'

Selamat Datang di Website Resmi Muhammad Akbar bin Zaid “Assalamu Alaikum Warahmtullahi Wabarakatu” Blog ini merupakan blog personal yg dibuat & dikembangkan oleh Muhammad Akbar bin Zaid, Deskripsinya adalah "Referensi Ilmu Agama, Inspirasi, Motivasi, Pendidikan, Moralitas & Karya" merupakan kesimpulan dari sekian banyak kategori yang ada di dalam blog ini. Bagi pengunjung yang ingin memberikan saran, coretan & kritikan bisa di torehkan pada area komentar atau lewat e-mail ini & bisa juga berteman lewat Facebook. Terimah Kasih Telah Berkunjung – وَالسٌلام عَلَيْكُم

Realitas Pemuda Indonesia: Generasi Muda Indonesia Rusak Moral Akibat Budaya Barat

Oleh: Muhammad Akbar
Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Makassar

            Megahnya sebuah kerajaan tergantung kepada kehebatan dari pengurus dan keluarga kerajaan. Jayanya suatu negara tergantung kepada pemimpin dan jiwa dan peran pemudanya. Mustahil sekali kejayaan, kemegahan dan kemakmuran dicapai apabila peran pemuda tidak bisa memberikan nilai kontribusi kepada negaranya. Kontribusi dimaksud adalah sejauhmana kualitas moral dan intelektual generasi muda disumbangkan kepada eksistensi negaranya.Sudah menjadi hukum alam yang tua akan digantikan yang muda, yang patah akan ditumbuhi tunas baru untuk terus berkembang sehingga siklus perkembangan berjalan secara hukum alam dan kodrati.
Generasi muda merupakan harapan untuk menggantikan mereka yang sudah tua. Sudah sepantasnya generasi muda harus siap melanjutkan bahkan mengembangkan apa yang sudah dilakukan oleh orang sebelumnya. Hal ini akan terus berjalan sesuai dengan perkembangan zaman dan menjadi pengaruh besar dalam perkembangan sebuah bangsa dan negara ke depan.
Generasi muda yang mempunyai moral atau dalam islam disebut sebagai akhlak merupakan konsekuensi yang harus ada apabila sebuah bangsa ingin maju dan berkembang. Tidak akan mungkin negara bisa berkembang apabila generasi muda dari bangsa itu sendiri tidak memiliki akhlak yang mulia tetapi justru mengedepankan kemungkaran menuju kerusakan.
Rasulullah SAW telah jelas mewasiatkan kepada umatnya bahwa kokohnya kehidupan bangsa tergantung kepada moral atau akhlak generasi muda yang ada dalam bangsa itu. Apabila generasi muda berada dalam lembah kenistaan maka kehancuran bangsa menjadi konsekuensi yang harus diterima.
Kita sering melihat dan sudah menjadi pemandangan umum, bahwa generasi muda zaman sekarang sebagai tulang punggung negara sudah sangat memprihatinkan dan sudah tidak lagi seperti akhlaknya umat Islam.
Banyak pemuda Islam sudah tidak lagi memperdulikan pedoman hidup Islam yaitu Qur’an dan Hadits sebagai obor yang bisa menerangi kehidupan. Di sana-sini terjadi kerusakan moral dan akhlak, pemuda lebih suka hidup dalam gemerlapnya dunia malam yang mengarah kepada pergaulan bebas tentunya yang berujung kepada free sex yang terkutuk.

Banyak pemuda lebih mengetahui dan paham dengan budaya-budaya aneh seperti budaya eropa yang sangat jauh berbeda dengan budaya timur (Islam). Misalkan saja dari cara berpakaian yang sangat menyilaukan mata, cara bergaul yang sungguh tidak bermoral dan beradab, cara berbicara yang tidak mengenal lawan bicara apakah itu yang tua atau yang muda dan masih banyak budaya dan kebiasaan luar Indonesia yang kita ambil tapi sesungguhnya merupakan kerugian besar bagi kita pribadi dan negara kita.
Fasilitas teknologi, informasi dan komunikasi merupakan salah satu faktor yang merubah kemuliaan perilaku generasi muda dewasa ini. Jaringan internet misalnya, merupakan sebuah terobosan baru yang bisa menghubungkan antara mereka yang di timur dengan mereka yang ada di barat atau di selatan. Sehingga penyebaran informasi merupakan hal yang tidak bisa dipungkiri sehingga seluruh informasi baik membangun maupun yang merubuhkan akhlak akan berkontaminasi dengan kepribadian kita sebagai orang timur ditambah dengan kurangnya nilai iman untuk menyaring arus perjalanan informasi tersebut.


Sudah banyak sekali kasus yang bisa kita saksikan melalui media massa bahwa generasi muda sebagai motor dan tulang punggung negara ini sudah rusak moral (akhlak) dan perilakunya. Budaya Islam sebagai budaya yang seharus dikembangkan dan dijadikan sebagai ukuran atau filter penyaring dilupakan bahkan dilecehkan. Generasi muda sudah kehilangan takaran iman yang bisa menepis pengaruh budaya luar yang merusak kepribadian kita sebagai bangsa. Generasi muda kita banyak kehilangan arah dan tersesat dalam area yang sangat berbahaya dan cenderung hanya menggunakan nafsu sebagai takarannya.
Dengan rusaknya moral dan akhlak generasi muda, maka secara perlahan akan merusak tatanan suatu bangsa dan tinggal menunggu kehancurannya. Allah jelas telah mengingatkan kita bahwa hancurnya bangsa diakibatkan rusaknya moral dan akhlak pemudanya dan Qur’an dan Hadits yang diabaikan akan memberikan dampak ketersesatan dan kehancuran manusia yang ada dalam negara tersebut.
Mari kita mengokohkan konsistensi diri bahwa seorang generasi muda harus bisa membentengi dirinya dengan iman sehingga akhlak yang mulia bisa tumbuh subur dalam hati sanubarinya. Hiduplah seperti yang digariskan melalui Kitab Allah dan tauladanilah kehidupan pemuda-pemuda Islam yang sukses menjadi tiang-tiang kuat gedung cakrawala yang bisa kokoh walaupun dalam hempasan gelombang. Akhlak dan moral yang baik bisa mengembangkan bangsa sehingga peran sebagai motor dan tulang punggung negara bisa kita perankan dalam membangun bangsa dan negara besar yang bermartabat, makmur, sejahtera dan penuh dengan sendi-sendi kebaikan dan keharmonisan, Insya Allah.
Gila, atau apalah q sudah bingung pokoknya menyebut generasi penerus bangsa, yang bernama remaja itu, so bagaimana tidak, mereka yang di harapkan sebagai penerus kelangsungan bangsa ini, tapi moralnya sudah anjlok, dan bisa di katakan sudah si bawah titik nadir, q hanya bisa geleng-geleng kepala, serta mengelus dada, sembari mengucap istighfar, ketika melihat pemberitaan kenakalan yang di lakukan oleh orang yang bernama remaja itu, baik di media cetak ataupun elektronik.

         Baru-baru ini aku melihat pemberitaan, mengenai kelakuan menyimpang remaja, coba bayangkan, remaja putri yang baru berusia 15 tahun sudah melakukan hubungan seks bebas, gila benar, q menanggapinya, dan yang lebih mencengangkannya lagi, remaja tersebut melakukan hubungan yang hanya layak di lakukan oleh pasutri yang resmi tersebut, melakukannya dengan 4 teman prianya, parahnya lagi hubungan tersebut juga direkam oleh teman mereka sendiri via kamera HeandPhone, efeknya dari peristiwa tersebut bisa di tebak, sang remaja putri yang di ketahui masih berstatus sebagai pelajar SMA negri, langsung dicoret namanya dari sekolah tersebut, alias diberhentikan, dan ke empat teman prianya juga harus meringkuk dibalik jeruji besi, karena harus mempertanggung jawabkan atas perbuatan mereka.

Mungkin masih banyak lagi para remaja kita yang terjerumus dalm perilaku penyimpangan , baik itu seks bebas, narkoba, dan masih banyak lagi perilaku yang seharusnya mereka tidak lakukan.
Rasanya miris jika melihat kelakuan remaja dijaman moden saat ini, mereka sepertinya terhipnotis oleh globalisasi, yang q anggap tidak untuk masyaraka indonesia, dan hanya lebih pantas untuk orang-orang barat saja, mereka mengekpresikan globalisasi sebagai kebebasan yang q anggap sangat berlebihan.
Mau jadi apa bangsa ini jika generasi penerusnya saja bobrok kayak gini, apa jadinya kedepan nanti jika kelakuan remajanya jauh dari norma-norma, baik hukum, agama, dan sosial.

Baca Juga: Realita Pemuda Indonesia: Pornografi Meronttokan Pemuda Indonesia


Orang tua, media( cetak & elektronik ), dan lingkungan pergaulan
Lalu siapa yang harus disalahkan denga rusaknya moral remaja bangsa ini??, siapa juga yang dapat menyelamatkan moral remaja bangsa ini??1.orang tua
So, sewajarnya donk orang tua harus tau kelakuan anaknya baik saat dirumah ataupun diluar rumah, sebab orang tualah yang bisa membibmbing anaknya, ditambah lagi perhatian orang tua, jangan taunya anaknya baik di rumah saja, sedangkan saa di luar rumah kelakuan sang anak jauh dari kata baik, peran orang tua sangat penting untuk menunjang sang anak melakukan kegiatan yang positif baik diluar rumah ataupun di luar rumah.
1. media
Media?, media jika diibaratkan antara lain sesuatu yang memiliki kepribadian ganda, satu sisi berhati malaikat, dan satu sisinya berhati iblis, so tapi aku tidak menyalahkan medianya kok, coz tergantung dari seseorang, apakah dia dapat mengambil nilai-nilai positif dari media tersebut.
Media saat ini dirasa sanga jauh dari kode etiknya, tidak bisa membedakan mana yang harus di konsumsi oleh public, dan mana yang tidak layak dikonsumsi oleh publik, media sebagai sumber informasi nomor satu seharusnya dapat memberikan informasi yang layak di cerna oleh public, bukannya malah menjadi inspirasi seseorang untuk melakukan tindakan yang dirasa negative, namu tidak semuanya media memberikan informasi yang dirasa negative terkadang juga media memberikan sumber-sumber yang positif.
Terlepas dari itu semua, semuanya terganung dari pemikiran seseorang yang menyerap informasi dari media tersebut, apakah baik, atau sebaliknya, apakah buruk.


 2. Lingkungan pergaulan
Tidak bisa dipungkirkan lingkungan pergaulan juga termasuk salah satu factor yang dapat mempengaruhi remaja unuk melakukan perbuatan yang negatif maupun positif, sebab dari lingkungan pergaulanlah kita dapat tahu sesuatu yang sebelumnya belum kita ketahui, dari sini kita memilki teman yang dapat menunun kita kejalan yang menuju kemasa depan yang cearh, namun dari sini juga kita menemukan teman yang menuntun kita kejalan kehancuran.
So, kita harus pandai-pandai memilih dan menilai lingkungan pergaulan kiata, agar kita tidak menyesal dikemudian hari.
Sejujurnya tulisan ku ini bukanlah hujatan, atau pandangan ku terhadap para remaja, sebab masih banyak koq para remaja yang berprestasi, baik di tingkat nasional atau bahkan internsional, so jadi jangan rusak masa remajamu dengan hal-hal yang negative, sebab nyesal di kemudian hari tiada gunanya
Saya khawatir kondisi yang menimpa kita saat ini adalah awalnya kehancuran negeri ini. Fakta sejarah telah mengungkap penyebab kehancuran suatu kaum adalah karena hancurnya moral penguasa dan warganya. Romawi hancur karena kebejatan moral, dinasti Umayyah dan Abbasiyyah lenyap begitu saja di kawasan Laut Tengah, kota-kota muslim Andalusia jatuh karena pemimpinnya terlena oleh duniawi, Majapahit runtuh karena rakusnya generasi penerus, dan banyak lagi negeri lainnya yang intinya mengalami kehancuran karena kebejatan moralnya.
Mungkinkah negeri ini akan hancur? Mungkin, sebab sudah menjadi rahasia umum kebejatan moral yaitu korupsi di negeri ini mengakar pada pemimpin dan penguasanya, sehingga warganya pun tanpa sadar dan tanpa merasa bersalah ikut dalam budaya korupsi ini. Kita tidak tahu seperti apa kehancuran besarnya akan terjadi, tapi kita bisa melihat kondisi-kondisi kecil yang sedang terjadi.
Konflik etnis seperti tak pernah selesai, metoda otonomi daerah (atau konsep federasi) yang bertujuan mengimplementasikan Bhinneka Tunggal Ika sepertinya dijadikan alat untuk memisah-misahkan diri sebagai arogansi suku atau daerah, saling ketergantungan bergeser menjadi sikap kesombongan terhadap kelebihan sumber daya masing-masing. Negeri yang dikenal dengan seribu lautan namun minim dalam sarana dan prasaran maritim, baik untuk pengolahan kekayaan alam maupun sistem transportasinya. Negeri dengan potensi kekayaan alam yang sangat tinggi tapi berutang banyak.
Apa kita tak pernah belajar pada fakta sejarah? Kita belajar tapi kita tak pernah mengimplementasikan dan mencegahnya. Kerakusan pribadi atau golongan mengeksploitasi kekayaan negeri untuk kepentingan sendiri. Kita tak akan pernah maju dan bertahan seperti Jepang dan Cina yang memiliki moral yang tinggi. Mereka punya militansi yang tinggi terhadap negerinya, tidak hanya pada saat keamanan dirongrong pihak lain, namun dalam kehidupan sehari-hari di masa damai.
Kita pernah punya konsep strategi Repelita Orde Baru –yang menurut saya yang bodoh– yang bagus, kita melihat hasilnya selama 25 tahun terakhir kemajuan terlihat nyata, namun sayang konsep yang bagus dikotori oleh moral korupsi yang tinggi. Kini penguasa pencetus Repelita tersebut hancur, namun sayang sejuta sayang konsep yang bagus tersebut tidak ditindaklanjuti, seolah-olah yang bagus menjadi jelek hanya karena keluar dari pikiran pemimpin atau penguasa yang telah dicap jelek.

Baca Juga: Realita Pemuda Indonesia: Strategi Perbaikan Moral Di Indonesia


Negeri ini diguncang dari dalam oleh pemimpin-pemimpinnya, dirongrong oleh negeri tetangga karena dianggap tidak becus memberdayakan wilayah potensial, tak lupa dipukul keras oleh alam akhir tahun lalu.
Wahai penguasa
Beri kami optimisme!
Segarkan Islam kami!
Jangan kau hancurkan negeri kami!
Untuk sebuah cita-cita
بلدة طيبة ورب غفور

“Negeri yang baik dalam lindungan Tuhan Yang Mahapengampun” (QS Saba 34:15)
Ditengah carut marut dan centang perenang dunia pendidikan Indonesia yang diwarnai dari berderet kasus asusial,pencabulan,kasus foto dan video porno yang diproduksi oleh dunia pendidikan Indonesia. Menandai gagalnya sistem pendidikan akhlak dan moral bangsa Indonesia.
Mengapa bisa sedemikian parah wajah pendidikan di Indonesia…?
Ya…bangsa ini memang bisa dikatakan berhasil mendidik anak bangsa menjadi orang yang cerdas atau sedikit cerdas, tetapi gagal mendidik anak bangsa menjadi orang yang berakhlak dan bermoral…
Mengapa ini terjadi….?
Negara ini menganggap bahwa kemajuan pendidikan hanya dari segi kecerdasan otak saja. Sedangkan pendidikan moral dan akhlak yang menyangkut kepada pendidikan agama sangat kurang dan hampir tidak terpikirkan oleh pemerintah. Inilah yang membuat akhlak dan moral anak bangsa hancur…
Mungkin sebahagian dari kita mengalaminya, waktu di sekolah dulu berapa jam pelajaran agama yang kita peroleh di Sekolah….. Sedangkan pendidikan agama untuk anak-anak tanggung jawabnya diberikan kepada keluarga masing-masing.
Inilah ciri dari pendidikan sekuler…dan inilah hasilnya…
Untuk apa orang pandai tetapi tidak berakhlak….
Solusi yang ditawarkan….
Indonesia banyak mengadopsi sistem pendidikan sekuler, inilah yang membuat hancur pendidikkan di Indonesia terutama pendidikan akhlak dan moral.
Indonesia harus mengembangkan pola pendidikan Iran
Jika dikelola dan dikembangkan dengan baik dan didukung oleh pemerintah, maka pola Iran ini sangat baik dalam mendidik moral dan akhlak anak-anak ketika menimba ilmu…
Disiplin yang keras dan pengawasan anak-anak selama 24 jam melatih moral dan akhlak untuk selalu disiplin dan terbiasa mematuhi aturan yang ada…
Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua.


Baca Juga: 

1. Realitas Pemuda Indonesia: Remaja Darurat Minuman Keras         & Narkoba

2. Realitas Pemuda Indonesia: Efek Bahaya Rokok Bagi Tubuh

3. Realitas Pemuda Indonesia: Degradasi Moral Anak Bangsa


Subscribe to receive free email updates:

3 Responses to "Realitas Pemuda Indonesia: Generasi Muda Indonesia Rusak Moral Akibat Budaya Barat"

Unknown said...

kok gak ada yang akhlak untuk kaum muda zaman sekarang to cak

Unknown said...

Iya, tiap harinya akhlak kaum pemuda kita semakin bobrok.

Unknown said...

Sangat memprihatingkan kondisi kaum muslimin saat ini, kerusakan moral dan akhlak yang begitu parah!!