'

Selamat Datang di Website Resmi Muhammad Akbar bin Zaid “Assalamu Alaikum Warahmtullahi Wabarakatu” Blog ini merupakan blog personal yg dibuat & dikembangkan oleh Muhammad Akbar bin Zaid, Deskripsinya adalah "Referensi Ilmu Agama, Inspirasi, Motivasi, Pendidikan, Moralitas & Karya" merupakan kesimpulan dari sekian banyak kategori yang ada di dalam blog ini. Bagi pengunjung yang ingin memberikan saran, coretan & kritikan bisa di torehkan pada area komentar atau lewat e-mail ini & bisa juga berteman lewat Facebook. Terimah Kasih Telah Berkunjung – وَالسٌلام عَلَيْكُم

Realitas Pendidikan Indonesia: Kekerasan Terhadap Pola Asuh Anak



Oleh: Muhammad Akbar
Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Makassar

Akbarusamahbinsaid.@gmail.com

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STKIP St. Paulus Ruteng Nusa Tenggara Timur bekerja sama dengan Wahana Visi Indonesia telah mengadakan penelitian tentang “Potret Kekerasan Terhadap Anak dan Pola Asuh Anak di Manggarai”. Paparan dari penelitian tersebut telah diselenggarakan pada 21 Juni 2015 di Aula STKIP St Paulus Ruteng NTT.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan fenomena dan kecenderungan kejadian/masalah kekerasan terhadap anak dan pola asuhnya; Mengeksplorasi dan mengidentifikasi sebab akibat pola asuh dan kekerasan terhadap anak; Mendeskripsikan persepsi masyarakat Manggarai tentang pola asuh dan kekerasan terhadap anak; Menemukan kemungkinan pola asuh dan perlindungan anak di masa yang akan datang.
Dalam kesempatan pembahasan hasil penelitian tersebut, hadir sebagai pembicara Rita Pranawati, MA, Komisioner Bidang Pengasuhan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) sebagai pembahas dan paparan oleh Dr. Fransiska Widyawati, Kepala LPPM STKIP St Paulus Ruteng NTT.
Romo Dr. Yohanes Servatius Boy Lon, MA selaku ketua STKIP St Paulus mengawali acara dengan memberikan key note speechnya danmenyatakan bahwa paradigma banyak anak banyak rizki harus di ganti dengan setiap anak harus bahagia. Hal ini agar kualitas sumber daya manusia Indonesia benar-benar memiliki kualitas yang baik dan menjadi asset bangsa.
Sosialisasi hasil awal riset ini dihadiri oleh kurang lebih 350 peserta yang terdiri dari para tokoh agama, SKPD-SKPD terkait, para guru, forum anak, organisasi sosial masyarakat, kepolisian, pemerhati anak, dan para pemangku kepentingan lainnya. Acara ini dilanjutkan dengan acara diskusi terfokus mendalami kasus-kasus kekerasan yang ada di masyarakat.
Fokus dari penelitian ini antara lain isu-isu yang menyangkut fenomena yang terjadi di Manggarai. Diantara kasus anak yang mengemuka antara lain kekerasan fisik, verbal dan penelantaran, kekerasan seksual, buruh/pekerja anak, perilaku menyimpang pada anak, pola asuh anak, kesehatan anak, perjudian dan kekerasan terhadap anak.
Adapun metode penelitian yang dipilih adalah metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Responden riset ini ada 674 responden, perempuan dan laki-laki, dewasa, usia di atas 20 tahun, menikah dan tidak menikah.
Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa sebanyak 10,3%, 16,4% dan 2,7 % anak sering menjadi koban kekerasan fisik dari secara berurutan angka kekerasan fisik yang dilakukan oleh orangtua/keluarga, guru dan kepala sekolah, dan teman. Sebanyak 16,7 % responden pun menyatakan sering menjadi pelaku kekerasan fisik. Terkait kekerasan verbal, sebanyak 15,4%, 8,4% dan 17,7% responden menyatakan menjadi korban kekerasan verbal oleh orangtua/keluarga, guru/kasek, dan teman/lingkungan.
Dari responden tersebut 31,54% diantaranya menjadi pelaku kekerasan verbal. Terkait kekerasan seksual, ada 1% yang pernah menjadi korban kekerasan seksual oleh orang tua/keluarga. Ada 10,7% responden yang pernah mengalami kekerasan seksual di sekolah dan dari responden yang pernah mengalami kekerasan seksual di sekolah, 1,4% diantaranya menyatakan sering menjadi korban kekerasan seksual. Sedangkan 0,9% serta 6,7% responden pernah menajdi korban kekerasan seksual oleh teman dan orang di luar kategori yang telah disebutkan sebelumnya.
Berkait dengan kebiasaan merokok, hanya 28,5% yang pada masa kanak-kanaknya tidak merokok dan 16,8 % diantaranya sering merokok. Terkait video porno, 4,3% anak sering menonton video porno, 55,8% menyatakan kadang-kadang menonton dan 39,9% tidak pernah. Dari data tersebut artinya ada 60.3% anak pernah menonton video porno. Terkait pola asuh orangtua, 16% dan 9% responden pernah mengalami pendisiplinan yang mengalami kekerasan fisik dan verbal secara berurutan.
Hal ini bermakna praktek kekerasan sebagai upaya pendisiplinan masih terjadi yang seharusnya tidak ada. Terkait tanggung jawab dan prioritas orang tua dalam pembiayaan untuk anak, 82% responden menyatakan bahwa prestise dan tagihan adat lebih penting dari kebutuhan dasar anak. Sehingga banyak kebutuhan anak yang tertunda dikesampingkan.
Komisoner KPAI bidang pengasuhan, Rita Pranawati, menambahkan bahwa dalam konteks pengasuhan ada tiga jenis pola asuh, yaitu otoriter, demokratis, dan permisif. Orang tua yang otoriter akan menjadikan dirinya sebagai pusat dalam relasinya dengan anak. Anak dianggap individu yang tidak memiliki ha…..k untuk didengarkan pendapatnya dan berproses bersama dalam pengasuhan.
Sedangkan orang tua yang permisif cenderung mengiyakan semua keinginan anak padahal anak masih membutuhkan panduan menilai suatu hal, butuh dipandu diarahkan dan diingatkan jika ada hal yang menyimpang. Adapun orang tua yang demokratis akan memberikan kesempatan anak bereksperimen, didengarkan pendapatnya, dan tetap mendapatkan arahan dan pengawasan sehingga anak akan tumbuh dengan kepercayaan diri yang baik.
Pola asuh sangat berpengaruh pada kepribadian anak, apakah anak akan menjadi anak yang penakut, tidak mandiri, atau sangat agresif, sangat tergantung dari bagaimana relasi orang tua dan anak. Data penelitian diatas menjadi bukti bahwa pengasuhan orang tua sangat berpengaruh pada anak. Kontrol orang tua menjadi kunci bagaimana kondisi anak. Walhasil, pengasuhan berkualitas menjadi kunci dari kualitas sumber daya manusia Indonesia.
rita 1
Kepala STKIP ST Paulus Ruteng Dr. Yohanes Servatius Boy Lon, MA, Komisioner KPAI Rita Pranawati, MA, dan Dr. Fransiska Widyawati (Kepala LPPM)
RITA2
RITA3
            Semoga Bermamfaat, Syukran Jazakumullahu Khairan@
Oleh :
Rita Pranawati, MA.
Komisioner KPAI Bidang Pengasuhan



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Realitas Pendidikan Indonesia: Kekerasan Terhadap Pola Asuh Anak"