'AIN "Mata Yang Beracun" Sesi 3 (Ustadz Harman Tajang, Lc., M.HI)
Keburukan ‘Ain bukan hanya dari manusia akan tetapi bisa juga melalui jin, inilah pentingnya mengapa kita selalu menjaga diri kita dan membentengi diri kita dengan dzikir – dzikir terutama dzikir pagi dan petang , dzikir setelah sholat, membaca doa ketika keluar rumah tiada lain adalah agar kita terhidar gangguan jin baik berupa sihir, kesurupan maupun ‘Ain. Allah memerintahkan kita untuk berlindung dari segala keburukan baik yang terlihat mapun yang tersebunyi.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa berlindung dari keburukan jin kemudian dari mata – mata manusia atau ‘Ain. Dianatra doa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam:
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانِ وَهَامَّةٍ وَمِن كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّةٍ
“Aku memohon perlindungan (kepada Allah) bagi kalian berdua dengan firman-firman Allah yang sempurna dari gangguan setan dan binatang, serta dari bahaya sihir ‘ain yang tajam. [Doa perlindungan bagi anak“. (HR Al-Bukhari).
Namun ketika turun Muawwizatain beliau mengambil 2 bacaan (Surah Falaq, Surah An-Nas) dan meninggalkan bacaan yang lain. Sebagaimana kita telah jelaskan bahwa 2 surah ini dijadikan oleh malaikat untuk meruqiyah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam yang diikat dengan 11 ikatan buhul sehingga jika digabungkan 2 surah ini maka terdiri dari 11 ayat, ketika dibaca satu ayat maka terbuka satu ikatan dan seterusnya sampai 11 ayat dan terlepas 11 ikatan, sehingga Rasulullah disembuhkan atas izin Allah Subhanahu wata’ala.
Hal ini juga disebutkan oleh Allah dalam Surah Yusuf ayat 67 ketika anak-anak dari Nabi Yaqub ‘Alaihissalam hendak datang ke kota Mesir. Di zaman dahulu bangunan-bangunan besar dikelilingi oleh pagar yang besar sebagai benteng dan miliki pintu masuk layaknya gerbang, Nabi Yaqub berpesan kepada anak-anaknya (saudara Yusuf yang bukan se ibu) dimana mereka terkenal dengan kegantengan dan kegagahannya, beliau berpesan:
وَقَالَ يَا بَنِيَّ لَا تَدْخُلُوا مِنْ بَابٍ وَاحِدٍ وَادْخُلُوا مِنْ أَبْوَابٍ مُتَفَرِّقَةٍ ۖ وَمَا أُغْنِي عَنْكُمْ مِنَ اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ ۖ إِنِ الْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ ۖ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ ۖ وَعَلَيْهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُتَوَكِّلُونَ
Dan Ya’qub berkata:”Hai anak-anakku janganlah kamu (bersama-sama) masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlain-lain; namun demikian aku tiada dapat melepaskan kamu barang sedikitpun dari pada (takdir) Allah. Keputusan menetapkan (sesuatu) hanyalah hak Allah; kepada-Nya-lah aku bertawakkal dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang bertawakkal berserah diri“. (QS. Yusuf: 67).
Berkata Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu mengenai dalil diatas:”Sesungguhnya Yaqub ini khawatir dengan anak – anaknya dari terkena ‘Ain karena jika masuk sekaligus secara bersamaan dan semua orang melihat mereka masuk dengan wajah yang ganteng maka boleh jadi dikahwatirkan terkan Al –‘Ain”.
Diantara doa yang dibacakan oleh malaikat Jibril ‘Alaihissalam ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam mendapat gangguan setan, yaitu:
بِسْمِ اللهِ أرْقِيكَ مِنْ كُلِّ شَيْءِِ يُؤْذِيْكََ مِن شَرِّ كُلِّ نَفْسِِ وَ عَيْنِ حَاسِدِِ اللهُ يَشْفِيكَ
“Dengan menyebut nama Allah, aku membacakan ruqyah untukmu dari segala sesuatu yang menganggumu dari kejahatan setiap jiwa dan pengaruh ‘ain. Semoga Allah menyembuhkanmu.”. Dan terdapat doa-doa lain yang dapat dibacakan kepada sang anak untuk menjaganya dari bahaya ‘ain ataupun menyembuhkannya ketika telah terkena ‘ain. (lihat Hisnul Muslim oleh DR. Sa’id bin Ali bin Wahf Al Qahthani atau Ad Du’a min Al Kitab wa As Sunnah yang telah diterjemahkan dengan judul Doa-doa Dan Ruqyah dari Al-Qur’an dan Sunnah oleh DR. Sa’id bin Ali bin Wahf Al Qahthani).
Apa yang harus kita lakukan jika ada seseorang yang terkena ‘Ain:
- Jangan terlalu was – was dengan Al-‘Ain
Terkadang orang yang was – was yang khwatir akan dirinya terkena ‘Ain dengan berlebihan sehingga ia benar – benar terkena ‘Ain, oleh karenanya sebagai orang yang beriman kita harus memiliki sifat tawakkal kepada Allah Subhanahu wata’ala.
- Bentengi diri kita sebelum terjadinya ‘Ain
‘Ain tidak selamanya tepat sasaran bisa kena bisa juga tidak adapun hasad tidak ada seorang pun yang bisa selamat darinya, karena orang yang mendapatkan nikmat dari Allah Subhanahu wata’ala selalu mendapatkan hasad dari orang lain.
Syaikhul Islam ibnu Taimiyah berkata:”Hasad tidak ada yang bisa selamat darinya hanya saja orang yang beriman berusaha menyembunyikannya dan mendoakan keberkahan buat saudaranya, adapun orang yang buruk dia menampakkannya dan berusaha untuk membahayakan saudaranya”.
Dosa saudaramu disebabkan karena Allah terus menambahkan nikmatnya kepadamu sehingga ia hasad. Jadi kita bersalah dimata mereka disebabkan karena Allah memberikan nikmatnya kepada kita, hal ini akan selalu ada dan merupakan penyakit yang sangat berbahaya bahkan termasuk diantara ahlul fadl sampai salah seorang ulama mengatakan:”Penyakit yang paling terakhir yang keluar dari hati orang – orang yang beriman adalah penyakit hasad”.
- Selalu membiasakan lisan kita mendoakan keberkahan terutama ketika kita melihat sesuatu yang menakjubkan, Allah Subhanahu wata’ala berfirman:
وَلَوْلَا إِذْ دَخَلْتَ جَنَّتَكَ قُلْتَ مَا شَاءَ اللَّهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ ۚ إِنْ تَرَنِ أَنَا أَقَلَّ مِنْكَ مَالًا وَوَلَدًا
“Dan mengapa kamu tidak mengatakan waktu kamu memasuki kebunmu “maasyaallaah, laa quwwata illaa billaah (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah). Sekiranya kamu anggap aku lebih sedikit darimu dalam hal harta dan keturunan“. (QS. Al-Kahfi : 39).
Ini merupakan petunjuk yang disampaikan oleh pemilik 2 kebun yang disebutkan dalam surah Al-Kahfi hendaknya engkau mengatakan:“Maasyaallaah, laa quwwata illaa billaah (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah), jadi ketika kita melihat sesuatu yang menakjubkan maka ucapkan masyaAllah, jika pulang ke rumah kemudian buka pintu kemudian disambut oleh anak – anak dan istri kita dimana semuanya pada lari untuk memeluk kita ucapkan :”Maasyaallaah Tabarakallah”,
Begitupula ketika melihat rumah kita atau melihat orang yang sukses atau melihat orang yang berhasil menghatamkan Al-Qur’an 30 juz atau berhasil di wisuda ucapkan:” Maasyaallaah Tabarakallah”, atau dalam keadaan dan kondisi yang lain.
Pernah terjadi dimana ada seorang imam yang memiliki suara yang sangat indah akan tetapi suatu hari suaranya hilang dalam waktu beberapa lama sehingga ia sendiri mengatakan saya terkena Al –‘Ain , oleh karenanya jika kita melihat sesatu kemudian takjub dan kagum maka ucapka:”Maasyaallaah Tabarakallah”, doakan keberkahan untuknya sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Dari Abdillah bin Amir bin Rabiah, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ مِنْ أَخِيهِ أَوْ مِنْ نَفْسِهِ أَوْ مِنْ مَالِهِ مَا يُعْجِبُهُ فَلْيُبَرِّكْهُ فَإِنَّ الْعَيْنَ حَقٌّ
Apabila kalian melihat ada sesuatu yang mengagumkan pada saudaranya atau dirinya atau hartanya, hendaknya dia mendoakan keberkahan untuknya. Karena serangan ain itu benar. (HR. Ahmad 15700, Bukhari dalam at-Tarikh 2/9 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
- Jika ada orang yang terkena Al-‘Ain maka ciri-cirinya dapat diketahui dalam beberapa hal diantaranya yaitu ketika ia tiba –tiba jatuh sakit atau prilakunya tampak berbeda dari pada yang lain , misalkan ketika dibawa ke dokter dan diruqiyah dan tidak ditemukan penyakitnya bisa jadi adalah ‘Ain, jika dalam kondisi demikian maka ingat – ingat siapa yang pernah menegurnya, misalkan ada tamu pernah berkunjung kerumah dan dia melihat anak kita sambil memujinya setelah itu anak kita sakit, maka yang harus kita lakukan adalah datang kepada orang yang pernah bertamu dirumah kita kemudian minta dia untuk berwudhu dan bekas air wudhunya kumpulkan ke dalam bejana dan juga cuci pakaian bagian dalamnya, Syaikh Sholeh Al Utsaimin menyebutkan bagian dalam topinya misalkan atau pakaian dalamnya kemudian ambil air bekasnya dan siramkan orang yang terkena ‘Ain pada bagian belakangnya . Rasulullah bersabda:
“Mandilah untuknya!” Maksudnya Nabi menyuruh Amir berwudhu kemudian diambil bekas air wudhunya untuk disiramkan kepada Sahl dan ini adalah salah satu cara pengobatan orang yang tertimpa ‘ain bila diketahui pelaku ‘ain tersebut (*). Maka Amir mandi dengan menggunakan satu wadah air. Dia mencuci wajah, kedua tangan, kedua siku, kedua lutut, ujung-ujung kakinya dan bagian dalam sarungnya. Kemudian air bekas mandinya itu dituangkan kepada Sahl, lantas dia sadar dan berlalulah bersama manusia”. (HR. Malik dalam al Muwaththa 2/938, Ibnu Majah 3509, dishahihkan oleh Ibnu Hibban 1424. sanadnya shahih, para perawinya terpercaya, lihat Zaadul Ma’ad tahqiq Syu’aib al Arnauth dan Abdul Qadir al Arnauth 4/150 cet tahun 1424 H).
Perlu di ingat bahwa ‘Ain tidak mesti karena hasad mungkin disebabkan karena kagum dan takjub kemudian kita lalai berdzikir. Lalu bagaimana jika kita tidak tahu siapa yang menyebabkan sehingga ia terkena ‘Ain maka bacakan Al-Qur’an kepadanya seperti Surah Al-Qalam : 51, Ayat Kursi, Surah Al-Falaq, Surah An- Nas, Surah Al-Fatihah. jika dia merasakan dadanya semakin sesak maka bacakan terus dan insyaAllah dia akan sembuh atas izin Allah Subhanahu wata’ala.
Adapun bagi orang yang menjenguk orang yang sakit di rumah sakit maka bacakan ayat suci Al-Qur’an seperti Surah Al-Qalam : 51, Ayat Kursi, Surah Al-Falaq, Surah An- Nas, Surah Al-Fatihah, karena boleh jadi ia terkena penyakit ‘Ain. Perlu diketahui bahwasanya sihir bukan hanya terjadi kepada orang yang kesurupan atau yang lainnya akan tetapi semua penyakit. Jadi sebelum pulang dari rumah sakit tempelkan tangan kita dikepala atau didadanya kemudian bacakan ayat – ayat Al-Qur’an kemudian tiupkan pada ubun – ubunnya atau dadanya, jika ia terkena ‘Ain atau penyakit yang lain boleh jadi ia sembuh atas izin Allah Subhanahu wata’ala.
Hal ini beberapa kali dilakukan oleh Ustadz Harman Tajang ketika ada yang sakit kemudian beliau membacakan ayat – ayat Al-Qur’an sehingga sembuh atas izin Allah Subhanahu wata’ala terutama pada ayat – ayat yang telah kita sebutkan tadi seperti Surah Al-Qalam : 51, Ayat Kursi, Surah Al-Falaq, Surah An- Nas, Surah Al-Fatihah.
Wallahu A’lam Bish Showaab
0 Response to "'AIN "Mata Yang Beracun" Sesi 3 (Ustadz Harman Tajang, Lc., M.HI)"
Post a Comment