'

Selamat Datang di Website Resmi Muhammad Akbar bin Zaid “Assalamu Alaikum Warahmtullahi Wabarakatu” Blog ini merupakan blog personal yg dibuat & dikembangkan oleh Muhammad Akbar bin Zaid, Deskripsinya adalah "Referensi Ilmu Agama, Inspirasi, Motivasi, Pendidikan, Moralitas & Karya" merupakan kesimpulan dari sekian banyak kategori yang ada di dalam blog ini. Bagi pengunjung yang ingin memberikan saran, coretan & kritikan bisa di torehkan pada area komentar atau lewat e-mail ini & bisa juga berteman lewat Facebook. Terimah Kasih Telah Berkunjung – وَالسٌلام عَلَيْكُم
Belajar Pembelajaran: Jenis-Jenis Media Pembelajaran

Belajar Pembelajaran: Jenis-Jenis Media Pembelajaran



Media Pembelajaran banyak sekali jenis dan macamnya.  Mulai yang paling kecil sederhana dan murah hingga media yang canggih dan mahal harganya.  Ada media yang dapat dibuat oleh guru sendiri, ada media yang diproduksi pabrik.  Ada media yang sudah tersedia di lingkungan yang langsung dapat kita manfaatkan, ada pula media yang secara khusus sengaja dirancang untuk keperluan pembelajaran.
Meskipun media banyak ragamnya, namun kenyataannya tidak banyak jenis media yang biasa digunakan oleh guru di sekolah.  Beberapa media yang paling akrab dan hampir semua sekolah memanfaatkan adalah media cetak (buku).  selain itu banyak juga sekolah yang telah memanfaatkan jenis media lain gambar, model, dan Overhead Projector (OHP) dan obyek-obyek nyata.  Sedangkan media lain seperti kaset audio, video, VCD, slide (film bingkai), program pembelajaran komputer masih jarang digunakan meskipun sebenarnya sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar guru. 
Anderson (1976) mengelompokkan media menjadi 10 golongan sbb :
Pengertian Media Visual
Media Visual (Daryanto, 1993:27), artinya semua alat peraga yang digunakan dalam proses belajar yang bisa dinikmati lewat panca-indera mata.Media visual ( image atau perumpamaan) memegang peran yang sangatpenting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.
Agar menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dansiswa harus berinteraksi dengan visual ( image ) itu untuk meyakinkan terjadinya proses informasi. Dengan demikian media visual dapat diartikan sebagai alat pembelajaran yang hanya bisa dilihat untuk memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan akan isi materi pelajaran.
Fungsi Media Visual
Media visual berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol visual. Selain itu, fungsi media visual adalah untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, menggambarkan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan jika tidak divisualkan.
Pengenalan Beberapa Media Visual
Beberapa media yang termasuk media visual adalah:
a.   Gambar atau foto
Gambar/ foto adalah media yang paling umum dipakai. Gambar/ foto merupakan bahasa yang paling umum sehingga mudah dimengerti.
Manfaat atau kelebihan gambar atau foto sebagai media pembelajaran adalah:
a. Memberikan tampilan yang sifatnya konkrit.
b. Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.
c. Gambar atau foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.
d. Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja.
e. Murah harganya dan mudah didapat serta digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus.
b. Sketsa
Sketsa merupakan gambar yang merupakan draft kasar yang menyajikan bagian-bagian pokoknya saja tanpa detail. Sketsa selain dapat menarik perhatian peserta atau siswa juga dapat menghindari verbalisme dan dapat memperjelas penyampaian pesan.
a.   Diagram
Berfungsi sebagai penyederhana sesuatu yang kompleks sehingga dapat memperjelas penyajian pesan. Isi diagram pada umumnya berupa petunjuk-petunjuk. Sebagai suatu gambar sederhana yang menggunakan garis dan simbol, diagram menggambarkan struktur dari objeknya secara garis besar, menunjukkan hubungan yang ada antar komponennya atau sifat-sifat proses yang ada.
Ciri-ciri dari sebuah diagram yang baik adalah:
a. Benar, digambar rapi, diberi judul, label dan penjelasan-penjelasan yang perlu.
b. Cukup besar dan ditempatkan strategis.
c. Penyusunannya disesuaikan dengan pola membaca yang umum, dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah.
b.   Bagan/Chart
Terdapat dua jenis chart yaitu chart yang menyajikan pesannya secara  bertahap dan chart yang menyajikan pesannya sekaligus. Chart yang menyajikan pesannya secara bertahap misalnya adalah flipchart atau hidden chart, sementara bagan atau chart yang menyajikan pesannya secara langsung misalnya bagan pohon (tree chart), bagan alir (flow chart), ataubagan garis waktu (time line chart). Bagan atau chart Berfungsi untuk menyajikan ide-ide atau konsep-konsep yang sulit jika hanya disampaikan secara tertulis atau lisan secara visual. Bagan juga mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari suatu presentasi.
Dalam bagan biasanya kita menjumpai jenis media visual lain seperti gambar, diagram, atau lambanglambang verbal.
Ciri-ciri bagan sebagai media yang baik adalah:
a. Dapat dimengerti oleh pembaca.
b. Sederhana dan lugas tidak rumit atau berbelit-belit.
c. Diganti pada waktu-waktu tertentu agar selain tetap mengikuti perkembangan jaman juga tidak kehilangan daya tarik.
c.    Grafik
Grafik adalah gambar sederhana yang mengguanakan titik-titik, garis atau gambar. Fungsi grafik adalah untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti, menerangkan perkembangan atau perbandingan sesuatu objek atau peristiwa yang saling berhubungan secara singkat dan jelas.
d.   Kartun
Yaitu penggambaran dalam bentuk lukisan atau karikatur tentang orang, gagasan, atau situasi yang didesain untuk mempengaruhi opini masyarakat. Kegunaan kartun dalam pengajaran dapat memperjelas rangkaian isi bahan dalam satu urutan logis atau mengandung makna.
Pemilihan kartun yaitu:
1) Pemakaiannya sesuai dengan tingkat pengalaman.
2) Kesederhanaan.
3) Lambang yang jelas.
Penggunaan kartun yaitu:
1) Untuk motivasi.
2) Sabagai ilustrasi.
3) Untuk kegiatan siswa.
e.   Poster
Poster dapat dibuat di atas kertas, kain, batang kayu, seng dan sebagainya. Poster tidak saja penting untuk menyampaikan pesan atau kesan tertentu akan tetapi mampu pula untuk mempengaruhi dan memotivasi tingkah laku orang yang melihatnya.
f.     Papan planel
Papan planel merupakan media visual yang efektif dan mudah untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula.
g.   Papan Buletin.
Papan ini berfungsi untuk memberitahukan kejadian dalam waktu tertentu.
Pemilihan media visual
Untuk mempermudah penyampaian materi kepada peserta didik perlu dipilih media yang tepat. Ketepatan dalam pemilihan media visual menyebabkan proses pembelajaran menjadi lancar dan materi yang disampaikan dipahami peserta didik. Guru pendidikan jasmani dapatmemantaatkan media visual yang umum dipergunakan seperti gambar atau foto atau VCD. Kedua jenis media visual ini mempunyai beberapa kelebihan yaitu, mudah dibuat dan digunakan, praktis, sederhana, dan relatit murah.
Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan oleh guru dalam memilih media visual. Diantaranya. media visual yang dipilih sesuai dengan kurikulum, tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, mempertimbangkan kemampuan dan keterampilan peserta didik, praktis dan sederhana, bersifat fleksibel, multiguna, tahan lama, ekonomis, dan mudah digunakan oleh guru.
 Penggunaan Media Visual
Azhar Arsyad (2005:92-93) memberikan gambaran mengenai beberapa konsep penggunaan media visual a~ar efektif yaitu, bentuk media visual dibuat yang sesederhana mung kin agar mudah dipahami, penggunaan media visual untuk menjelaskan informasi yang terdapat teks, berikan pengulangan sajian visual dan libatkan peserta didik di dalamnya, gunakan gambar untuk membedakan dua konsep yang berbeda, keterangan gambar harus dicantumkan secara garis besar, dan penggunaan wama harus realistik.
Banyak hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan media visual dalam menopang proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar.
Pertimbangan-pertimbangan mulai dari fungsi ekonomis, kepraktisan, dan manfaat yang diperoleh dari penggunaan media visual dijadikan pertimbangan bagi seorang guru pendidikan jasmani terutama untuk memudahkan dalam fungsi utamanya sebagi seorang pendidik dan pengajar.
Pengoptimalan media visual memberikan dampak psikologis bagi guru, karena ia akan lebih memiliki rasa percaya diri dalam menyampaikan materi atau pesan kepada peserta didik. Jika dilihat lebih lanjut sebenamya media visual ini sudah tidak asing lagi bagi para guru pendidikan jasmani. Sebab, sejak di bangku kuliah mereka sudah diberikan pengetahuan dan keterampilan dasar pemanfaatan media pembelajaran sehingga, dalam situasi mengajar yang sesungguhnya guru tinggal mengembangkan atau menciptakan media-media visual baru yang lebih kreatif dan inovatif.
2.    Media Audio
 Pengertian Media Audio
Media audio menurut sadiman ( 2005:49 ) adalah media untuk menyampaikan pesan yang akan disampaikan dalam bentuk lambang – lambang auditif, baik verbal ( kedalam kata – kata atau bahasa lisan ) maupun  non  verbal.
Sedangkan menurut sudjana dan Rivai ( 2003 :129 ) media audio untuk pengajaran adalah bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif ( pita suara atau piringan suara), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan sisiwa sehingga terjadi proses belajar mengajar.
Kelebihan dari media audio antara lain :
a. Imajinatif.
b. Individual.
c. Relatif lebih murah.
d. Mobile.
e. Dapat merangsang partisipasi aktif pendengarnya.
f. Sangat tepat untuk materi musik dan bahasa.
g. Mengatasi batas waktu dan ruang.
h. Radio: aktual, dapat menjangkau khalayak luas, siaran langsung, tidak dapat diulang.
i. Kaset: dapat diputar ulang, dapat digunakan untuk merekam ulang.
Kelemahan dari media audio antara lain :
a. Komunikasi satu arah.
b. Abstrak, terutama berkaitan dengan angka, ukuran, penghitungan dll.
c. Auditif, sehingga membutuhkan konsentrasi dalam mendengarkan.
e. Radio: tidak bisa diulang, kontrol ada pada stasiun radio, rentan cuaca, kalau tidak menarik pendengar beralih stasiun lain.

Fungsi dan manfaat Media Audio
Fungsi media audio menurut Arsyad ( 2003 : 44 ) beliau mengutip pendapat sudjana dan Rivai ( 1991 : 130 ) adalah untuk melatih segala kegiatan pengembangan keterampilan terutama yang berhubungan dengan aspek – aspek keterampilan pendengaran. Keuntungan media audio menurut Sadiman ( 2005 :50 ) :
a.  Harga murah dan variasi program lebih banyak daripada TV.
b. Sifatnya   mudah        untuk    dipindahkan.
c. Dapat merangsang partisifasi aktif pendengaran siswa, serta dapat mengembangkan daya imajinasi seperti menulis, menggambar dna sebagainya.
e. Dapat memusatkan perhatian siswa seperti membaca puisi, sastra, menggambar music dan bahasa.
Keuntungan lainnya dari media audio Sadiman ( 2005 : 51 ) :  
a. Dapat menggantikan guru dengan lebih baik misalnya menghadirkan ahli dibidang – bidang tertentu, sehingga kelemahan guru dalam mengajar dapat digantikan.
b. Pelajaran lewat radio bisa lebih bermutu baik dari segi ilmiah dan metodis. Ini mengingat guru kita terkadang jarang mempunyai waktu yang luang dan sumber untuk mengadakan penelitian.
c. Dapat menyajikan laporan seketika, karena biasanya siaran – siaran yang actual itu dapat memberikan kesegaran pada sebagian besar topic.
d.  Dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.
Keuntungan media audio Arsyad ( 2003 : 45 ) adalah :
a. Merupakan peralatan yang sangat murah dan lumrah sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat.
b. Rekaman dapat digandakan untuk keperluan perorangan sehingga isi pesan dapat berada ditempat secara bersamaan.
c. Merekam peristiwa atau isi pelajaran untuk digunakan kemudian.
d. Rekaman dapat digunakan sendiri oleh siswa untuk mendengarkan diri sendiri sebagai lat diagnosis guna untuk membantu meningkatkan keterampilan membaca, mengaji dan berpidato.
e.  Dalam pengoprasiannya relatif sangat mudah.

Pengenalan Beberapa Media Audio
Beberapa jenis media yang dapat digolongkan ke dalam media audio adalah sebagai berikut:
a. Radio
Media ini dapat merangsang partisipasi aktif dari pendengar. Siaran radio sangat cocok untuk mengajarkan musik dan bahasa.
b. Alat perekam magnetik
Alat perekam magnetik atau tape recorder adalah salah satu media yang memiliki peranan yang sangat penting dalam penyampaian keakuratan sebuah informasi.
Penggunaan Media Audio
Dalam pembuatan atau penggunaan media ada beberapa peralatan pokok yang harus diperhatikan diantaranya : mikrofon, alat perekam (recorder ), alat pemutar hasil rekaman ( player), alat penyampur sumber suara (mixer) dan beberapa fasilitas lainnya yang diperlukan.
Langkah–langkah untuk mempersiapkan media audio menurut Arsyad (2003:46)         adalah:
a.   Mempersiapkan diri.
b.   Mempersiapkan kesiapan siswa.
c.   Mendiskusikan membahas materi program audio.
d.   Mendengarkan materi audio yang akan dibahas.
Sedangkan menurut Sudjana ( 2005 : 130 ) langkah – langkah yang harus dipersiapkan dalam menggunakan media audio meliputi tiga hal yaitu:
a. Langkah persiapan meliputi : persiapan dalam merencanakan,        memberikan pengarahan terhadap siswa mengenai ide – ide yang sulit, menentukan sasaran, periksa peralatan.
b.  Langkah penyajian meliputi : menyajikan waktu yang tepat, mengatur situasi ruangan, berikan motivasi untuk siswa.
c.  Tindak lanjut.
Teknik penggunaan rekaman menurut Hamalik ( 1994 : 103 ) antara lain:
a.  Kelas harus dibawa kearah belajar mendengarkan rekaman secara aktif.
b.  Guru hendaknya mengenal dan memahami rekaman tersebut.
c.   Menguasai penggunaan rekaman dan cakap mempergunakan rekaman dalam belajar.
d. Kegiatan lanjutan.
Teknik dalam perekaman radio pendidikan Sudjana ( 2005: 139 ), mengusulkan hal – hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
a. pilih subjek atau tema yang menarik dan mengundang perhatian   mereka.
b. Tentukan garis- garis besar cerita atau membuat synopsis.
c. Tentukan pemain, pelaku, penangungjawab dan sebagainya
d. Adakan latihan diluar studio untuk melatih penjiwaan mereka
e. Pilih sound effect yang sesuai, kemudian coba rekam dan adakan revisi.
Media Proyeksi Diam
Pengertian Media Proyeksi Diam
Media proyeksi diam adalah media visual yang diproyeksikan atau media yang memproyeksikan pesan, dimana hasil proyeksinya tidak bergerak atau memiliki sedikit unsur gerakan. Media jenis ini mempunyai persamaan dengan media grafis, dalam arti menyajikan rangsangan-rangsangan visual. Perbedaannya, media grafis dapat secara langsung berinteraksi dengan pesan media yang bersangkutan.
Karakteristik umum media ini adalah: pesan yang sama dapat disebarkan ke seluruh siswa secara serentak, penyajiannya berada dalam kontrol guru, cara penyimpanannya mudah (praktis), dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan indera, menyajikan obyek -obyek secara diam (pada media dengan penampilan visual saja), terkadang dalam penyajiannya memerlukan ruangan gelap, lebih mahal dari kelompok media grafis, sesuai untuk mengajarkan keterampilan tertentu, sesuai untuk belajar secara berkelompok atau individual, praktis dipergunakan untuk semua ukuran ruangan kelas, mampu menyajikan teori dan praktek secara terpadu, menggunakan teknik-teknik warna, animasi, gerak lambat untuk menampilkan obyek/kejadian tertentu (terutama pada jenis media film), dan media film lebih realistik, dapat diulang-ulang, dihentikan, dsb., sesuai dengan kebutuhan.
Pengenalan Beberapa Media Proyeksi Diam
Beberapa media yang termasuk kedalam media proyeksi diam diantaranya adalah:
a. Film Bingkai
Film bingkai adalah suatu film positif baik hitam putih ataupun berwarna yang berukuran 35 mm, dan umumnya dibingkai dengan ukuran 2 x 2 inchi.

b.   Film Rangkai
Film rangkai hampir sama dengan film bingkai, bedanya pada film rangkai frame atau gambar tidak memerlukan bingkai dan merupakan rangkaian berurutan dari sebuah film atau gambar tertentu.
c.    OHT
Over Head Transparancy (OHT) adalah media visual proyeksi, dibuat di atas bahan transparan, biasanya film acetate atau plastik berukuran 8,5 x 11 inchi. Media ini memerlukan alat khusus untuk memproyeksikannya yang dikenal dengan sebutan Over Head Projector (OHP).
d.   Opaque Projektor
Projektor yang tak tembus pandang, karena yang diproyeksikan bukan bahan transparan tetapi bahan-bahan yang tidak tembus pandang (opaque).
e. Mikrofis
Mikrofis adalah lembaran film transparan yang terdiri atas lambang-lambang visual yang diperkecil sedemikian sehingga tidak dapat dibaca dengan mata telanjang.
Media Audio Visual
Pengertian Media Audio Visual
Media Audio visual adalah media yang mempunyai dua unsur, yaitu unsur suara dan unsure gambar.
Fungsi dan Manfaat Media Audio Visual
Dale (1969:180) mengemukakan bahwa bahan-bahan audio-visual dapat memberikan banyak manfaat asalkan guru berperan aktif dalam proses pembelajaran. Hubungan guru-siswa tetap merupakan elemen paling penting dalam sistem pendidikan modern saat ini.
Guru harus selalu hadir untuk menyajikan materi pelajaran dengan bantuan media apa saja agar manfaat berikutini dapat terealisasi:
a. Meningkatkan rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas.
b. Membuahkan perubahan signifikan tingkah laku siswa.
c. Menunjukkan hubungan antara mata pelajaran dan kebutuhan pelajaran dan minat siswa dengan meningkatnya motivasi belajar siswa.
d. Membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa.
e.  Membuat hasil belajar lebih bermakna bagi berbagai kemampuan siswa.
f.  Mendorong pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran dengan jalan melibatkan imajinasi dan partisipasi aktif yang mengakibatkan meningkatnya hasil belajar.
g.  Memberikan umpan balik yang diperlukan yang dapat membantu siswa menemukan seberapa banyak telah mereka pelajari.
h.  Melengkapi pengalaman yang kaya. Dengan pengalaman itu konsep-konsep yang bermakna dapat dikembangkan.
i.  Memperluas wawasan dan pengalaman siswa yang mencerminkan pembelajaran non verbalistik  dan membuat generalisasi yang tepat.
j.  Meyakinkan diri bahwa urutan dan kejelasan pikiran yang siswa butuhkan jikamereka membangun struktur konsep dan sistem gagasan yang bermakna.
Pengenalan Beberapa Jenis Media Audio- Visual
Beberapa jenis media yang masuk dalam kelompok ini adalah:
a. Film gerak
Film gerak merupakan sebuah media pembelajaran yang sangat menarik karena mampu mengungkapkan keindahan dan fakta bergerak dengan efek suara, gambar dan gerak, film juga dapat diputar berulang-ulang sesuai dengan kebutuhan.
b. Film gelang
Film gelang atau film loop adalah jenis media yang terdiri atas film berukuran 8 mm dan 16 mm yang ujung-ujungnya saling bersambungan sehingga film ini akan berulang terus menerus jika tidak dimatikan.
c. Program TV
Televisi dapat menjadi sebuah media pembelajaran yang menarik dalam menyampaikan pesan-pesan pembelajaran secara audio visual dengan disertai unsur gerak.
d. Video
Pesan yang disajikan dalam media video dapat berupa fakta maupun fiktif, dapat bersifat informatif, edukatif maupun instruksional.
Semoga Bermamfaat, Shukran Jazakallah Khairan@

Read More
Belajar Pembelajaran: Pengertian Media Pembelajaran

Belajar Pembelajaran: Pengertian Media Pembelajaran



Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar mengajar.  Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan.
Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pengajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia.
Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang media pengajaran, yang meliputi (Hamalik, 1994 : 6).
•    Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar;
•    Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan;
•    Seluk-beluk proses belajar;
•    Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan;
•    Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran;
•    Pemilihan dan penggunaan media pendidikan
•    Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan;
•    Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran;
•    Usaha inovasi dalam media pendidikan.[1]
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’.  Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.[2].
Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut Media Pembelajaran.[3]
Kata media berasal dari bahasa latin yaitu jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, 2002: 6). Sedangkan menurut Brigs (dalam Sadiman, 2002: 6) media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Lain lagi menurut Latuheru (dalam Hamdani, 2005: 3) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdayaguna.
Berdasarkan definisi tersebut, media pembelajaran memiliki manfaat yang besar dalam memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran. Media pembelajaran yang digunakan harus dapat menarik perhatian siswa pada kegiatan belajar mengajar dan lebih merangsang kegiatan belajar siswa.
Selain itu, media pembelajaran dapat membangkitkan motivasi dan minat siswa dan juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.
Maka, dapat ditarik suatu pengertian bahwa media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran agar dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian siswa sehingga proses interaksi komunikasi edukasi antara guru (atau pembuat media) dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdayaguna.
Semoga Bermamfaat, Shukran Jazakallah Khairan@


Read More
Pendidikan Jasmani: Pendidikan Jasmani Dan Olahraga

Pendidikan Jasmani: Pendidikan Jasmani Dan Olahraga

       Peran dan kedudukan pendidikan jasmani di sekolah tidak dapat berjalan sesuai dengan kaidah-kaidah penjas. Karena sebagian besar warga sekolah (Kepala Sekolah, Guru, Komite Sekolah, dan Siswa) masing menganggap bahwa mata pelajaran penjas hanyalah sebagai matapelajaran pelengkap saja (bukan yang diuji-nasionalkan, sehingga tidak atau kurang penting). Akibatnya perhatian dari warga sekolah kurang bagus.
                Selain itu, mata pelajaran penjas selalu diidentikan dengan prestasi. Dengan kata lain yang prestasi “olahraga”nya jelek berarti penjasnya juga tidak bagus. Alat dan fasilitas yang diberikan juga kurang memadai (masih sangat kurang). Selama ini upaya yang dilakukan, baik Kepala Sekolah, guru maupun siswa, tidak begitu nyata. Masalah penting lain yang dihadapi penjas sekarang ini adalah sebagian siswa dan orangtua bahkan masyarakat menganggap peranan penjas tidak begitu penting, mereka lebih mementingkan ikut privat atau less bidang studi seperti Bahasa Inggris, Matematika, daripada mengutamakan anaknya latihan di klub olahraga.
            Pelaksanaan penjas di dalam matapelajaran yang jarak lapangannya kurang lebih 400 m dari sekolah, adapun lapangan di sekolah, kadang tidak memungkinkan untuk dipakai sekaligus oleh 3 orang guru penjas. Jam pelajaran kadang sampai jam terakhir, yang kadang membuat anak cepat lelah dan malas berolahraga. Secara umum, unsur sekolah masih menganggap bahwa matapelajaran pendidikan jasmani hanya sebagai matapelajaran nomor sepuluh, yang utama adalah matapelajaran yang di ujian nasional-kan. Namun demikian, matapelajaran pendidikan jasmani oleh kepala sekolah, guru-guru non pendidikan jasmani, orangtua, atau siswa masih dianggap lebih penting dibandingkan dengan matapelajaran muatan lokal. Karena matapelajaran pendidikan jasmani dapat mengangkat nama baik sekolah lewat prestasi siswanya di bidan olahraga seperti dalam kegiatan POPDA baik tingkat provinsi, kabupaten maupun pertandingan inter-sekolah. Ini berarti olahraga pendidikan di sekolah masih dianggap sebagai olahraga prestasi.
           Fenomena pembelajaran pendidikan olahraga di sekolah terbagi kedalam dua kategori. Pertama, olahraga dalam bentuk sport yang kemudian dikembangkan menjadi sports skills (keterampilan teknik cabang olahraga). Olahraga sebagai bentuk keterampilan teknik kecabangan olahraga disampaikan kepada siswa dalam bentuk pelatihan, pengulangan, dan pembiasaan, dengan harapan para siswa mampu dan menguasai berbagai teknik kecabangan olahraga. Proses ini diharapkan mengantarkan para siswa bisa memiliki keterampilan tinggkat tinggi, yang kemudian berakhir pada tingkat pencapaian prestasi, para siswa menjadi pemenang dan juara di berbagai pertandingan olahraga.
           Kedua, penyelenggaraan pendidikan jasmani yang berakar dari filosofi gerak insani, yang diwujudkan kedalam bentuk berbagai aktivitas jasmani. Manipulasi aktivitas jasmani ini perlu menyebabkan para siswa mengalami proses belajar-mengajar. Orientasi belajar-mengajar inilah yang menjadi perhatian sehingga bisa memunculkan tingkat kebugaran fisikal, penguasaan keterampilan, pengetahuan dan pemahaman, keterampilan sosial, dan sikap serta apresiasi terhadap peranan dan keterampilan sehingga mengantarkan para siswa bisa membekali diri untuk beraktivitas jasmani sepanjang hayat. Kebisaan, pengetahuan, dan sikap sosial inilah yang menjadi orientasi sehingga para siswa memiliki kemampuan memelihara dan meningkatkan kualitas hidup. Berbagai aktivitas jasmani atau olahraga yang dilakukan siswa sepanjang hidupnya diharapkan mampu mengantarkan siswa memiliki kualitas hidup yang lebih baik.
            Dua fenomena inilah yang menjiwai pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah. Orientasi utama pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah diarahkan pada pembekalan kecakapan hidup melalui belajar olahraga atau aktivitas jasmani, mengantarkan siswa mampu mengatasi segala tantangan aktivitas jasmani di lingkungannya. Fenomena pendidikan olahraga perlu diarahkan pada model mutakhir olahraga sebagai bukan hanya bermakna keuntungan biologis-tubuh, nilai-nilai pedagogis, tetapi secara terpadu dan konstruktif guru dan siswa membangun bahtera belajar olahraga bagi kepentingan pencapaian tujuan pendidikan.Membahas olahraga di pendidikan tidak lepas dari pendidikan jasmani dan kesehatan yang digunakan di Indonesia. Ada yang berpendapat bahwa olahraga dan pendidikan jasmani merupakan dua istilah yang mempunyai satu pengertian yang sama, apabila ada perbedaan hanya pada intensitasnya. Pendapat lain mengatakan berbeda.              
 

           Menurut UNESCO lewat ICSPE Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani, dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan keterampilan jasmani pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak

           Pendidikan Jasmani dan Olahraga merupakan aktivitas fisik dan dapat berupa permainan. Tujuannya tidak sama akan tetapi dalam bagian tertentu menunjukan kaitan satu sama lain. Berdasarkan  dokumen yang resmi, Pendidikan Jasmani (physical education) digunakan untuk kalangan pendidikan sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Sedangkan Olahraga (Sport) untuk kegiatan di luar pendidikan yang berorientasi pada peningkatan prestasi melalui pertandingan dan perlombaan. 
         Pendidikan Jasmani dan Olahraga (Penjas-Or) merupakan bagian dari kurikulum standar Lembaga Pendidikan Dasar dan Menengah. Dengan pengelolaan yang tepat, maka pengaruhnya bagi pertumbuhan dan perkembangan Jasmani, Rohani dan Sosial Peserta didik tidak pernah diragukan.Pendidikan Jasmani adalah kegiatan jasmani yang diselenggarakan untuk menjadi media bagi kegiatan pendidikan. Pendidikan adalah kegiatan yang merupakan proses untuk mengembangkan kemampuan dan sikap rohaniah yang meliputi aspek mental, intelektual dan bahkan spiritual. Sebagai bagian dari kegiatan pendidikan, maka pendidikan jasmani merupakan bentuk pendekatan ke aspek sejahtera Rohani (melalui kegiatan jasmani), yang dalam lingkup sehat WHO berarti sehat rohani. Olahraga adalah kegiatan pelatihan jasmani, yaitu kegiatan jasmani untuk memperkaya dan meningkatkan kemampuan dan ketrampilan gerak dasar maupun gerak ketrampilan (kecabangan olahraga).  
              Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, makhluk total, dari pada hanya menganggapnya sebagai seorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya. Pendidikan jasmani ini harus menyebabkan perbaikan dalam pikiran dan tubuh yang mempengaruhi seluruh aspek kehidupan harian seseorang. Pendekatan holistic tubuh jiwa ini termaksud pula penekanan pada ketiga domain kependidikan, psikomotor, kognitif, dan afektif. Dengan meminjam ungkapan Robert Gensemer, penjas diistilahkan sebagai proses menciptakan “tubuh yang baik bagi tempat pikiran atau jiwa”. Artinya, dalam tubuh yang baik “diharapkan” pula jiwa yang sehat, seperti dengan pepatah “men sana in corporesano” Akan tetapi, apakah kita percaya terhadap konsep holistik tentang pendidikan asmani, tetapi, apakah konsep tersebut saat ini bersifat dominant dalam masyarakat kita atau diantara pengembang tugas penjas sendiri. Masih banyak guru penjas yang sangat jauh dari menyadari terhadap peranan dan fungsi pendidikan jasmani disekolah-sekolah, sehingga proses pembelajaran penjas disekolahnya masih lebih banyak ditekankan pada program yang berat sebelah pada aspek fisik semata-mata. Bahkan, dalam kasus Indonesia, penekanan yang berat itu masih dipandang lebih baik, karena ironisnya, justru program pendidikan jasmani dikita masih tidak ditekankan kemana-mana. Itu karena pandangan yang sudah lebih parah, yang memandang bahwa program penjas dipandang tidak penting sama sekali. 

 

Sumber:http://berachunk-amrank.blogspot.com/2012/06/perbedaan-antara-pendidikan-jasmani.html

Read More
Pendidikan Jasmani: Peran Penjas Dalam Pembentukan Karakter

Pendidikan Jasmani: Peran Penjas Dalam Pembentukan Karakter

         Kegiatan pendidikan jasmani menekankan pada kesehatan, tentang olahraga. Olahraga dan pendidikan jasmani tidak dapat dipisahkan yang saling mempunyai keterkaitan antara olahraga dan pendidikan jasmani. Pembinaan pengembagan olahraga merupakan bagian dari upaya meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang ditunjukkan pada peningkatan jasmani dan rohani, pemupukan watak, disiplin, dan sportifitas, serta pengembangan prestasi olahraga yang dapat membangkitakan rasa kebanggan nasional.

Sportifitas dapat mengembangkan jiwa kejujuaran dan rasa kebersamaan antar sesama. Kejujuran sangat diperlukan dalam perkembangan bangsa Indonesia yang masih dinggap sebagai negara berkembang. Jadi, pendidikan jasmani berperan dalam menentukan kepribadian manusia Indonesia. Pendidikan jasmani mengajarkan tentang kesadaran lingkungan hidup, melestarikan nilai-nilai kehidupan yang selalu dibutuhkan manusia. Pendidikan jasmani dalam praktikumnya kebanyakan dilaksanakan berhubungan kontak langsung dengan alam sekitar, udara juga merupakan salah satu komponen penting dalam pelatihan pendidikan jasmani, kesegaran alam juga mempengaruhinya. Dengan sering kontak langsung dengan alam, menumbuhkan sikap pecinta alam dan melindungi alam planet bumi yang sekarang disebut-sebut mengalami sakit parah dalam keadaan alamiahnya.
Dalam pendidikan jasmani mempunyai strategi-strategi tertentu dalam pembelajarannya, sehingga memberikan pola pikir lebih kritis dalam pencapaian suatu tujuan. Strategi-strategi tersebut memiliki proses dan sistematis yang jelas. Memberikan rasa pemupukan rasa percaya diri dalam melalui strategi dalam pelatihan jasmani sehingga membentuk pribadi yang mandiri dan mampu mengembangkan pemikiran-pemikiran baru yang berguna bagi ilmu pengetahuan. Kegiatan ke-jasmani-an juga sebagai pengisi waktu luang yang bersifat positif dan kreatif, karena setiap kegitannya memiliki ragam kreatifitas yang positif bagi pembentukan kepribadian.
Oval: 5Watak disiplin juga ditekankan dalam pelaksanaan pendidikan jasmani, kedisiplinan dalam pelaksanaannya seperti ketepatan waktu yang digunakan saat pelaksanaan kegiatan tersebut. Dengan disipin, pola hidup seseorang akan berubah, individu tersebut dituntut untuk ketepatannya dalam melalakukan kegiatan dalam segala bidang sehingga menjadikan pola kehidupan intelek yang ideal. Menjadikan pola hidup yang sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga.

sumber: http://hillmerlinda.blogspot.com/2011/10/peranan-pendidikan-jasmani-dalam.htm
Read More
Pendidikan Jasmani: Gaya Mengajar Guru Penjas

Pendidikan Jasmani: Gaya Mengajar Guru Penjas


Kebosanan biasanya terjadi bila seseorang mengalami peristiwa yang sama secara berulang, terus dan rutin. Kecenderungan kita adalah adanya suatu perubahan dari yang telah telah ada, dan kita menginginkan adanya variasi dalam kehidupan.
Kebosanan juga merupakan masalah besar di sekolah. Sebagian besar guru dalam mengajar selalu berdiri di depan anak didik dan berbicara dengan monoton mulai awal sampai akhir pelajaran. Dalam keadaan seperti ini sulit untuk mempertahankan perhatian murid, sehingga waktu yang terpakai tidak bermanfaat bagi guru dan murid.Murid juga menginginkan adanya variasi dalam proses belajar, sehingga belajar itu sendiri lebih menarik dan lebih hidup. Dengan demikian, siswa lebih dapat memusatkan perhatian mereka.
Variasi dalam kegiatan belajar mengajar, dimaksudkan sebagai proses perubahan dalam mengajar, yang dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok, yaitu variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam penggunaan alat atau media pengajaran, dan variasi dalam pola interaksi. Keterampilan mengajar dengan melakukan variasi telah dikenal dan dianggap sebagai keterampilan yang sangat penting dikuasai oleh seorang guru. Dalam pelaksanaannya, komponen-komponen melakukan variasi ini membuat aspek-aspek keterampilan lainnya seperti variasi dalam memberikan penguatan (reinforcement), variasi dalam mengajukan pertanyaan , variasi dalam permainan olahraga dan sebagainya.
Seperti yang disebutkan di atas, ada tiga komponen keterampilan mengadakan variasi yang salah satunya adalah variasi dalam gaya mengajar dan berikut ini akan dibicarakan lebih lanjut.Variasi dalam gaya mengajar guru berguna untuk menarik dan memperhatikan minat dan semangat siswa dalam belajar. Variasi ini meliputi variasi suara, pemusatan perhatian, variasi gerakan anggota badan dan variasi dalam pemilihan permainan olahraga. Dari siswa, variasi dilihatnya sebagai sesuatu yang menarik dan memiliki relevansi dengan hasil belajar.Variasi gaya mengajar guru, akan mempertinggi komunikasi antara guru dengan siswa. Biasanya variasi semacam ini muncul di antara komponen-komponen sebagai berikut:
a.      Penggunaan Variasi Suara
Yang termasuk dalam pengertian suara ini adalah kekuatan atau kekerasan, lagu bicara (intonasi), tekanan bicara dan kelancaran bicara.Dalam menyajikan pokok penting biasanya guru memberi  tekanan pada kata-kata tertentu, atau juga dalam diucapkan dengan lambat sehingga dapat diikuti dengan jelas sekali.
Suara yang terlalu keras atau terlalu lemah akan memberikan hasil belajar yang buruk. Suara yang terlalu keras justru sulit untuk ditangkap isi pembicaraannya. Di samping itu kesan yang diterima siswa adalah gurunya seorang yang kejam. Suasana belajar yang demikian akan mengganggu proses belajar mengajar. Lagu bicara mempunyai pengaruh pula pada daya tangkap siswa terhadap pembicaraan guru. Lagu bicara mempunyai pengaruh pula pada daya tangkap siswa terhadap pembicaraan guru. Lagu bicara yang datar (monoton) dan lugu bicara yang naik turun tetapi tersendat-sendat akan membosankan siswa. Tekanan bicara hendaknya diberikan pada hal-hal yang penting misalnya dalam menyebutkan definisi istilah, nama, dan kata-kata asing dengan ucapan pelan dan jelas. Kalau dirasa perlu ucapannya dapat diulang baik oleh guru atau siswa. Kelancaran berbicara patut pula diperhatikan karena mempunyai pengaruh yang besar pada daya tangkap siswa. Cara bicara yang gagap atau terbata-bata, sulit ditangkap maksudnya.
b.      Pemusatan Perhatian (Focusing)
Memusatkan perhatian pada hal yang penting, dapat dilakukan guru dengan perkataan, misalnya perhatian baik-baik, ini yang penting, perlu digaris bawahi, dan lain sebagainya. Penekanan seperti itu biasanya di kombinasikan dengan gerakan anggota badan.
c.       Kesenyapan atau Pemberian Waktu (Pausing)
Adanya kesenyapan yang disengaja pada saat guru menerangkan, merupakan alat yang baik untuk menarik perhatian siswa.Didalam mengajukan pertanyaan guru menggunakan “waktu tunggu” atau kesenyapan untuk memberikan kesempatan siswa untuk berfikir utamanya pada pertanyaan yang memerlukan waktu berfikir yang dalam.
d.      Mengadakan Kontak Pandang
Yang dimaksud dengan kontak pandang disini adalah hubungan batin antara guru dan siswa dalam kaitannya dengan materi yang sedang dibahas bersama. Pada saat mengajar, pandangan guru memperhatikan murid untuk menunjukkan adanya hubungan. Kontak pandang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi yang penting dan dapat juga untuk mengetahui perhatian dan pemahaman siswa. Pandangan guru kadang keluar dari perhatian terhadap siswa, misalnya : melihat pada sekelompok siswa saja, dan lain sebagainya. Hal-hal diatas hendaknya di hindari oleh guru pada saat mengajar agar situasi dapat terkendali dengan baik.
e.       Gerakan Badan dan Mimik
Gerak dari anggota badan dalam memberikan pelajaran sangat besar peranannya untuk memperjelas hal-hal yang penting. Siswa akan lebih jelas dalam memahami pelajaran. Disamping melalui pendengaran juga disertai pengamatan melalui mata. Untuk menjelaskan suatu gerakan olahraga tertentu sebaiknya guru mencontohkan, jadi disamping menguraikan penjelasan melalui vocal tetapi juga melalui contoh secara langsung.
f.       Variasi dalam pemilihan permainan olahraga
Olahraga merupakan satu-satunya pelajaran yang menuntut siswa bergerak aktif. Tetapi monoton pemilihan permainan juga dapat menurunkan antusias siswa dalam mengikuti pelajaran. Semua cabang olahraga dapat dibuat suatu permainan dan dapat juga dimodifikasi , untuk mendapat perhatian dari siswa dan mempermudah penyampaian materi. Pengajaran penjas sekarang ini telah marak diterapkan adanya TGFU (Teaching Game For Understanding). Memberikan pengajaran pada siswa mengenai suatu cabang olahraga melalui suatu permainan agar materi pelajaran dapat tersampaikan dengan baik dan disamping itu meninggalkan kesan yang positif bagi peserta didik.
Sumber:
Sardiman, A.M. 1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Pers:Jakarta.

Read More
Macam Macam Tulang Manusia (Pendididkan Kepelatihan Olahraga FIK UNM)

Macam Macam Tulang Manusia (Pendididkan Kepelatihan Olahraga FIK UNM)

Oleh: Muhammad Akbar, S.Pd
(Penulis & Guru SMP IT Wahdah Islamiyah, Serta
Alumni Pendididkan Kepelatihan Olahraga
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar)
Rangka manusia terdiri atas beberapa macam atau jenis tulang. Masing-masing dapat dikelompokkan baik itu berdasarkan bentuk, jaringan penyusun, dan berdasarkan letaknya. sebelum membahas tentang macam-macam tulang manusia, tahukah anda pengertian rangka itu ?.. 
Pengertian rangka sebelumnya telah kami jelaskan secara jelas dan lengkap.  Macam-macam tulang tersebut merupakan tulang yang ada dalam tubuh kita, jadi tubuh kita ini terdiri atas beberapa macam atau jenis tulang yang saling terhubung dalam membentuk sebuah rangka menjadi sistem rangka. Untuk melihat macam-macam tulang manusia atau jenis-jenis tulang manusia, dapat dilihat dibawah ini..
1. Berdasarkan Bentuk
Berdasarkan bentuknya, ada tiga macam kelompok tulang, yaitu tulang pendek, tulang pipih, dan tulang pipa. 
a. Tulang Pendek 
       Tulang pendek berbentuk bulat pendek dan berisi sumsum merah Contohnya ruas tulang belakang, tulang pergelangan tangan, tulang pergelangan kaki, dan ruas-ruas tulang jari. 
b. Tulang Pipih
       Tulang pipih berbentuk pipih. Bagian dalamnya berongga-rongga seperti spons dan berisi sumsum merah. Sumsum merah berfungsi membentuk sel-sel darah dan sel-sel darah putih. Contohnya tulang rusuk, tulang dada, tulang belikat, dan tulang pelipis. 
c . Tulang Pipa
        Tulang pipa berbentuk panjang dan bulat seperti pipa. Contohnya tulang lengan atas, tulang paha, dan tulang hasta. 
2. Berdasarkan Jaringan Penyusun
Berdasarkan jaringan penyusunnya, tulang dapat dibedakan menjadi tulang rawan dan tulang keras. 
a. Tulang Rawan
      Tulang rawan bersifat liat dan lentur karena zat-zat antarsel tulang banyak mengandung zat perekat dan mengandung zat kapur. Zat perekat tulang adalah sejenis protein yang disebut kolagen. Zat ini sangat berperan dalam proses penyambungan tulang apabila terjadi tulang retak atau patah. Contohnya telinga, hidung, dan di ujung-ujung tulang  keras, tempat sambungan antaratulang
b. Tulang Keras
        Tulang keras bersifat kaku dan keras karena sebagian besar tersusun dari zat kapur dan fosfor. Makin tua umur seseorang makin tinggi kadar zat kapur dalam tulangnnya. Itulah penyebab tulang menjadi makin keras, tidak lentur, dan mudah patah. 
3. Be rdasarkan Letaknya
     Rangka tubuh manusia terdiri tas tulang-tulang yang saling berhubungan. Berdasarkan letaknya, tulang penyusun kerangka tubuh manusia dapat dikelompokkan menjadi tulang tengkorak, tulang badan, dan tulang gerak. 
a. Tulang Tengkorak
       Tulang penyusun tengkorak terdiri atas tulang pipih yang saling bersambungan. Pada sambungan antara tulang tengkorak bayi yang baru lahir terdapat celah yang lebar disebut fontanela. Tulang tengkorak berfungsi sebagai pelindung organ tubuh yang lunak dan penting, misalnya untuk melindungi mata dan otak. Selain itu, tulang tengkorak juga menentukan bentuk wajah. 
b. Tulang Badan
        Tulang-tulang penyusun rangka dalam menentukan bentuk badan dan berfungsi melindungi alat-alat tubuh yang penting, misalnya jantung dan paru-paru. Rangka badan terdiri atas tulang belakang, tulang rusuk, tulang dada, gelang bahum dan gelang panggul. 
c. Tulang Anggota Gerak
          Anggota gerak kita terdiri atas dua lengan dua tungkai. Lengan disebut anggota gerak atas dan tungkai (kaki) disebut anggota gerak bawah, Tulang lengan atas (humerus) berhubungan dengan gelang bahu pada ujung atasnya dan berhubungan dengan lengan bawah pada ujung lainnya. Tulang rawan bawah terdiri atas tulang pengumpil (radius) dan tulang hasta (ulna). Kedua macam tulang tersebut (radius dan ulna) berhubungan dengan tulang-tulang pergelangan tangan.  Tungkai (kaki) bagian atas berupa tulang paha (femur) yang berhubungan dengan gelang panggul. Ujung bawah tulang paha berhubungan dengan tungkai bawah yang tersusun atas tulang kering (tibia) dan tulang betis (fibula). Di antara kedua tulang tersebut dan tulang paha terdapat tulang tempurung lutut (patela)


Semoga bermamfaat, Jasakallah khairan@

Read More