Trisakti Pendidikan KI HAJAR DEWANTARA
Sejak
pilihan sidang BPUPKI jatuh ke paham integritas, maka sikap bangsa ini
sangat jelas ketika di dunia ini ada dua paham yang saling
berseberangan, yaitu individualisme dan kelas atau golongan. Paham
integritas yang dipilih di BPUPKI jelas bukan gabungan atau sintesa dari
dua paham yang berseberangan tersebut. Bebas dalam berpolitik yang
muncul dalam konstitusi sebagai non blok adalah perwujudan semangat
kemandirian bangsa. Politik bebas dan aktif itu menghendaki kemandirian bangsa sebagai syarat dan itu hanya bisa dibangun melalui proses pendidikan. Pesan
ini sangat jelas bagi Pendidikan Indonesia tanpa perlu harus dijelaskan
lagi. Pandai saja tidak cukup, cerdas, mumpuni, dan mencintai bangsa
dan negaranya serta sedia mengabdikan dirinya bagi kepentingan bangsa
dan negara adalah necessery condition. Politik
non blok adalah pilihan yang tidak memihak terhadap salah satu blok,
entah blok barat atau blok timur [Soekarno, SU PBB XV,30 Sept 1960]. Ke
dalam, sebagai konsekuensi logis, pendidikan Indonesia adalah usaha untuk
memerdekakan batin dan lahir sehingga manusia tidak tergantung kepada
orang lain akan tetapi bersandar atas kekuatan sendiri [Pendidikan Tamansiswa]
Trisakti adalah pidato Soekarno di Sidang Umum MPRS ke-lll pada tanggal 11 April 1965*** :
“Memang,
di dalam situasi nasional dan internasional dewasa ini, maka Trisakti
kita, yaitu berdaulat dan bebas dalam politik, berkepribadian dalam
kebudayaan, berdikari di bidang ekonomi, adalah senjata yang paling
ampuh di tangan seluruh
rakyat kita, di tangan prajurit-prajurit Revolusi kita, untuk
menyelesaikan Revolusi Nasional kita yang maha dahsyat sekarang ini.”
Mengapa Tri Sakti harus menjadi haluan pendidikan ? Hakekat
Trisakti adalah pemupukan rasa solidaritas bangsa, rasa kemandirian
bangsa, rasa kebanggaan bangsa dalam segala keragaman sehingga rasa itu
menjadi pengikat semangat persatuan dan kesatuan bangsa seperti tertera
dalam haluan negara Bhinneka Tunggal Ika. Jadi, Trisakti adalah muara Bhinneka Tunggal Ika, output dari Bhinneka Tunggal Ika.
Ada
tiga tahap tujuan pendidikan Ki Hadjar Dewantara, yaitu Hamemayu
Hayuning Sarira, yaitu pendidikan harus bermanfaat bagi dirinya sendiri
dan keluarga. Hamemayu Hayuning Bongso, yaitu pendidikan harus bermanfaat bagi bangsanya. Hamemayu Hayuning Bawana, pendidikan harus bermanfaat bagi dunia. Ketiga tahap itu adalah satu kesatuan tujuan pendidikan yaitu Hamemayu Hayuning Manungso.
Dalam
hal ini, pendidikan bagi Ki Hadjar Dewantara, adalah tempat dimana
benih-benih kebudayaan yang hidup dalam masyarakat kebangsaaan dan
kebudayaan disemai agar unsur-unsur peradaban dan kebudayaan tersebut
dapat tumbuh sebaik-baiknya dan dapat diteruskan kepada generasi ke
generasi.
Oleh karena itu Trisakti, sebagai haluan pendidikan, adalah sebuah ajian sakti hamemayu hayuning manungso
warisan pendahulu republik untuk tetap menjaga semangat proklamasi 17
Agustus 1945 yang berdasar semangat gotong royong. Semangat ini harus
dipupuk dan dibiasakan sejak dini melalui proses pendidikan agar
pendidikan bermanfaat bagi yang bersangkutan. keluarga, dan bangsanya
serta dunia.
Inilah
hakekat ruh bangsa Indonesia dalam wadag NKRI. Meskipun ruh bangsa
Indonesia telah ada sebelum wadag itu ada, namun bangsa itu adalah ruh
yang butuh raga. Maka, raga itu terbentuk oleh proklamasi 17 Agustus
1945. Tidak mungkin ada raga tanpa ruh, atau sebaliknya ruh tanpa raga.
Maka, bangsa Indonesia dengan proklamasi 17 Agustus 1945 adalah satu
kesatuan tak terpisahkan, karena oncatnya ruh akan menyebabkan raga itu
itu terombang-ambing seperti gembung. Proses itu kini sedang terjadi,
bangsa ini mulai tercabut dari akarnya sehingga tri revolusioner menurut
Daoed Joesoef itu hilang yaitu : Bangsa, Negara Bangsa, dan Pancasila
sebagi perekat jiwa bangsa.
Oleh
karena itu, generasi yang tangguh adalah solusi dan itu hanya bisa
dibangun melalui pendidikan Warga Sejati untuk memersiapkan mereka
sebagai generasi tangguh, patriot yang “tedhas tapak paluning pandhe sisaning gurindo”
yang akan mengawal NKRI sepanjang hayat dikandung badan adalah sebuah
kemutlakan yang menjadi tanggung jawab Pendidikan untuk membangunkan
jiwa dan raga bangsa.
Terkait :
- Pendidikan dan Pengajaran menurut Ki Hadjar Dewantara
- Warga Sejati, Sebuah Gegayuhan atau Foresight
- Sari Pati Pemikiran Ki Hadjar Dewantara
- Paradigma Pendidikan Indonesia
- Visi NKRI dan Pendidikan Indonesia
***Arsip Nasional : Sidang Umum MPRS ke-lll pada tanggal 11 April 1965, http://kepustakaan-presiden.pnri.go.id/speech/?box=detail&id=42&from_box=list_1XX_245&hlm=1&search_7XX=Soekarno&presiden_id=1&presiden=sukarno
0 Response to "Trisakti Pendidikan KI HAJAR DEWANTARA"
Post a Comment