (vocational education) . Pendidikan umum atau juga disebut pendidikan akademis merupakan landasan bagi penguasaan ilmu pengetahuan secara baik sebagai persiapan untuk menempuh pendidikan tinggi secara efektif di masa depan. Hal itu harus tercermin dalam penyusunan kurikulum SMA.
Harus ditumbuhkan kemampuan berpikir rasional dan analitis untuk dapat mendalami dan menguasai ilmu pengetahuan.Kemampuan berpikir harus dibarengi dengan keberanian berpikir untuk mendalami serta menyempurnakan sesuatu yang sudah ada.Untuk menyempurnakan diperlukan kemampuan berpikir kritis yang positif.Kemampuan dan keberanian berpikir juga diperlukan untuk mewujudkan kreativitas dan inovasi. Namun kreativitas dalam berpikir perlu ditunjang dengan kemampuan berbuat agar supaya hasil pemikiran dapat membentuk realitas atau kenyataan.
Agar pikiran dan perbuatan tidak pernah lepas dari lingkungan siswa berada, maka diperlukan pengembangan perasaan sebagai pengawas terhadap dua aktivitas. Ini semua, yaitu pikiran-perbuatan-perasaaan membentuk karakter siswa yang sangat diperlukan untuk menjadi ilmuwan yang produktif, sekali gus menjadi warga masyarakat dan warga negara yang berguna. Maka pendidikan akademis membentuk pribadi utuh dengan menguatkan fungsi baik otak kanan dan otak kiri maupun seluruh tubuh siswa.
Pengembangan karakter para siswa SMA sangat dipengaruhi oleh suasana sekolah yang ditumbuhkan pimpinan sekolah, juga oleh sikap para guru dan pembimbing yang memungkinkan siswa secara bebas tetapi teratur mengembangkan pikiran dan perbuatan. Hal ini akan menentukan mutu pendidikan dan akademis yang sebaiknya dikembangkan semua SMA di Indonesia.
Pendidikan SMA pada dasarnya melanjutkan pendidikan SMP dengan mendalami dan memperluas pembelajaran mata pelajaran. Sebab itu ada sistem sekolah di negara lain yang menyatukan pendidikan SMP dan SMA, seperti gymnasium di Eropa. Ada pula yang menyatukan pendidikan SMP dan SMA dengan menjadikannya Sekolah Menengah selama 5 tahun, seperti HBS di Belanda.
Di kelas 1 SMA kurikulum menyangkut mata pelajaran yang sudah dikenal dari SMP, khususnya SMP kelas 3. Pelajaran matematika geometri meluas menjadi stereometri dan trigonometri, sedangkan aljabar sangat diperdalam.Dalam ilmu pengetahuan alam (IPA) terus diberikan ilmu fisika, kimia dan biologi, dengan lebih luas dan dalam.Dalam ilmu pengetahuan sosial (IPS) juga diberikan pelajaran kewarganegaraan yang diperluas dengan pengetahuan hukum.Ilmu ekonomi makin diperluas dan diperdalam, demikian pula pelajaran sejarah dan geografi.
Bahasa Indonesia tetap merupakan pelajaran penting dan makin diperdalam dengan membicarakan sastra. Karang-mengarang, bicara depan umum dan diskusi makin diintensifkan. Bahasa Inggeris juga makin diperdalam dengan digunakan secara aktif dalam pemberian pelajaran. Demikian pula disertai karang-mengarang, bicara depan umum dan diskusi. Dibuka kesempatan untuk mempelajari bahasa asing lain, yaitu bahasa Mandarin, Jepang, Perancis atau Spanyol. Setiap siswa diberikan kesempatan memilih bahasa asing tambahan yang ingin diperdalam.
Pelajaran olahraga pun makin diperdalam praktek dan teorinya serta meliputi berbagai cabang olahraga.Pelajaran seni makin intensif, demikian pula pelajaran agama. Seperti di SMP pembelajaran yang memperkuat independensi murid dilanjutkan di SMA.Malahan hal ini menjadi lebih menonjol di SMA karena murid makin bertambah umur dan pengalaman sehingga pembelajaran demikian lebih merangsang kepadanya untuk mencari ilmu. Penggunaan komputer menjadi makin menonjol dan peran Guru sebagai pembimbing menjadi lebih kompleks.
Pada akhir kelas 1 diadakan seleksi apakah murid benar-benar cocok untuk Pendidikan Tinggi. Kalau dinilai kurang cocok karena tidak menunjukkan hasil akademis yang memadai, maka ia dapat mengulang di kelas 1 dan tahun berikutnya ikut seleksi lagi atau pindah ke SMK untuk menguasai satu kejuruan sebagai bekal untuk langsung bekerja. Seleksi ini penting untuk memperoleh kader ilmu pengetahuan yang tangguh.Namun ini tidak berarti bahwa pendidikan ilmu pengetahuan lebih penting bagi bangsa dan masyarakat dari pada pendidikan kejuruan.Indonesia memerlukan kader yang tangguh baik dalam penguasaan ilmu pengetahuan maupun untuk penguasaan kejuruan.Maka seleksi ini adalah jalan penting untuk mengelola sumber daya manusia lebih efisien, sesuai dengan bakat masing-masing.
Kelas 2 dan 3 SMA merupakan pendidikan persiapan ke pendidikan tinggi (pre-univeristy ). Ujian seleksi pada akhir tahun ke 1, selain melakukan seleksi untuk persiapan Pendidikan Tinggi juga untuk menentukan apakah murid itu sebaiknya masuk pendidikan dengan titik berat IPA atau IPS. Sesuai dengan hasil ujian itu setiap siswa yang akan ke kelas 2 disarankan untuk meneruskan ke studi bertitikberat IPA atau IPS. Akan tetapi juga harus diperhatikan minat siswa itu hendak menuju Pendidikan Tinggi yang bagaimana.Tidak mustahil, bahwa ada siswa yang kuat dalam IPA maupun IPS dan ingin melanjutkan ke pendidikan tinggi dengan titik berat IPS, seperti studi sejarah.Maka sebaiknya siswa itu dimungkinkan melanjutkan ke kelas 2 dengan titikberat IPS.
Masuk kelas 2 diadakan penjurusan sesuai dengan bakat murid dan tujuannya nanti di pendidikan tinggi. Ada yang masuk kelas 2 dengan titik berat IPA,.ada pula kelas 2 dengan titik berat IPS. Mungkin ada murid yang tadinya ingin ke Pendidikan Tinggi yang intinya teknologi dan karena itu memilih ke kelas 2 IPA, tetapi karena hasilnya dalam pelajaran IPA kurang menunjukkan kemampuan memadai dalam penguasaan pelajaran itu, maka ia akan diminta untuk masuk kelas 2 IPS. Dengan begitu ia harus mengalihkan tujuannya dalam Pendidikan Tinggi. Kemudian setelah menyelesaikan kelas 2 dilanjutkan ke kelas 3.Baik jurusan IPA maupun IPS harus memberikan landasan kokoh untuk menempuh Pendidikan Tinggi kemudian.
Untuk menggunakan waktu pendidikan secara efektif sesuai dengan kemampuan belajar murid, maka dimungkinkan pembentukan bagian SMA yang waktunya dipercepat menjadi 2 tahun.Sebab tidak mustahil ada murid yang mempunyai kemampuan belajar cepat sehingga dengan kemampuan itu dapat mengakhiri dengan baik pendidikan SMA dalam dua tahun.Dalam hal ini dibentuk kelas khusus setelah melampaui kelas 1 yang dalam setahun menyiapkan siswa SMA itu menyelesaikan pendidikan.Seleksi terhadap siswa yang masuk kelas khusus itu sudah dimulai sepanjang pendidikan kelas 1.Guru Pembimbing Kelas mengikuti dengan cermat kemampuan belajar setiap siswa.Ujian seleksi pada akhir kelas 1 digunakan untuk mmperkuat hasil pengawasan itu sehingga dapat ditentukan siswa mana yang dapat masuk ke kelas khusus tersebut. Dengan begitu ada kemungkinan bagi murid yang cerdas dan mampu belajar cepat untuk menyelesaikan pendidikan menengah dalam 4 tahun, yaitu 2 tahun SMP dan 2 tahun SMA.
Di samping kegiatan kurikuler yang berjalan selama 3 tahun SMA juga mengadakan kegiatan ekstra-kurikuler bagi semua siswa.Kegiatan ekstra-kurikuler bertujuan untuk membentuk pribadi siswa yang utuh yang tidak hanya berminta pada pelajaran di kelas. Dikembangkan berbagai kegiatan, seperti berbagai cabang olahraga, yang meningkatkan kemampuan olahraga siswa dan membentuk tim cabang olahraga yang mempertahankan nama SMA-nya dalam kompetisi cabang olahraga tersebut, baik secara kota atau bahkan nasional.
Seperti di Jepang sudah lama terkenal kompetisi baseball antara Sekolah Lanjutan Atas seluruh Jepang. Dimulai di tiap-tiap kota yang juaranya bertanding ditingkat provinsi untuk menjadi juara provinsi, kemudian juara-juara provinsi bertanding di Osaka untuk menentukan juara nasional. Kegiatan olahraga lain juga sama kuatnya, dan itu semua sangat bermanfaat bagi pembentukan pribadi siswa. Selain itu dapat dikembangkan klub seni tari, seni suara, klub sastra dengan kegiatan peningkatan penguasaan bahasa Indonesia melalui kegiatan debat dan public speaking, meningkatkan penguasaan bahasa asing seperti bahasa Inggeris, bahasa Mandarin, bahasa Jepang, dan lainnya. Kegiatan ekstra-kurikulum yang baik sangat menentukan mutu SMA karena dapat mengembangkan kepribadian siswa secara lebih utuh dan lengkap. Dengan begitu ia juga lebih siap untuk mengikuti pendidikan tinggi.
Pada akhir kelas 3 diadakan ujian.Pada waktu ini Ujian Nasional sebagaimana ditetapkan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) menimbulkan perdebatan seru antara mereka yang tidak setuju dengan Ujian Nasional dan mereka yang mempertahankan Ujian Nasional.Mereka yang mengintroduksi dan mempertahankan kegunaan Ujian Nasional mengatakan bahwa perlu ada penentuan standard pendidikan yang berlaku secara nasional.Atas hasil Ujian Nasional dapat dilihat bagaimana kondisi pendidikan SMA di seluruh Indonesia.Kemudian dengan informasi itu dapat dilakukan perbaikan pendidikan secara nasional atau untuk daerah-daerah tertentu. Hasil Ujian Nasional sekarang menjadi penentu kelulusan SMA dan sekali gus berfungsi untuk masuk pendidikan tinggi.
Mereka yang mengecam dan menolak Ujian Nasional berpendapat bahwa tidak wajar dan tidak adil menentukan kelulusan SMA atas ujian yang hanya menyangkut beberapa mata pelajaran saja. Padahal pendidikan SMA merupakan proses yang berlangsung selama tiga tahun menyangkut banyak mata pelajaran. Mereka menunjukkan adanya pelajar yang tinggi angka-angkanya sehari-hari, tetapi gagal lulus Ujian Nasional karena kurang di satu mata pelajaran saja.Sebab itu mereka anggap Ujian Nasional tidak adil dan absurd. Juga Ujian Nasional sebagai penetapan murid lulus SMA tidak adil, karena pendidikan SMA tidak sama antara Jawa dengan Papua umpamanya. Bahkan antara SMA di dalam kota Jakarta dengan SMA di daerah pinggiran Jakarta saja sudah berbeda mutunya. Sebab itu tidak adil kalau Ujian Nasional ditetapkan sebagai kelulusan SMA.
Sebenarnya kedua pihak ada benarnya.Memang sebagai bangsa kita harus mempunyai standard pendidikan tertentu, dalam hal ini menyangkut SMA.Dan mereka benar juga bahwa dari sudut praktis tak mungkin menguji semua mata pelajaran dalam Ujian Nasional.Selain itu Ujian Nasional diperlukan sebagai syarat Pendidikan Tinggi. Akan tetapi di pihak lain adalah benar pula bahwa kelulusan seorang tidak dapat dibatasi pada ujian atau test sesaat atas sedikit mata pelajaran. Sebab perlu dibedakan antara lulus sekolah dan dapat masuk pendidikan tinggi.
Sebab itu sebaiknya ada dua macam ujian, yaitu Ujian Sekolah dan Ujian Nasional. Ujian Sekolah diselenggarakan oleh tiap-tiap sekolah untuk menetapkan murid itu lulus pendidikan di sekolah itu. Pimpinan Sekolah mempunyai wewenang mengatur dan menyelnggarakan Ujian Sekolah dan menetapkan siapa yang lulus atau tidak. Dengan sendirinya, sekalipun pimpinan Sekolah mempunyai wewenang menyelenggarakan Ujian Sekolah, ia harus memperhatikan kaidah umum yang berlaku bagi kelulusan SMA yang ditetapkan secara terpusat.Kemudian mereka yang lulus Ujian Sekolah dapat mengikuti Ujian Nasional untuk masuk Pendidikan Tinggi.Ujian Nasional diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat c.q. Departemen Pendidikan Nasional, sekalipun dilakukan di daerah.
Adalah wewenang Depdiknas untuk menentukan orang lulus Ujian Nasional atau tidak. Dengan begitu sekali gus dilakukan seleksi untuk masuk Pendidikan Tinggi. Tidak ada lagi rasa ketidakadilan karena murid sudah diuji dulu oleh sekolahnya. Maka kalau tidak lulus Ujian Sekolah dengan sendirinya ia tidak dapat maju ke Ujian Nasional. Sedangkan tidak ada lagi alasan menolak Ujian Nasional dengan alasan bahwa ada murid berbakat malahan gagal di Ujian Nasional.Kalau ada murid yang dikatakan berbakat terbukti gagal di Ujian Nasional, maka itu berarti bahwa penilaian “berbakat” itu tidak memadai.
SMA diselenggarakan Pemerintah maupun swasta dengan syarat bahwa mutu pendidikan harus selalu dipegang teguh. Jangan sampai ada SMA yang dibuka hanya untuk kepentingan sekumpulan orang tanpa ada rasa tanggungjawab dalam menjaga mutu pendidikan.Pengawasan Pemerintah terhadap penyelenggaraan SMA harus ketat, baik terhadap SMA Negeri maupun SMA Swasta.Tanpa itu pendidikan SMA merupakan pemborosan belaka yang merugikan anak didik dan masyarakat.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Sampai belum lama ini ada pendapat di sementara kalangan bahwa pendidikan kejuruan lebih rendah dari pendidikan umum atau akademis.Sering alasannya adalah bahwa hanya melalui pendidikan umum, yaitu SMA, orang dapat masuk pendidikan tinggi.
Pendapat demikian adalah berorientasi status sosial belaka dan sebab itu salah. Sebaliknya pendidikan kejuruan mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan setiap bangsa, khususnya dalam zaman sekarang dan masa depan. Lulusan pendidikan kejuruan dengan kecakapan yang tinggi menjadi kader menengah yang efektif pekerjaannya dalam setiap usaha dan menjamin adanya produktivitas nasional tinggi. Sebab tidak mungkin kader yang lulusan pendidikan tinggi dapat melakukan fungsi pimpinan usaha dan sekali gus juga langsung memimpin proses produksi tanpa bantuan kader menengah yang cakap. Itu sebabnya di banyak negara maju lulusan pendidikan kejuruan yang baik dicari oleh perusahaan dan memperoleh penghasilan yang tidak kalah, bahkan ada yang lebih tinggi, dari lulusan pendidikan tinggi yang baru mulai bekerja dan belum berpengalaman.
Itu sebabnya Indonesia juga sangat memerlukan pendidikan kejuruan yang banyak dan bermutu, menyangkut berbagai cabang profesi.Selain itu lulusan Pendidikan Menengah kejuruan memang tidak langsung masuk ke Pendidikan Tinggi setelah lulus SMK.Akan tetapi setelah menjalankan pekerjaannya seorang lulusan SMK yang berminat melanjutkan ke Pendidikan Tinggi dapat melakukan itu dengan memenuhi syarat yang ditetapkan Pendidikan Tinggi.Sistem pendidikan sekolah harus bersifat terbuka dan memberikan kemungkinan kepada siapa saja memasuki Pendidikan Tinggi, asalkan memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan.Dalam syarat itu faktor pengalaman bekerja tidak dapat diabaikan dan harus pula diperhitungkan sebagai faktor yang meningkatkan kemampuan orang tersebut. Di Jerman seorang yang cukup lama bekerja di pabrik dan menunjukkan prestasi tinggi dalam pekerjaannya, tanpa mempunyai ijazah Abitur (tanda lulus gymnasium) dapat masuk pendidikan tinggi setelah melewati beberapa syarat.
Maka tidak benar untuk menganggap pendidikan kejuruan lebih rendah dari pendidikan akademis.Yang benar adalah bahwa setiap pendidikan mempunyai fungsinya sendiri bagi kehidupan bangsa.Dan jelas bahwa bangsa Indonesia sangat memerlukan pendidikan kejuruan yang luas dan bermutu agar dapat mengembangkan daya saing tinggi dalam era globalisasi.
SMK sekarang merupakan sebutan kumpulan pendidikan bagi aneka ragam kejuruan.Di SMK dapat diadakan pendidikan untuk kejuruan ekonomi (yang dulu di Sekolah Dagang dan SMEA), teknik (dulu Sek.Teknik), rumahtangga (dulu SKP), kepariwisataan dan lainnya.Akan tetapi para pengarah pendidikan tidak memasukkan pendidikan guru dalam SMK, sekalipun dulu ada SGA, SGPD dan lainnya.Mereka berpendapat bahwa pendidikan guru harus masuk pendidikan tinggi dan bukan pendidikan menengah.
SMK mempunyai fungsi penting untuk mendidik dan membentuk kader tingkat menengah bagi berbagai kegiatan produksi bangsa.Maka boleh dikatakan bahwa produktivitas Indonesia sangat tergantung kemampuan SMK membentuk kader itu.
Dalam kenyataan hingga belum lama ini SMK kurang dapat memenuhi tuntutan itu secara memuaskan, kecuali beberapa SMK yang lulusannya dicari dan diburu oleh banyak perusahaan.Pada umumnya SMK dinilai kurang dapat memberikan kecakapan kejuruan yang diperlukan dunia industri.Bahkan ada perusahaan yang memilih merekrut lulusan SMA dan kemudian dilengkapi dengan latihan sendiri dalam perusahaan, ketimbang merekrut lulusan SMK.
Kalau hal ini tidak diperbaiki, maka mayoritas SMK hanya merupakan pemborosan uang dan waktu belaka yang sangat merugikan masyarakat dan anak didik.Sebab itu sudah sangat jauh waktunya untuk membawa SMK melaksanakan fungsinya yang sebenarnya. Hasil didiknya harus menjadi tumpuan produktivitas perusahaan yang dicari oleh banyak perusahaan..
Untuk meningkatkan mutu SMK harus ada syarat bahwa untuk lulus SMK murid itu harus menempuh dan lulus ujian dalam kejuruannya.Ujian ini dilakukan Asosiasi Profesi bersangkutan (sebagai anggota Kamar Dagang dan Industri, KADIN) bersama Pemerintah Pusat.Maka ujian ini dapat disamakan dengan Ujian Nasional bagi murid SMA. Hasil lulus ujian itu memberikan kepada lulusan SMK satu ijazah atau certificate yang dikeluarkan Asosiasi Profesi tersebut. Dengan ijazah itu lulusan SMK dapat diterima perusahaan yang memerlukan keahliannya di mana saja, bahkan di luar Indonesia kalau Asosiasi Profesi itu anggota Asosiasi Profesi Internasional atau ASEAN.
Semua SMK dengan begitu dimotivasi dan didorong untuk mendidik dan membentuk muridnya sesuai dengan syarat-syarat yang diletakkan Asosiasi Profesi.Karena memiliki ijazah Asosiasi Profesi berarti jaminan mendapat pekerjaan yang sesuai dengan kecakapan serta mendapat penghasilan yang memadai.Makin banyak lulusannya memenuhi tuntutan itu, makin tinggi penilaian umum terhadap SMK tersebut.Sekarang sudah ada beberapa SMK dengan kemampuan demikian, seperti SMK jurusan teknik milik kaum Katolik di Solo, SMK yang diselenggarakan PT PAL di Sidoarjo, SMK jurusan pariwisata di Bali.Tetapi mayoritas SMK masih harus berbenah diri untuk mencapai kondisi itu.
Pendidikan SMK yang bertitikberat pada pembentukan kecakapan kejuruan tidak boleh mengabaikan hal-hal yang pada umumnya juga diperlukan seorang untuk bekerja baik.Sebab itu pembentukan karakter seperti telah diuraikan dalam penyelenggaraan SMA, juga berlaku di SMK, yaitu kemampuanb berpikir, berbuat dan berperasaan.Penguasaan bahasa juga penting bagi lulusan SMK, baik bahasa Indonesia, Inggeris dan asing lainnya.
Kegiatan ekstra-kurikuler juga perlu dikembangkan, sebagaimana di SMA.Meskipun mungkin cabang kegiatan tidak seperti SMA.Olahraga penting dalam kegiatan ini, mungkin juga kegiatan bahasa.Namun hal-hal yang bersangkutan dengan profesi harus mendapat perhatian lebih banyak di SMK.
Peningkatan mutu SMK juga banyak tergantung Pemerintah, Pusat maupun Daerah, karena kurang ada perhatian yang memadai terhadap SMK, sebagaimana sudah diuraikan di atas.Keadaan itu menimbulkan suasana seakan-akan SMK adalah pendidikan kelas buntut, karena yang diperhatikan hanya SMA dan SMP. Padahal untuk keperluan masa depan bangsa SMK mempunyai peran yang amat penting. Sebab itu di samping harus peningkatan kualitas juga harus lebih banyak SMK dibuka oleh Pemerintah dan swasta.Ini sangat berpengaruh terhadap produksi nasional dan daya saing Indonesia di dunia internasional.Karena penyelenggaraan SMK memerlukan investasi dan biaya operasi yang tidak sedikit, maka dalam kondisi masyarakat Indonesia sekarang tidak dapat diharapkan pihak Swasta membuka SMK kecuali mereka yang kuat modalnya.Sebab itu Pemerintah, baik Pusat dan Daerah, harus lebih banyak membuka SMK.
Madrasah
Di Indonesia umat Islam menyelenggarakan pendidikan dalam Madrasah untuk menjamin agar kaum muda mendapat pendidikan agama Islam secara baik.Madrasah juga merupakan bagian dari Sistem Sekolah di Indonesia yang tidak kalah pentingnya dari sekolah lainnya.Dalam Madrasah ada tingkat Ibtidaiyah, Tsanawiyah, dan Aliyah, yang masing-masing setingkat dengan SD, SMP dan SMA.Banyak anak Indonesia yang mengikuti pendidikan Madrasah.
Oleh karena jumlah anak Indonesia yang belajar di Madrasah cukup banyak, baik di Madrasah Negeri maupun Swasta, maka masa depan bangsa Indonesia turut ditentukan oleh pendidikan di Madrasah. Perlu disadari bahwa anak Indonesia masuk Madrasah tidak hanya untuk menjadi Guru Agama. Banyak dari mereka, bahkan terbanyak, ingin membangun masa depan sesuai dengan perkembangan bangsa dan umat manusia. Dalam kehidupan umat manusia sekarang jelas sekali bahwa kehidupan satu bangsa banyak dipengaruhi kemampuan produksi.
Dan itu sangat dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang.Banyak anak Indonesia yang sekolah di Madrasah juga ingin menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi untuk membangun hidupnya. Kalau pendidikan yang diperoleh anak Indonesia kurang memperhatikan faktor itu, maka ia tidak dipersiapkan secara memadai untuk menghadapi kehidupannya di masa ia dewasa. Dan bila ini menyangkut jumlah anak yang banyak, maka dampaknya luas sekali pada bangsa.Selain dampak kemampuan kerja, juga dampak membangun penghasilan memadai.Bahkan tidak mustahil bahwa ada dampak psikologi yang berakibat menguatnya rasa inferior yang kemudian mencari kompensasi dalam berbagai saluran dan bentuk negatif.
Hingga kini baru sebagian kecil Madrasah melaksanakan pendidikan umum dalam jumlah dan mutu yang memadai, baik di tingkat Ibtidaiyah, Tsanawiyah atau Aliyah.Perlu perhatian lebih banyak dari para Pembina Madrasah agar hal itu berubah sehingga anak Islam yang belajar di Madrasah juga disiapkan dengan semestinya untuk menghadapi masa depannya.Selama tidak atau belum dilakukan maka tidak saja ada perlakuan tidak adil terhadap begita banyak anak Islam, tetapi juga ditimbulkan kerawanan kepada bangsa, secara sadar atau tidak.
Membuat Madrasah melakukan pendidikan umum yang baik bukan hal mustahil, sebagaimana dibuktikan oleh Madrasah yang telah melakukannya dengan hasil baik.Bahkan di daerah tertentu ada Aliyah yang lebih unggul dari SMA Karena pendidikan Madrasah diawasi oleh Departemen Agama, maka departemen tersebut mempunyai tanggungjawab pengawasan dan pembinaan Madrasah yang harus dijalankan lebih saksama.Kita semua berharap bahwa mayoritas Madrasah dalam waktu sesingkatnya mempunyai mutu pendidikan umum yang setingkat dengan standard SD, SMP dan SMA di Indonesia.Karena Madrasah banyak diselenggarakan oleh swasta, maka Depag juga harus mengawasi mereka dengan saksama.Semoga para pemimpin Islam menyadari bahwa mutu umat Islam Indonesia banyak dipengaruhi oleh keberhasilan menyelenggarakan pendidikan di Madrasah secara lebih baik.
Sekolah Luar Biasa.
Sistem Sekolah di Indonesia perlu memperhatikan adanya Sekolah Luar Biasa dalam jumlah dan mutu yang memadai untuk memungkinkan para anak penderita cacad memperoleh pendidikan.Harus dihilangkan pendapat bahwa orang cacad tidak dapat dan tidak perlu belajar, dan tidak dapat berfungsi produktif dalam masyarakat. Stephen Hawkins, pakar Inggeris dalam sains, membuktikan bahwa orang cacad yang tidak dapat bergerak dan bicara normal tidak kalah jasanya dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Sekolah Luar Biasa memerlukan guru-guru yang jauh lebih cakap dari guru yang mengajar di sekolah biasa.Sebab itu mereka dididik secara khusus dan harus mendapat kompensasi gaji yang juga melebihi guru sekolah biasa. Pemerintah harus ambil tanggungjawab besar dalam penyelenggaraan macam-macam Sekolah Luar Biasa. Di samping itu merangsang pihak swasta untuk melakukan hal sama.
Aneka Ragam Kursus.
Masyarakat juga memerlukan aneka ragam Kursus yang memberikan pendidikan keahlian yang tidak dilakukan di sekolah atau dapat menambah kecakapan yang diperoleh di sekolah. Adalah kenyataan bahwa banyak anak kita tidak melanjutkan pendidikan ke sekolah lebih atas karena berbagai alasan.Banyak dari mereka menghendaki penguasaan satu keahlian untuk dapat hidup dalam masyarakat.Kita lihat banyaknya kursus yang melatih kaum wanita untuk bekerja di salon rambut.Banyak gadis yang masuk kursus itu adalah lulusan SMP atau SMA tetapi tidak melanjutkan sekolah. Hal lain adalah kursus mengemudi yang melatih orang untuk cakap mengemudi kendaraan bermotor. Mereka yang ikut kursus itu memerlukan kecakapan itu untuk membuat pekerjaan jadi sopir atau ada yang sekedar ingin cakap mengemudi untuk melengkapi kehidupannya.Banyak kursus-kursus lainnya yang melakukan hal serupa.
Juga ada kursus yang dikunjungi orang untuk menambah kecakapan yang diperoleh di sekolah, karena menganggap bahwa kecakapan yang diberikan sekolah masih kurang memadai.Ada banyak kursus bahasa Inggeris dan bahasa asing lainnya, ada kursus komputer, dan lainnya.Yang cukup penting di antara kursus ini adalah kursus Bimbingan Belajar yang dikunjungi anak-anak sekolah agar lebih pandai dan siap menghadapi ujian.
Berbagai kursus ini penting kehadirannya bagi masyarakat.Sebab itu Pemerintah harus mengawasi bahwa kursus-kursus itu dikerjakan dengan baik oleh pemiliknya dan tidak menjadi tempat untuk menipu orang-orang yang ingin belajar sesuatu. Harus diakui bahwa eksistensi kursus-kursus itu juga turut meningkatkan produktivitas bangsa kalau diselenggarakan dengan baik. Fungsi Lembaga Sekolah
- Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan anak didik
- Spesialisasi dalam bidang pendidikan dan pengajaran
- Efisiensi. Pendidikan dilakukan dalam program yang tertentu dan sistematis, juga jumlah anak didik dalam jumlah besar akan memberikan efisiensi bagi pendidikan anak dan juga bagi orang tua.
- Sosialisasi, yaitu proses perkembangan individu menjadi makhluk sosial yang mampu beradaptasi dengan masyarakat.
- Konservasi dan transmisi kultural, yaitu pemeliharaan warisan budaya. Dapat dilakukan dengan pencarian dan penyampaian budaya pada anak didik selaku generasi muda.
- Transisi dari rumah ke masyarakat. Sekolah menjadi tempat anak untuk melatih berdiri sendiri dan tanggung jawab anak sebagai persiapan untuk terjun ke masyarakat.
Peranan Lembaga Sekolah
- Tempat anak didik belajar bergaul, baik sesamanya, dengan guru dan dengan karyawan.
- Tempat anak didik belajar mentaati peraturan sekolah.
- Mempersiapkan anak didik untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi agama, bangsa dan agama.
Tanggung Jawab Sekolah
- Tanggung jawab formal kelembagaan sesuai dengan fungsi dan tujuan yang ditetapkan menurut ketentuan yang berlaku.
- Tanggung jawab keilmuan berdasarkan bentuk, isi, tujuan dan tingkat pendidikan.
- Tanggung jawab fungsional adalah tanggung jawab profesional pengelola dan pelaksana pendidikan yang menerima ketetapan ini berdasarkan ketentuan jabatannya.
Sifat-sifat Lembaga Pendidikan Sekolah
- Tumbuh sesudah keluarga (pendidikan kedua), maksudnya sekolah memikul tanggung jawab dari keluarga untuk mendidik anak-anak mereka.
- Lembaga Pendidikan Formal, dalam arti memiliki program yang jelas, teratur dan resmi.
- Lembaga pendidikan tidak bersifat kodrati. Maksudnya hubungan antara guru dan murid bersifat dinas, bukan sebagai hubungan darah.
Semoga Bermamfaat, Shukran Jazakallah Khairan@
0 Response to "LANJUTAN PENDIDIKAN SEKOLAH SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)"
Post a Comment