ALIRAN ALIRAN PENDIDIKAN
Pengertian aliran pendidikan
Aliran-aliran pendidikan adalah pemikiran-pemikiran yang membawa pembaharuan pendidikan. Aliran-aliran pendidikan telah dimulai sejak awal hidup manusia, karena setiap kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi muda keturunannya yang memerlukan kehidupan yang lebih baik dari orang tuanya. Didalam berbagai kepustakaan tentang aliran-aliran pendidikan, pemikiran-pemikiran tentang pendidikan telah dimulai dari aman yunani kuno sampai sekarang.
Macam-macam aliran pendidikan itu hanya dibatasi pada beberapa rumpun aliran klasik saja, yaitu:
1. Aliran empirisme
Aliran empirisme bertolak dari lockean tradition yang mementingkan stimulasi eksternal dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung pada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan.
2. Aliran nativisme
Aliran nativisme bertolak dari Leibnitzion Tradition yang menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga factor lingkungan, termasuk faktor pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak.
3. Aliran naturalisme
Pandangan yang ada persamaannya dengan nativisme adalah aliran naturalism yang dipelopori oleh seorang filsuf prancis J.J Rousseau. Berbeda dengan Schopenhauer, Rousseau berpendapat bahwa semua anak yang baru dilahirkan mempunyai pembawaan buruk.
Menurut teori konvergensi
a. Pendidikan mungkin untuk dilaksanakan
b. Pendidikan di artikan sebagai pertolongan yang diberikan lingkungan kepada anak didik untuk mengembangkan potensi yang baik dan mencegah berkembangnya potensi yang baik dan mencegah berkembangnya potensi yang kurang baik.
c. Yang mengatasi hasil pendidikan adalah pembawaan dan lingkungan.
PENDIDIKAN FORMAL
Pengertian pendidikan formal
Pendidikan jalur formal adalah kegiatan yang sistematis, berstruktur, bertingkat dimulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi dan yang setaraf dengannya; termasuk didalamnya adalah kegiatan studi yang berorientasi akademis dan umum, program spesialisasi, dan latihan profesional yang dilaksanakan dalam waktu yang terus menerus.
Manfaat dan fungsi pendidikan:
1. Melatih Kemampuan Kemampuan Akademis Anak (Biar Pintar)
2. Menggembleng dan Memperkuat Mental, Fisik dan Disiplin
3. Memperkenalkan Tanggung Jawab
4. Membangun Jiwa Sosial dan Jaringan Pertemanan
5. Sebagai Identitas Diri
6. Sarana Mengembangkan Diri dan Berkreativitas
Karakteristik Proses Pendidikan
Ada beberapaKrateristik proses pendidikan yang berlangsung di sekolah yaitu;
1. Pendidikan diselengarakan secara khusus dan dibagin atas jenjang yang memiliki hubungan hierarki
2. Usia anak didik di suatu jenjang pendidikan relative homogen.
3. Waktu pendidikan relatif lama sesuai dengan program pendidikan yang harus diselesaikan.
4. Materi atau isi pendidikan lebih banyak bersifat akademis dan umum.
5. Adanya penekanan tentang kualitas pendidikan sebagai jawaban kebutuhan dimasa yang akan datang. Satuan Penyelenggaraan Pendidikan
1. TK (Taman kanak-kanak)
adalah jenjang pendidikan anak usia dini (yakni usia 6 tahun atau di bawahnya) dalam bentuk pendidikan formal.
2. SD (Sekolah Dasar)
adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Saat ini murid kelas 6 diwajibkan mengikuti Ujian Nasional (dahulu Ebtanas) yang memengaruhi kelulusan siswa. Lulusan sekolah dasar dapat melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah pertama (atau sederajat).
3. SMP (Sekolah Menengah Pertama) (disingkat SMP, Bahasa Inggris: junior high school) adalah jenjang pendidikan dasar pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus sekolah dasar (atau sederajat). Sekolah menengah pertama ditempuh dalam waktu 3 tahun, mulai dari kelas 7 sampai kelas 9.
4. SMA (Sekolah Menengah Atas)
(disingkatSMA; bahasaInggris: Senior High School), adalah jenjang pendidikan menengah pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Menengah Pertama (atausederajat). Sekolah menengah atas ditempuh dalam waktu 3 tahun, mulaidarikelas 10 sampai kelas 12.
5. Perguruan tinggi
adalah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan tinggi. Peserta didik perguruan tinggi disebut mahasiswa, sedangkan tenaga pendidik perguruan tinggi disebut dosen. Menurut jenisnya, perguruan tinggi dibagi menjadi dua:
· Perguruan tinggi negeri adalah perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh pemerintah.
· Perguruan tinggi swasta adalah perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh pihak swasta.
· Pengelolaan dan regulasi perguruan tinggi di Indonesia dilakukan oleh Kementerian Pendidikan Nasional. Rektor Perguruan Tinggi Negeri merupakan pejabat eselon di bawah Menteri Pendidikan Nasional.
· Selain itu juga terdapat perguruan tinggi yang dikelola oleh kementerianatau lembaga pemerintah non kementerian yang umumnya merupakan perguruan tinggi kedinasan, misalnya Sekolah Tinggi Akuntansi Negara yang dikelola oleh Kementerian Keuangan.
· Selanjutnya, berdasar kanundang-undang yang berlaku, setiap perguruan tinggi di Indonesia harus memiliki Badan Hukum Pendidikan yang berfungsi memberikan pelayanan yang adil dan bermutu kepada peserta didik, berprinsip nirlaba, dan dapat mengelola dana secara mandiri untuk memajukan pendidikan nasional.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan Proses Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar dapat dibedakan menjadi 2 faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal diantaranya adalah sebagai berikut :
- Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa individu yang sedang belajar.
- Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu yang belajar.
Faktor internal meliputi minat, jasmani, intelegensi, pengelolaan diri yang tepat, motivasi dan kesehatan.
Fungsi Pendidikan Berdasarkan Asas-asas Tanggung jawab
Sebagai pendidikan yang bersifat formal, sekolah mencari fungsi pendidikan berdasarkan asas-asas tanggungjawab:
1. Tanggung jawab formal kelembagaan sesuai dengan fungsi dan tujuan yang ditetapkan menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku. Dalam hal ini undang-undang pendidikan UUSPN nomor 20 tahun 2003.
2. Tanggung jawab keilmuan berdasarkan bentuk, isi, tujuan dan tingkat pendidikan kepadanya masyarakat oleh masyarakat dan bangsa.
3. Tanggungjawab fungsional ialah: Tanggungjawab professional pengelola dan pelaksana pendidikan yang menerima ketetapan ini berdasarkan ketentuan-ketentuan jabatannya. Tanggungjawab ini merupakan pelimpahan tanggungjawab dan kepercayaan orang tua (masyarakat) kepada sekolah dari para guru.
PENDIDIKAN NON FORMAL DAN INFORMAL
Pendidikan Non Formal
Pengertian Pendidikan non formal adalah pendidikan yang dilakukan secara teratur, dengan sadar (sengaja) dilakukan tetapi tidak terlalu ketat mengikuti peraturan-peraturan yang tetap/ tidak terikat oleh jenjang pendidikan seperti pendidikan formal di sekolah. Tujuan terpenting dari pendidikan non formal adalah program-program yang ditawarkan kepada masyarakat harus sejalan dengan program-program pembangunan yang dibutuhkan oleh masyarakat banyak.
Pendidikan non formal juga berarti suatu kegiatan pendidikan di luar keluarga dan di luar sekolah yang kegiatan-kegiatannya ditujukan kepada :
1. Anak-anak yang belum pernah sekolah.
2. Anak-anak yang meninggalkan pendidikan SD/ SLTP dan tidak meneruskan sekolah lagi (di bawah umur 18 tahun).
3. Orang-orang dewasa (adult education)
4. Anak-anak di bawah umur 18 tahun yang memerlukan re-edukasi.
5. Orang-orang dewasa yang memerlukan re-edukasi.
6. Masyarakat sebagai satu lingkungan budaya (comunity education).
Macam-macam pendidikan itu dapat dikelompokkan sebagai program kegiatan pendidikan luar sekolah yang terorganisir yaitu :
1. Pendidikan masyarakat adalah pendidikan yang ditujukan kepada orang dewasa, termasuk pemuda di luar batas umur tertinggi kewajiban belajar, dan dilakukan di luar lingkungan dan sistem pengajaran sekolah biasa.
2. Pendidikan kemasyarakatan adalah konfirmasi antara kedewasaan yang diwakili pendidik dan kebelum dewasaan yang diwakili oleh anak didik yang berdiri sendiri. Atau dikatakan sebagai pendidikan yang meliputi bagian pendidikan yang mempersiapkan anak-anak untuk tugasnya sebagai penghasil dan sebagai pemakai.
3. Pendidikan rakyat adalah tindakan-tindakan pendidikan atau pengaruh yang kadang-kadang mengenai seluruh rakyat, tetapi biasanya khusus mengenai rakyat lapisan bawah.
4. Mass Education adalah pendidikan yang diberikan ke orang dewasa di luar sekolah, yang bertujuan memberikan kecakapan baca tulis dan pengetahuan umum untuk dapat mengikuti perkembangan dan kebutuhan hidup sekelilingnya. Dalam hal ini termasuk pula latihan-latihan untuk mendidik calon pemimpin yang akan mempelopori pelaksanaan usahanya di dalam masyarakat.
5. Adult education (pendidikan orang dewasa) adalah usaha atau kegiatan yang pada umumnya dilakukan dengan kemauan sendiri (bukan dipaksa dari atas) oleh orang dewasa, termasuk pemuda di luar batas tertinggi masa kewajiban belajar dan dilangsungkan di luar lingkungan sekolah biasa.
6. Extention education adalah kegiatan pendidikan yang dilaksanakan di luar lingkungan sekolah biasa, diselenggarakan oleh perguruan-perguruan tinggi untuk mengimbangi hasrat masyarakat yang ingin menjadi peserta aktif dlm pergolakan jaman.
7. Fundamental education adalah menolong masyarakat untuk mencapai kemajuan sosial ekonomi agar dengan demikian mereka dapat menduduki tempat yang layak dalam dunia modern.
Pendidikan Informal
Pendidikan informal adalah pendidikan yang diperoleh seseorang berdasarkan pengalaman dalam hidup sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar, sejak seorang lahir sampai ke liang kubur di dalam lingkungan keluarga, masyarakat atau dalam lingkungan pekerjaan sehari-hari. Contoh pengemudi becak. Bagi pengemudi becak, jelas tidak ada pendidikan formalnya. Jika seseorang pertama kali mencoba mengemudi (mengendalikan becak), ia akan menemui kesulitan.
PENDIDIKAN MANUSIA SEUTUHNYA
Pengertian Pendidikan Manusia Seutuhnya
Manusia utuh berarti adalah sosok manusia yang tidak parsial, fragmental. Apalagi split personality. Utuh artinya adalah lengkap, meliputi semua hal yang ada pada diri manusia. Manusia menuntut terpenuhinya kebutuhan jasmani, rohani, akal, fisik dan psikisnya. Berdasarkan pikiran dimikian dapat diuraikan konsepsi manusia seutuhnya ini secara mendasar yakni mencakup pengertian sebagai berikut:
1. Keutuhan potensi subyek manusia sebagai subyek yang berkembang.2.
2. Keutuhan wawasan (orientasi) manusia sebagai subyek yang sadar nilai yang menghayati dan yakin akan cita-cita dan tujuan hidupnya.
Pendidikan manusia seutuhnya, pada dasarnya merupakan tujuan yang hedak dicapai dalam konsep Value Education atau General Education yakni:
1) manusia yang memiliki wawasan menyeluruh tentang segala aspek kehidupan, serta
2) memiliki kepribadian yang utuh. Istilah menyeluruh dan utuh merupakan dua terminologi yang memerlukan isi dan bentuk yang disesuaikan dengan konteks sosial budaya dan keyakinan suatu bangsa yang dalam bahasa lain pendidikan yang dapat melahirkan:
a) pribadi yang dapat bertaqarrub kepada Allah dengan benar, dan b) layak hidup sebagaimanusia.
Untuk dapat menghasilkan manusia yang utuh, diperlukan suri tauadan bersama antar keluarga, masyarakat, dan guru di sekolah sebagai wakil pemerintah. Patut diingat bahwa pembentukan jati diri manusia utuh berada pada tataran afeksi, dan pembelajarannya dunia afeksi hanya akan berhasil apabila dilakukan melalui metode pelakonan, pembiasaan, dan suri tauladan dari orang dewasa.
Untuk dapat menghasilkan manusia yang utuh, diperlukan suri tauadan bersama antar keluarga, masyarakat, dan guru di sekolah sebagai wakil pemerintah. Patut diingat bahwa pembentukan jati diri manusia utuh berada pada tataran afeksi, dan pembelajarannya dunia afeksi hanya akan berhasil apabila dilakukan melalui metode pelakonan, pembiasaan, dan suri tauladan dari orang dewasa.
Pendidikan Manusia Seutuhnya
Prinsip pendidikan menusia seutuhnya berlangsung seumur hidup didasarkan atas berbagai landasan yang meliputi :
1. Dasar-Dasar Filosofis
Filosofis hekekat kodrat martabat manusia merupakan kesatuan integralsegi-segi(potensi-potensi): (esensial): Manusia sebagai makhluk pribadi (individualbeing),Manusia sebagai makhluk social (sosialbeing), Menusia sebagai makhluk susila (moralbeing).
2. Dasar-Dasar Psikofisis
Merupakan dasar-dasar kejiwaan dan kejasmanian manusia. Realitas psikofisis manusia menunjukkan bahwa pribadi manusia merupakan kesatuan antara potensi-potensi dan kesadaran rohaniah baik dari segi pikis, rasa, karsa, cipta, dan budi nurani.
3. Dasar-Dasar Sosial Budaya
Meskipun manusia adalah makhluk ciptaan tuhan namun manusia terbina pula oleh tata nilai sosio-budaya sendiri.Inilah segi-segi buhaya bangsa dan sosio psikologis manusia yang wajar diperhatikan oleh pendidikan.
Tujuan Pendidikan Manusia Seutuhnya
Tujuan untuk pendidikan manusia seutuhnya dengan kodrat dan hakekatnya, yakni seluruh aspek pembawaannya seoptimal mungkin.
Adapun aspek pembawaan(potensi manusia)meliputi:
- Potensi jasmani, yaitu fisiologis dan pancaindra
- Potensi rohaniah, yaitu psikologis dan budi nurani.
PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
Dasar-dasar pendidikan seumur hidup
Prinsip pendidikan manusia seutuhnya dan berlangsung seumur hidup didasarkan atas sebagai landasan yang meliputi:
a.Dasar-dasar filosofis
Bahwa sesungguhnya secara filosofis hakekat kodrat martabat manusia merupakan kesatuan integral segi-segi atau potensi-potensi (essensia):
1. Manusia sebagai makhluk pribadi
2. Manusia sebagai makhluk social
3. Manusia sebagai makhluk susila
b. Dasar-dasar psikofisis
Yang dimaksud dasar-dasar psikofisis ialah dasar-dasar kejiwan dan kejasmanian manusia. Realitas psikofisis manusia menunjukkan, bahwa pribadi manusia merupakan kesatuan antara:
1. Potensi-potensi dan kesadaran rokhaniah baik segi pikiran, rasa, karsa, cipta, maupun budi nurani.
2. Potensii-potensi dan kesadaran jasmaniah yakni jasmani yang sehat dengan pancaindra yang normal yang secara fisiologis bekerja sama dengan system syaraf dan kejiwaan
3. Potensi-potensi psikifisis ini juga barada di dalam suatu lingkungan hidupnya baik alamiah maupun social-budaya
d. Dasar-dasar sosio-budaya
Meskipun manusia adalah makhluk ciptaan tuhan yang merupakan bagian dari umat manusia dan alam semesta, namun manusia Indonesia terbina pula oleh tata nilai sosio-budayanya sendiri. Segi-segi sosio-budaya bangsa mencakup:
1. Tata nilai warisan budaya bangsa yang mencakup yang menjadi filsafat rakyatnya
2. Nilai-nilai filsafat negaranya
3. Nilai-nilai budaya dan tradisi bangsanya
4. Tata kelembagaan dalam hidup kemasyarakatan dan kenegaraan baik yang non formal maupun yang fomal.
Tujuan pendidikan manusia seutuhnya dan seumur hidup:
1. Mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan hakikatnya, yakni seluruh aspek pembaurannya seoptimal mungkin.
2. Dengan meningat proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian manusia bersifat hidup dinamis, maka pendidikan wajar berlangsung seumur hidup.
Implikasi dari pendidikan seumur hidup
Sebagai salah satu kebijakan yang mendasar dalam memandang hakekat pendidikan manusia dapat dijelaskan segi implikasi ini sebagai berikut:
a. pengertian implikasi
ialah akibat langsung atau konsekuensi dari suatu keputusan.
b. segi-segi implikasi dari konsepsi pendidikan manusia seutuhnya dan seumur hidup:
1. Manusia seutuhnya sebagai subyek dikatakan sasaran didik.
2. proses berlangsungnya pendidikan, yakni seumur hidup manusia Isi yang didikan, antara lain:
1. potensi jasmani dan panca indera
2. potensi pikir
3. potensi perasaan
4. potensi karsa
5. potensi-potensi cipta
6. potensi karya
7. potensi budi nurani
Lembaga-lembaga yang terkait dengan pendidikan seumur hidup, antara lain:
a. lembaga pelaksana dan wahana pendidikan
1. dalam lingkungan rumah tangga, sebagai unit masyarakat pertama dan utama
2. dalam lingkungan sekolah, sebagai lembaga pendidikan formal
3. dalam lingkungan msyarakat, sebagai lembaga dan lingkungan pendidikan non formal
b. lembaga penanggung jawab pendidikan mencakup kwajiban dan kerjasama tiga lembaga yang wajar dalam kehidupan.
Semoga Bermamfaat, Shukran Jazakallah Khairan@
0 Response to "ALIRAN ALIRAN PENDIDIKAN"
Post a Comment