'

Selamat Datang di Website Resmi Muhammad Akbar bin Zaid “Assalamu Alaikum Warahmtullahi Wabarakatu” Blog ini merupakan blog personal yg dibuat & dikembangkan oleh Muhammad Akbar bin Zaid, Deskripsinya adalah "Referensi Ilmu Agama, Inspirasi, Motivasi, Pendidikan, Moralitas & Karya" merupakan kesimpulan dari sekian banyak kategori yang ada di dalam blog ini. Bagi pengunjung yang ingin memberikan saran, coretan & kritikan bisa di torehkan pada area komentar atau lewat e-mail ini & bisa juga berteman lewat Facebook. Terimah Kasih Telah Berkunjung – وَالسٌلام عَلَيْكُم

Realitas Pemuda Indonesia: Seks Bebas Rusak Moral Remaja Generasi Penerus Bangsa


Oleh: Muhammad
Akbar
Jurusan Pendidikan Kepelatihan OlahragaFakultas Ilmu KeolahragaanUniversitas Negeri Makassar


Abstrak
Remaja merupakan generasi yang di persiapkan sebagai pilar penegak bangsa sangat rentan terhadap rayap-rayap yang akan menggerogoti, sebagai salah satu contoh dari rayap tersebut adalah pergaulan bebas yang di dalamnya terselip budaya seks bebas telah menyerang para remaja. Di Indonesia sendiri berdasarkan survei dari berbagai macam sumber yang ada membuktikan remaja sekarang ini dalam masa krisis moral. Indonesia yang budayanya menganut ajaran Timur mengharuskan setiap masyarakatnya memiliki agama, sesuai dengan hukum negara ini. Akan tetapi ajaran dalam agama tersebut nampaknya telah di langgar, norma yang ada dalam masyarakat pun telah di langgar dengan melakukan seks bebas.
Berbagai faktor mempengaruhi remaja dalam melakukan seks bebas. Berbagai dampak negative akan di terima para remaja, penanggung beban utama dari seks bebas sebenarnnya dari pihak remaja putri. Pencegahan memang selalu di upayakan pemerintah seperti pendidikan seks, seminar dan bimbingan konseling saat di sekolah. Namun perhatian dan pengawasan orang tua juga salah satu faktor penting untuk mencegah. Karena sudah sangat memprihatinkannya moral remaja karena seks bebas saya bermaksud membuat karya tulis ilmiah ini agar remaja sadar betapa bahayanya seks bebas dan lebih mengerti tentang seks yang legal tanpa melanggar norma serta mengurangi jumlah kematian remaja karena aborsi.
Kata kunci : dampak seks bebas, moral, pergaulan bebas, remaja, seks bebas.

Pendahuluan
Seks adalah sebuah naluri alamiah yang ada dalam setiap diri makhluk hidup di bumi ini, termasuk  pada diri manusia. Seks sangat di perlukan oleh makhluk hidup untuk berkembang biak dan melanjutkan keturunan agar tidak punah. Pada era globalisasi sekarang ini di mana teknologi dan kecanggihan sudah menjadi-jadi dan gaya hidup manusia pun sudah berubah, kebebasan semakin meningkat di antara pergaulan para manusia, seks bukan menjadi hal yang asing atau tabu lagi bagi mereka para pecinta dunia.
Bagi para remaja yang selalu di agung-agungkan sebagai generasi penerus bangsa, seks juga bukan lagi hal yang asing bagi mereka. Para ahli pendidikan telah sepakat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 13 tahun sampai dengan 18 tahun. Para remaja tidak dapat lagi di katakan sebagai anak-anak namun dia juga belum bisa di katakan sebagai orang dewasa. Masa remaja adalah masa dimana seseorang yang sedang menjalani proses menuju dewasa, biasanya pada proses ini remaja berusaha mencari jati diri mereka. Dalam sebuah pencarian jati diri inilah mereka akan mendapatkan berbagai informasi dari berbagai sumber tentang kehidupan dan salah satunya adalah kehidupan seks.
Sebenarnya pada usia remaja mereka sudah mendapatkan pendidikan seks yang lebih mendetail pada organ reproduksi manusia. Hal ini di maksudkan agar para remaja lebih mengerti tentang anatomi diri mereka sendiri dan semua hal yang berhubungan tentang seks, baik manfaatnya, dampaknya dan lain-lain. Akan tetapi, nampaknya banyak remaja yang belum memahami betul tentang seks tersebut atau mungkin saja mendapatkan informasi tentng seks dari informan yang salah sehingga tak sedikit dari para remaja terjerumus pada pergaulan yang salah yaitu seks bebas.
Nampaknya indonesia harus benar-benar prihatin terhadap moral para penerus bangsa ini. Berbagai berita tentang pergaulan bebas dan seks bebas di kalangan remaja semakin sering bermunculan di media massa. Contohnya kasus Tanjungpinang (RP) - Satuan Polisi Pamong Praja, (Satpol PP) Tanjungpinang sejak Juni 2013 lalu gencar menggelar razia asusila dan penyakit masyarakat ke penginapan-penginapan dan kos-kosan. Hasilnya cukup mengejutkan, karena setiap razia cukup banyak pasangan yang diamankan. Dan yang memprihatinkan, banyak anak remaja dan anak kuliahan yang ikut terjaring. Tak hanya di kos-kosan saja, para remaja ini banyak yang terjaring di wisma-wisma dan hotel.
Dari data Satpol PP Kota Tanjungpinang, dari razia bulan Juni-Okober 2013 sekitar 112 remaja terjaring razia tindak asusila. Meskipun razia ini hampir setiap minggu, namun jumlah yang terjaring tak menurun. Malah menunjukkan tren meningkat. (Lihat berita selengkapnya pada Riau Pos.co, 29/10/13)
Hal serupa didapat dari data Komisi Nasional Perlindungan Anak tahun 2008. Dari 4.726 responden siswa SMP dan SMA di 17 kota besar diperoleh hasil, 97 persen remaja pernah menonton film porno serta 93,7 persen pernah melakukan ciuman, meraba kemaluan, ataupun melakukan seks oral. Sebanyak 62,7 persen remaja SMP tidak perawan dan 21,2 persen remaja mengaku pernah aborsi. Perilaku seks bebas pada remaja terjadi di kota dan desa pada tingkat ekonomi kaya dan miskin (lihat di http://www.bkkbn.go.id/Lists/Berita)


1. Pengertian seks bebas
Pengertian seks bebas menurut (Kartono ,1977) merupakan perilaku yang didorong oleh hasrat seksual, dimana kebutuhan tersebut menjadi lebih bebas jika dibandingkan dengan sistem regulasi tradisional dan bertentangan dengan sistem norma yang berlaku dalam masyarakat.
Sedangkan menurut (Desmita, 2005) pengertian seks bebas adalah segala cara mengekspresikan dan melepaskan dorongan seksual yang berasal dari kematangan organ seksual, seperti berkencan intim, bercumbu, sampai melakukan kontak seksual, tetapi perilaku tersebut dinilai tidak sesuai dengan norma karena remaja belum memiliki pengalaman tentang seksual.
(Nevid dkk, 1995) mengungkapkan bahwa perilaku seks pranikah adalah hubungan seks antara pria dan wanita meskipun tanpa adanya ikatan selama ada ketertarikan secara fisik.
Sedangkan menurut (Sarwono, 2003) menyatakan, bahwa seks bebas adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis, mulai dari tingkah laku yang dilakukannya seperti sentuhan, berciuman (kissing) berciuman belum sampai menempelkan alat kelamin yang biasanya dilakukan dengan memegang payudara atau melalui oral seks pada alat kelamin tetapi belum bersenggama (necking, dan bercumbuan sampai menempelkan alat kelamin yaitu dengan saling menggesek-gesekan alat kelamin dengan pasangan namun belum bersenggama (petting, dan yang sudah bersenggama (intercourse), yang dilakukan diluar hubungan pernikahan.
Dari beberapa pernyataan para ahli di atas dapat di simpulkan bahwa seks bebas adalah tingkah laku yang di dorong oleh hasrat seksual yang berasal dari kematangan organ reproduksi yang di lakukan di luar norma-norma yang berlaku. Di luar norma yang berlaku maksudnya adalah di luar pernikahan.

          Survei Komnas Anak Di 12 Provinsi (4500 remaja sebagai responden)
1.    93,7% pernah berciuman hingga petting (bercumbu)
2.    97  %  pernah nonton porno dan situs yang dilarang
3.    62,7% remaja SMP sudah tidak perawan
4.    21,2% remaja SMA pernah aborsi

          Survey Perkumpulan Keluarga Berencana (100 remaja SMP & SMA Di Samarinda). 56% Pelajar sudah berhubungan seks. Bahkan ada yang terang terangan mengaku berhubungan seks dengan pekerja seks.

          Survey Synovate Researc
1.  44% mengaku punya pengalaman seks di usia 16-18 tahun.
2.  16% mengaku pengalaman seks di dapat di usia 13-15 tahun.
3.  Tempat melakukan seks di rumah (40%), kamar kos (26%) dan hotel (26%)

        Survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia
1.     32% remaja 14 – 18 tahun pernah berhubungan seks
2.     21,2% remaja putri pernah melakukan aborsi
3.     97% penyebab remaja melakukan seks yaitu dari internet.

Tabel 1. Cuplikan data dari beberapa survey yang telah di lakukan pada pelajar dan remaja yang ada di Indonesia (lihat selengkapnya pada wartanews.com, 19/03/11). Berdasarkan data-data yang tertera di atas dapat di lihat bahwa memang seks di kalangan para remaja bukan lagi menjadi hal asing atau hal yang tabu bagi mereka. Status sebagai pelajar seperti tidak berarti lagi bagi mereka, tren-tren pergaulan yang ada lebih mempengaruhi dari pada norma-norma yang sudah mengikuti mereka sejak mereka lahir.

2. Faktor Penyebab Seks Bebas
Semua praktik-praktik seks bebas yang terjadi dan perkembangan seks yang melanda pergaulan para remaja saat ini pasti di pengaruhi oleh faktor-faktor yang menyebabkan dan memicu remaja untuk melakukan seks bebas.  Menurut SKRRI (Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia), ada 3 faktor yang paling mempengaruhi remaja untuk melakukan hubungan seksual antara lain: (1) Pengaruh teman sebaya atau punya pacar. (2) Punya teman yang setuju dengan hubungan seks pra nikah. (3) Punya teman yang mendorong untuk melakukan seks pra nikah.(lihat di jejaktamboen.blogspot.com)
Selain ketiga faktor di atas ada pula beberapa faktor yang menyebabkan dapat terjadinya seks bebas di lingkup pergaulan para remaja antara lain pengaruh dari dalam yaitu pengaruh yang timbul dari dalam remaja itu sendiri, maksudnya pengaruh yang timbul dari jiwa remaja tersebut yang berusaha untuk mencari-cari jati diri mereka sesungguhnya. Dalam massa pencarian jati diri ini remaja akan di penuhi oleh rasa penasaran dan akan mencoba banyak hal-hal baru yang belum pernah mereka alami sebelumnya serta melakukan berbagai “eksperimen” kehidupan yang menarik bagi mereka, begitu juga dengan seks. Semua hal itu di dorong dengan tingkat emosional mereka yang masih labih, keinginan yang sangat besar sering melingkupi para remaja sehingga mereka terkadang mencoba sesuatu hal tanpa memahami dampak apakah yang akan timbulkan. Mereka juga akan mencoba-coba apakah itu seks sesungguhnya tanpa memikirkan dampaknya terlebih dahulu. (berdasarkan ulasan dari jejaktamboen. blogspot.com)
Selain itu pengaruh dari dalam diri sendiri faktor luar juga mempengaruhi. Beberapa contoh dari luar tersebut yaitu:
(1) Keluarga adalah lingkungan pertama yang akan di kenal anak dan memiliki peranan yang sangat penting bagi pembentukan kualitas diri remaja tersebut. Jika remaja tersebut dalam sebuah keluarga kurang mendapatkan perhatian maka ia akan bertindak sesuka hati karena merasa tidak mendapat larangan dari orang yang sangat dia hormati yaitu orang tua. Tidak ada nasihat, larangan, atau pun hukuman bila melakukan kesalahan membuktikan kurangnnya perhatian orang tua terhadap anak, pengawasan terhadap kegiatan mereka pun akan semakin rendah.
Begitu pula jika anak terlalu di kekang oleh keluarga mereka. Saat mencapai sebuah titik jenuh dan kesempatan muncul, maka remaja akan berusaha memberontak kepada orang tua untuk mendapat kebebasan. Sikap yang seharusnya adalah mendekatkan diri sedekat mungkin terhadap anak, mengawasi setiap aktifitasnya tanpa membuatnya merasa terkekang. Memberikan penjelasan-penjelasan dengan alasan yang kuat secara perlahan-lahan terutama tentang kehidupan seks yang seharusnya. Selain itu orang tua juga harus memberikan contoh yang baik terhadap anak, karena anak akan selalu meniru tingkah laku yang orang tuanya perbuat.(lihat ulasannya pada www.kapanlagie.tk).
(2). Teman merupakan seseorang yang dekat dengan remaja, kepribadian teman juga dapat mempengaruhi kepribadian remaja tersebut. Terkadang remaja lebih mempercayai ucapan teman mereka karena menurut mereka temanlah yang paling mengerti perasaan mereka dan dapat memahami kesulitan yang mereka hadapi.
Akan tetapi tidak semua teman dapat mengarahkan ke arah yang benar. Apa bila remaja tersebut salah dalam memilih teman dia akan mudah terjerumus kedalam hal-hal yang tidak baik. Remaja akan mudah mengikuti perkataan temannya apalagi bila di bumbui dengan kata-kata “ah kamu gak gaul “ atau “ kalau gak begini kamu gak boleh jadi temanku” dan bujukan-bujukan serta ancaman lainnya. Hal tersebut akan memaksa remaja melakukan hal yang mungkin juga tidak dia sukai namun berusaha menjalani demi “gengsi”. (lihat ulasannya pada fixguy.wordpress.com)
(3). Sekolah merupakan lingkungan yang dapat membimbing remaja dalam menentukan pilihan. Akan tetapi tidak semua siswa yang bersekolah mampu menerima pengarahan dari guru yang mengajar maupun peraturan yang berlaku. Cara seorang guru dalam memberikan sebuah materi pelajaran dan sikap akan mempengaruhi kualitas murid. Dalam pemberian materi tentang kehidupan seks guru nampaknya harus berhati-hati dalam memberikan sebuah penjelasan. (lihat ulasannya pada fixguy.wordpress.com)
Perkembangan teknologi yang semakin pesat, semua hal dapat di akses dengan mudah, hal ini juga menjadi faktor besar dalam perkembangan perilaku seks bebas di Indonesia. Beberapa media yang dapat menjadi pemicu antara lain:
(1). Media massa merupakan salah satu faktor penyebaran pornografi di kalangan remaja yang mampu memicu rasa penasaran remaja tersebut sehingga mereka mencoba melakukan seks bebas. Terdapat berbagai macam tabloid yang beredar secara bebas sekarang ini sebagai contoh majalah play boy, ekstravaganza, tabloid hot, buah bibir, MOM Plus dan lain – lain. Dalam majalah tersebut di pamerkan foto-foto yang berunsur pornografi. Entah bagaimana bisa majalah tersebut dapat beredar di kalangan remaja dengan mudahnya. Larangan pemerintah pun seperti tak mau menampakkan dirinya dalam situasi ini. (lihat ulasannya pada fixguy.wordpress.com)
(2). Internet yang merupakan dunia tanpa batas juga memiliki kehidupan pornografi yang tanpa batas pula. Dari mulai anak-anak sampai orang dewasa jika mereka menginginkannya mereka dapat dengan mudah mengakses situs-situs yang berbau pornografi. Pada remaja yang kurang mendapatkan pengawasan hal ini akan sangat berbahaya, mereka akan mendapatkan informasi yang belum bisa di pertanggungjawabkan kebenarannya dari internet.
Walaupun beberapa situs dewasa sudah di atur secara khusus agar anak di bawah umur tidak dapat mengakses akan tetapi beberapa iklan berbau pornografi sering di jumpai bila kita membuka sebuah situs tertentu, sebagai contoh lihat di sebuah situs http://redzone-tm.blogspot.com/2013/10/faktor-penyebab-seks-bebas-terjadi-pada.html
Berhubungan dengan internet pasti kita juga akan menilik tentang sosial media yang sudah menjadi tren di kalangan para remaja. Terdapat berbagai macam sosial media seperti facebook, twitter, instagram dan lain-lain. Dalam sosial media tersebut remaja dapat dengan mudahnya menemukan hal baru yang berbau pornografi dan seks, group-group yang berhubungan tentang sekspun telah tersedia. Memang hal itu di peruntukan bagi orang yang sudah cukup umur.  Namun apa gunannya larangan bila situs itu dapat di buka begitu saja oleh segala umur tanpa ada kesulitan atau mungkin syarat-syarat khusus yang harus di penuhi agar dapat membuka link tersebut. Berkenalan dengan orang yang salah pada sosial media juga akan membuat remaja terjerumus pada hal negative.



3. Dampak dari Seks Bebas
Semua kejadian yang ada di dunia ini pasti memiliki dampak, baik dampak positif maupun negative. Pada kegiatan seks bebas sudah pasti hal ini mengandung dampak negative. Berbagai dampak akan timbul dari aksi seks bebas, antara lain: (1)Hamil di luar nikah. Penerima dampak terbesar dari seks bebas sesungguhnya adalah wanita. Ketika wanita hamil di luar nikah, hal tersebut mampu membuat dirinya sangat terhina dan menderita. Beban mental dan fisik sudah pasti akan dia dapatkan terutama bagi para remaja perempuan. Negara kita yang notabenenya sebagi penganut budaya ketimuran akan menghujat keras orang yang hamil di luar nikah, berbagai hukuman secara moral pasti akan dia dapatkan, mulai dari sindiran, cacian, makian bahkan mungkin di usir oleh orang tua atau di usir dari lingkungan sekitar kemungkinan besar akan dia dapatkan. Hal tersebut di lakukan sebagai hukuman karena telah melanggar norma yang ada dalam masyarakat kita.
Belum lagi beban fisik yang akan di terima oleh remaja putri yang hamil. Belum sempurnanya organ-organ dalam tubuhnya untuk sebuah kehamilan akan membuatnya kerepotan dan resiko meninggal saat melahirkan meningkat. Selain itu dengan mental mereka(remaja putri) yang masih labil, mereka akan mudah depresi dalam kehamilan maupun dalam mengurus anaknya kelak. (2)Sekali lagi wanita menjadi korban utama dalam praktik seks bebas. Ketika para remaja putri takut akan hukuman yang akan dia terima kelak karena hamil di luar nikah, mereka memutuskuan untuk melakukan aborsi (Panani P. 2013).
Resiko kematian akibat aborsi sangat besar apalagi jika di lakukan oleh orang yang tidak  professional dan tidak memiliki ijin resmi dari pemerintah maupun dinas kesehatan. Hal ini bisa saja terjadi karena remaja belum memiliki dana yang banyak untuk melakukan aborsi yang di tangani oleh seseorang yang benar- benar memiliki kemampuan medis. Mereka kadang menggunakan cara-cara yang belum terjamin seperti meminum jamu atau pijat tradisional. Berdasarkan data yang dikeluarkan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), diperkirakan setiap tahun jumlah aborsi di Indonesia mencapai 2,5 juta jiwa dari 5 juta kelahiran pertahun. Bahkan, 1-1,5 juta diantaranya adalah kalangan remaja.
Data yang dihimpun Komnas Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menemukan dalam kurun waktu tiga tahun (2008-2010) kasus aborsi terus meningkat. Tahun 2008 ditemukan 2 juta jiwa anak korban Aborsi, tahun berikutnya (2009) naik 300.000 menjadi 2,3 juta janin yang dibuang paksa. Sementara itu, pada tahun 2010 naik dari 200.000 menjadi 2,5 juta jiwa. 62,6 persen pelaku diantaranya adalah anak berusia dibawah 18 tahun. Metode aborsi 37 persen dilakukan melalui kuret, 25 persen melalui oral dan pijatan, 13 persen melalui cara suntik, 8 persen memasukkan benda asing ke dalam rahim dan selebihnya melalui jamu dan akupunktur (lihat di rifkaanisa.blogdetik.com).
(3)Para pecinta seks bebas akan beresiko besar mengidam IMS(infeksi menular seksual) terutama bagi mereka yang tidak menggunakan pengaman. Penyakit seperti sifilis, raja singa, AIDS akan dengan mudahnya berpindah dari satu orang ke orang lain melalui hubungan seks. Pada beberapa daerah perilaku seks bebas menjadi penyebab utama tingginya kasus HIV/AIDS sebagai contoh di Sulawesi Selatan yang mencapai 3.918 penderita pada tahun 2010.       
Kepala Bagian Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS Biro Napza dan HIV/AIDS Sulsel, Muhammad Nuhrahim di Makassar, Rabu (20/7/2011), mengatakan, angka tersebut meningkat tajam dibanding tahun sebelumnya yakni 2.400 penderita. "Bila tahun lalu 58,6 persen penyebaran HIV/AIDS disebabkan oleh jarum suntik dan narkorba, maka tahun ini dari data diketahui penyebarannya sudah berubah yakni melalui hubungan seksual dengan persentase mencapai 60 persen lebih," ujarnya.(lihat berita selengkapnya pada kompas.com, 20/7/2011 ). 

Solusi Pencegahan
Trend seks bebas di kalangan remaja nampaknya sudah sangat mengkhawatirkan, berdasarkan pembahasan pembahasan sebelumnya terbukti kualitas kesadaran remaja terhadap norma yang melarang melakukan seks bebas telah banyak di langgar. Remaja yang selalu di agungkan namanya sebagai generasi penerus bangsa bagaimana bisa meneruskan bangsa tanpa etika dan tanpa memahami ataupun mematuhi norma yang berlaku. Perlu adanya pencegahan dan solusi secepatnya dalam menangani masalah ini. Salah satu pencegahan yang dapat di lakukan adalah mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mendalami ilmu agama masing-masing. Berdasarkan ajaran agama yang berlaku di Indonesia seks bebas haram hukumnya di semua agama.
Selain itu bimbingan dan pengawasan orang tua juga guru sangat di perlukan, karena orang tua dan guru adalah navigator yang akan menunjukkan remaja pada tindakan yang seharusnya di lakukan dan yang seharusnya di hindari. Menerapkan  Pendidikan sex (Sex Education) bagi anak-anak dan remaja.
Pendidikan seks ini secara garis besar menjelaskan kepada anak-anak maupun remaja tentang anatomi dan fisiologi seks manusia juga berbagai dampak yang akan terjadi akibat dari seks itu sendiri. Selain itu pendidikan seks akan mengarahkan dan membimbing seseorang agar mengerti definisi, manfaat, fungsi, dan dampak dari seks. Mengarahkan seseorang tentang seks yang legal yang tidak melanggar hukum dan norma-norma yang ada. Menjelaskan bagaimana berinteraksi dengan lawan jenis yang seharusnya, juga batasan-batasan yang ada di antar hubungan antar lawan jenis.
Usaha sekolah dalam mengawasi tingkah laku dan mendidik perilaku para remaja perlu benar-benar di wujudkan. Bimbingan guru dan pengajaran yang di lakukan haruslah efektif. Memberikan pengarahan melalui seminar-seminar yang menarik juga bimbingan konseling dari guru BK secara pribadi kepada siswa yang sudah terkena pergaulan bebas. Memberikan perhatian lebih kepada murid yang memiliki permasalahan agar permasalahan yang di hadapi cepat selesai, aka bahaya jika sang anak bertemu dengan orang yang salah dan malah akan terjerumus pada hal buruk yang mungkin juga akan mengarah pada seks bebas.

Kesimpulan
  Berdasarkan hal-hal yang sudah di jelaskan dapat di simpulkan bahwa seks bebas adalah tingkahlaku yang di lakukan karena dorongan seksual dari dalam diri sendiri dan hal tersebut di lakukan di luar hubungan pernikahan sehingga melanggar norma yang berlaku di negara ini. Seks bebas di negara ini jelas-jelas di larang keras. Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku seks bebas, faktor dari dalam diri dimana remaja berusaha mencari jati dirinya, juga faktor luar seperti lingkungan hidup yang kurang mendukung sehingga remaja menjadi terjerumus ke dalam seks bebas serta  perkembangan teknologi yang memberi kebebasan kepada para remaja untuk dengan mudah menemukan hal-hal yang berbau pornografi yang dapat memicu remaja melakukan seks bebas.

Perilaku seks bebas di kalangan remaja sudah menjadi tren, hal itu di buktikan oleh survei yang di lakukan oleh beberapa lembaga. Survei yang di lakukan kepada para remaja tersebut sangat mencengangkan. Terbukti sudah betapa moral remaja negeri ini menjadi bobrok. Dampak seks bebas pun tidak ringan, hukuman moral akan di dapatkan dan tidak akan berlalu dengan cepat, belum lagi beban psikologis dan mental yang akan di hadapi oleh para pelaku. Terutama bagi para remaja putri, kebanyakan yang akan menerima dampak seks bebas adalah remaja dari pihak putri. Banyak remaja yang melakukan aborsi dan beberapa dari mereka meninggal karena mungkin cara aborsi mereka yang tidak sehat. Perlu adanya peran serta dari berbagai pihak untuk mencegah para remaja melakukan seks bebas. Pengawasan dari orang tua, guru juga lingkungan sekitar sangat di perlukan.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim . “MAKALAH PERGAULAN DAN SEKS BEBAS”. di unduh dari (http:// fixguy.wordpress.com/makalah-pergaulan-dan-seks-bebas/), pada 9 November 2013
Anonim. (2011). “Seks Bebas Kalangan Pelajar”. di unduh dari (http://www. wartanews.com/read/lifestyle/1b9bb69c-5c5c-220a-09d4-cb47ba62bedd/seks-bebas-kalangan-pelajar), pada 9 November 2013
Anonim. (2012). “Perilaku Seks Bebas Dikalangan Para Remaja. di unduh dari (http://jejaktamboen.blogspot.com/2012/10/perilaku-seks-para-remaja.html), pada 9 November 2013
Anonim. (2013). “Remaja Tanjungpinang Marak Terlibat Seks Bebas”. di unduh dari (http://m.riaupos.co/36742-berita-remaja-tanjungpinang-marak-terlibat-seks-bebas.html), pada 9 November 2013

Anonim.(2011). “Seks Bebas Kalangan Pelajar”. di unduh dari

Desmita (2005). ” Pengertian Seks Bebas”. di unduh dari (http://www.psychology mania.com/2012/06/pengertian-seks-bebas.html), pada 9 November 2013
Kartono. (1977). ” Pengertian Seks Bebas”. di unduh dari (http://www.psychology mania.com/2012/06/pengertian-seks-bebas.html), pada 9 November 2013
Mulyadi, B. (2011). “Seks Bebas Menjadi Penyebab Utama”. di unduh dari (http:// regional.kompas.com/read/2011/07/20/21372973/Seks.Bebas.Menjadi.Penyebab.Utama), pada 9 November 2013
Nevid dkk (1995). ” Pengertian Seks Bebas”. di unduh dari (http://www. psychologymania.com/2012/06/pengertian-seks-bebas.html), pada 9 November 2013
Panani, P. (2013). “Problematika Aborsi di Indonesia”. di unduh dari (http:// rifkaanisa.blogdetik.com/2013/01/21/problematika-aborsi-di-indonesia/), pada 9 November 2013.
Sarwono (2003). ” Pengertian Seks Bebas”. di unduh dari (http://www. psychology mania.com/2012/06/pengertian-seks-bebas.html), pada 9 November 2013.


Subscribe to receive free email updates:

2 Responses to " Realitas Pemuda Indonesia: Seks Bebas Rusak Moral Remaja Generasi Penerus Bangsa "

Anonymous said...
This comment has been removed by the author.
Unknown said...

Bagus sekali tulisannya..