Muhasabah Diri Untuk Menjadi Lebih Baik
Berkata sebahagian ahli hikmah,
“Bagaimana mampu bergembira seseorang yang
harinya membinasakan bulannya dan bulannya membinasakan tahunnya dan tahunnya
membinasakan umurnya. Bagaimana mampu bergembira seseorang yang umurnya
menggiringnya kepada ajalnya dan kehidupannya menggiringnya kepada
kematiannya.”
Segala puji bagi Allah yang telah
menetapkan sifat fana bagi dunia ini dan mengkhabarkan bahawa akhirat adalah
negeri abadi, dengan kematian dia membinasakan usia yang panjang. Saya
memuji-Nya atas segenap nikmat-Nya yang tercurah dan saya bersaksi bahawa tidak
ada yang berhak diibadahi selain Allah semata, Dzat Yang Menundukkan segala
sesuatu. Dan saya bersaksi bahawa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Dia
telah memperingatkan dari condong kepada negeri ini, shalawat serta salam
semoga tercurah kepada beliau dan keluarganya beserta para shahabatnya yang
taat dan suci sepanjang siang dan malam.
Wahai sekalian manusia, bertakwalah
kepada Allah dan fikirkanlah dunia kalian dan betapa cepat dia berlalu.
Bersiap-siaplah menyambut akhirat dan kengeriannya. Setiap bulan yang
menghampiri seseorang semakin menyeret dia mendekati ajal dan akhiratnya.
Sebaik-baik kalian adalah yang
panjang umurnya lagi baik amalannya, dan seburuk-buruk kalian adalah yang
panjang umurnya lagi buruk amalannya. Tidak ada selain apakah seseorang
diberi pahala atas ketaatan dan kebaikannya atau diberi dengan dosa atas
keburukan dan kemaksiatannya, kecuali apabila dikatakan fulan telah wafat.
Alangkah dekatnya kehidupan dengan
kematian. Dan segala yang akan datang pasti datang. Dan kalian sekarang akan
meninggalkan tahun yang telah usai dan usia kalian pun semakin berkurang dan
akan menyambut tahun yang kalian tidak tahu apakah kalian akan menyelesaikannya
ataukah tidak?!
Maka hisablah diri-diri kalian apa
yang telah kita perbuat pada tahun yang lalu? Apabila kebaikan, bersyukurlah
kepada Allah dan sambunglah kebaikan itu dengan kebaikan. Sedangkan apabila buruk, bertaubatlah kepada Allah darinya dan isi
sisa-sisa usia kita (dengan kebaikan) sebelum luput darinya.
Berkata Maimun bin Mihran, “Tidak
ada kebaikan dalam kehidupan kecuali bagi orang yang bertaubat atau seseorang
yang beramal shalih mencari derajat yang tinggi.” Yakni orang yang bertaubat,
kesalahan-kesalahannya gugur disebabkan taubatnya dan orang yang beramal shalih
bersungguh-sungguh dalam menggapai derajat yang tinggi dan selain mereka
merugi. Sebagaimana firman Allah
Ta’ala,
“Demi masa,sesungguhnya manusia benar-benar berada di
dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih
dan saling nasihat menasihati di dalam kebenaran dan saling nasihat menasihati
di dalam kesabaran.”
Pada ayat ini Allah bersumpah dengan
waktu yang merupakan zaman dimana manusia tinggal, bahawa setiap manusia berada
di dalam kerugian.
Kecuali mereka yang memiliki 4 sifat yang disebutkan;iman, amal shalih, saling nasihat-menasihati di dalam kebenaran dan saling nasihat menasihati di
dalam kesabaran di atas kebenaran. Surat yang agung ini merupakan tolok ukur
amal perbuatan, dengannya seorang mukmin menimbang dirinya sehingga jelaslah
baginya apakah dia termasuk golongan yang beruntung atau merugi.
Oleh kerana itu Al Imam Asy-Syafi’i
berkata, “Seandainya setiap orang mentadabburi surat ini pastilah cukup
baginya.”Dan sebahagian ulama berkata, “Dahulu orang-orang yang shiddiq merasa
malu kepada Allah apabila di hari itu (kualiti) amalannya
seperti hari semalam.”
seperti hari semalam.”
Hal ini menunjukkan bahawa mereka
tidak rela hari berganti kecuali amalan kebajikannya bertambah. Dan mereka malu
apabila tidak ada kebajikan yang bertambah dan mereka menganggap hal itu
sebagai kerugian. Maka dengan bertambah usia seorang mukmin bertambah pula
kebaikannya. Barangsiapa keadaannya seperti ini kehidupan lebih baik darinya
daripada kematian. Dan pada doa Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam,
“Ya Allah jadikanlah kehidupan sebagai penambah
kebaikan bagiku dan (jadikanlah) kematian sebagai penghenti keburukan
dariku”. HR Muslim.
dariku”. HR Muslim.
Dan At-Tirmidzi meriwayatkan dari
Abu Hurairah Rhadiyallahu 'Anhu, bahawa Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam
bersabda,
“Tidaklah seseorang wafat kecuali dia menyesal,
apabila dia orang yang baik dia menyesal kenapa tidak lebih baik dan apabila
dia orang jahat dia menyesal kenapa dia tidak bertaubat.”
Dan ditampakkan orang-orang yang telah wafat di dalam
tidur, ia berkata, “Tidak ada pada kami yang lebih banyak daripada penyesalan
dan tidak ada pada kalian yang lebih banyak daripada kelalaian.” Dan sebahagian
mereka melihat di dalam tidurnya, ia berkata, “Kami menyesal atas suatu yang
besar, kami mengetahui tapi kami tidak berbuat sedangkan kalian berbuat tapi
tidak mengetahui. Sungguh demi Allah sekali tasbih atau dua kali atau satu
rakaat atau dua rakaat yang terdapat di lembaran (amalan kami) lebih kami
cintai daripada dunia dan seisinya.”
Wahai hamba-hamba Allah,
sesungguhnya setiap amalan tergantung penutupannya.Barangsiapa berbuat baik
pada sisa umurnya akan diampuni kesalahannya yang telah lalu, dan barangsiapa
berbuat buruk pada sisa umurnya akan dihukum atas kesalahan yang telah lalu dan
kesalahan di sisa umurnya. Orang-orang yang telah wafat menyesal atas apa yang
telah luput dari berbagai kesenangan dunia yang
fana. Apa yang telah berlalu dari dunia walaupun pada masa yang lampau sungguh
telah hilang kelezatannya dan tinggal sisa-sisanya dan apabila kematian telah
datang seolah-olah itu semua tidak ada.
Allah Ta’ala berfirman,
“Maka bagaimana pendapatmu jika Kami berikan kepada
mereka kenikmatan hidup bertahun-tahun, kemudian datang kepada mereka azab yang
telah diancamkan kepada mereka, nescaya tidak berguna bagi mereka apa yang
mereka selalu menikmatinya. (QS. Asy-Syuara’:205-207).
Dan pada Shahih Muslim dari Nabi
Shallallahu 'Alaihi Wasallam, beliau bersabda, “Allah mengangkat uzur dari
hambanya yang Dia panjangkan umurnya sampai enam puluh tahun.” Dan di dalam
Sunan At-Tirmidzi, “Usia ummatku antara enam puluh sampai tujuh puluh tahun,
dan sedikit dari mereka yang melewati itu.”
Wahai yang bergembira dengan
bertambahnya usia, sesungguhnya engkau bergembira atas berkurangnya usiamu. Berkata
sebahagian ahli hikmah, “Bagaimana mampu bergembira seseorang yang
harinya membinasakan bulannya dan bulannya membinasakan tahunnya dan tahunnya
membinasakan umurnya.
Bagaimana mampu bergembira
seseorang yang umurnya menggiringnya kepada ajalnya dan kehidupannya menggiringnya
kepada kematiannya.” Akan
didatangkan di hari kiamat seseorang yang paling panjang umurnya di dunia dari
golongan kelas atas yang menelantarkan ketaatan
kepada Allah dan melakukan kemaksiatan- kemaksiatan, kemudian dicelup di neraka
sekali celup, kemudian dikatakan padanya, “Apa engkau pernah merasakan
kesenangan di dunia sekali saja? Apa pernah engkau melalui kegembiraan di dunia
sebentar saja? Maka ia berkata, “Sungguh tidak pernah wahai Rabb! Lupa segala
macam kenikmatan dunia pada awal dirasakan padanya azab. Sesungguhnya mereka
adalah orang-orang yang diberikan pada mereka kesempatan hidup kemudian mereka
telantarkan dalam kelalaian dan kesenangan. Dan diberikan pada mereka harta
kemudian mereka hambur-hamburkan di jalan syahwat-syahwat yang haram. Ketika
mereka merasakan balasan mereka yang pertama, mereka lupa setiap apa yang
pernah mereka miliki di dunia dari waktu dan harta dan semua apa yang pernah
mereka rasakan dari kelazatan dan syahwat. Merekalah orang-orang yang
memusatkan akal-akalnya dan aktivitinya serta perhatiannya untuk dunia mereka dan mengikuti syahwat perut dan kemaluan mereka dan meninggalkan kewajiban terhadap Rabb mereka dan melupakan akhirat mereka. Hingga datang kepada mereka kematian sehingga mereka keluar dari dunia dalam keadaan tercela, merugi dari kebaikan-kebaikan, sehingga bersatulah pada mereka sakratulmaut dan ruginya kematian. Maka mereka pun menyesal di saat penyesalan tidak lagi bermanfaat, “dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam, dan pada hari itu ingatlah manusia, akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya. Dia mengatakan,
"Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini." Maka, pada hari itu tiada seorangpun menyiksa seperti siksa-Nya, (QS.Al Fajr: 25).
memusatkan akal-akalnya dan aktivitinya serta perhatiannya untuk dunia mereka dan mengikuti syahwat perut dan kemaluan mereka dan meninggalkan kewajiban terhadap Rabb mereka dan melupakan akhirat mereka. Hingga datang kepada mereka kematian sehingga mereka keluar dari dunia dalam keadaan tercela, merugi dari kebaikan-kebaikan, sehingga bersatulah pada mereka sakratulmaut dan ruginya kematian. Maka mereka pun menyesal di saat penyesalan tidak lagi bermanfaat, “dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam, dan pada hari itu ingatlah manusia, akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya. Dia mengatakan,
"Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini." Maka, pada hari itu tiada seorangpun menyiksa seperti siksa-Nya, (QS.Al Fajr: 25).
Maka fikirkanlah wahai manusia
sekalian! Dengan habisnya tahun habis pula umur seseorang dan fikirkanlah,
dengan berpindahnya tahun perpindahan ke negeri akhirat.
“Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.(Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka dia tidak akan dibalas melainkan sebanding dengan kejahatan itu.Dan barangsiapa yang mengerjakan amal yang soleh baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk syurga, mereka diberi rezeki di dalamnya tanpa hisab. (QS. Ghafir: 39-40).
“Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.(Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka dia tidak akan dibalas melainkan sebanding dengan kejahatan itu.Dan barangsiapa yang mengerjakan amal yang soleh baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk syurga, mereka diberi rezeki di dalamnya tanpa hisab. (QS. Ghafir: 39-40).
Semoga Bermamfaat,
Jazakallah Khairan@
0 Response to "Muhasabah Diri Untuk Menjadi Lebih Baik"
Post a Comment