'

Selamat Datang di Website Resmi Muhammad Akbar bin Zaid “Assalamu Alaikum Warahmtullahi Wabarakatu” Blog ini merupakan blog personal yg dibuat & dikembangkan oleh Muhammad Akbar bin Zaid, Deskripsinya adalah "Referensi Ilmu Agama, Inspirasi, Motivasi, Pendidikan, Moralitas & Karya" merupakan kesimpulan dari sekian banyak kategori yang ada di dalam blog ini. Bagi pengunjung yang ingin memberikan saran, coretan & kritikan bisa di torehkan pada area komentar atau lewat e-mail ini & bisa juga berteman lewat Facebook. Terimah Kasih Telah Berkunjung – وَالسٌلام عَلَيْكُم
Realitas Pemuda Indonesia: Di Balik Merajalelanya Rokok

Realitas Pemuda Indonesia: Di Balik Merajalelanya Rokok



ROKOK DI KALANGAN REMAJA

Oleh: Muhammad Akbar
Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Makassar
Akbarusamahbinsaid.@gmail.com

Saat ini, rokok bukan hal yang asing lagi bagi kita, terlebih bagi remaja Indonesia. Rokok seakan sudah menjadi bagian dari hidup mereka. Namun apakah mereka tahu mengenai kandungan apa saja yang terdapat di dalam rokok, bagaimana rokok mampu membuat seseorang menjadi kecanduan atau dampak bahaya lain dari rokok. Dalam pengkajian hal tersebut, penulisan jurnal ini menggunakan penelitian pustaka.
Hasilnya diketahui jika rokok mengandung senyawa seperti tar, nikotin yang mampu membuat seseorang menjadi ketagihan, dan zat lainnya yang berbahaya bagi tubuh terutama untuk organ vital manusia seperti jantung, mata, ginjal, dan paru-paru seperti yang di ungkapkan oleh Sukendro (2007). Selain itu juga zat nikotin yang terdapat dalam rokok adalah zat yang mampu membuat seseorang menjadi ketagihan sehingga susah bagi seseorang untuk berhenti merokok.
Rokok, satu kata yang sering sekali kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari orang tua, dewasa, remaja, bahkan sampai anak – anak sekalipun mengenal rokok. Bukan hanya sebatas mengenal saja,mereka juga pernah merasakan rokok. Kemudian dari sekadar merasakan, berkembang menjadi kebiasaan dalam hidup mereka atau yang kita kenal dangan “kecanduan” rokok.Memang tak ada yang salah dari kebiasaan merokok tersebut. Sah – sah saja bagi mereka yang memang menikmati rokok. Dalam setiap kegiatan dimasyarakat sekalipun,pengaruh rokok juga tidak dapat dipisahkan. Kita tentu sering melihat dalam kegiatan yang terjadi di dalam masyarakat, hampir semuanya terdapat rokok. Rokok ibarat jamuan yang wajib ada dalam setiap kegiatan. Namun agaknya perlu kita kaji ulang mengenai rokok itu sendiri secara lebih mendalam.
Rokok sendiri menurut KBBI adalah gulungan tembakau kira-kira sebesar kelingking yang dibungkus dengan daun nipah, atau kertas. Sementara itu menurut Triswanto (2007), rokok merupakan sesuatu yang berbentuk silinder, yang terdri dari kertas panjang, berwarna putih atau cokelat, yang berisi daun tembakau sebagai bahan utama,dan telah di cacah sebelumnya. Biasanya untuk saat ini rokok mempunyai filter yang terbuat dari busa.
Kita tentunya sudah tahu mengenai efek negative dari rokok, yang sudah begitu gencarnya di informasikan,baik melalui media cetak, media elektronik sampai pada bungkus kemasan rokok iru sendiri. Layaknya sebuah peribahasa “biarkan anjing menggonggong, kafilah berlalu”, pantas kita tujukan bagi perokok. Bagaimana tidak, dengan efek negative yang begitu besarnya rokok bagi kesehatan yang sudah digembar-gemborkan, bukannya membuat jumlah perokok menurun, malahan jumlah perokok tiap tahun cenderung meningkat.
Menurut data yang dilansir Republika.co.id, menyebutkan bahwa Jumlah perokok di Indonesia terus meningkat dari tahun 1995 hingga kini. Yaitu dari sebanyak 34,7 juta perokok menjadi 65 juta perokok. Ini berdasarkan data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional dan Riset Kesehatan Dasar (lihat bebasrokok.wordpress.com, 2011).
Sungguh ironis memang, melihat data tersebut. Padahal kita juga mengetahui poster, selebaran yang menyebutkan bahaya rokok bertebaran dimana-mana,di tempat umum, dijalan, dan di sekolah sekalipun, bahkan dalam kemasan bungkus rokok itu sendiri menyebutkan “rokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin, seperti yang dilansir (www.sampoerna.com, 2012)”.
Namun nyatanya hal tersebut tak banyak berimbas bagi masyarakat. Kita bisa melihat banyaknya masyarakat yang merokok di tempat umum yang tentunya menggangu orang lain yang tidak merokok. Hal yang lebih ironis tentunya ialah adanya larangan merokok ditempat umum yang jelas - jelas sudah ada papan tulisan larangan merokok, namun tetap saja masyarakat tidak menghiraukan larangan tersebut. Sekolah yang kita sebut sebagai agen sosialisasi masyarakat nampaknya juga kurang mumpuni dalam mengurangi jumlah “perokok muda” atau remaja yang tentunya perokok ini masih berstatus sebagai pelajar. Pelajar dengan santainya menghisap setiap lintingan rokok dengan tetap menggunakan sergam sekolah yang mereka gunakan ditempat umum.
Banyaknya jumlah perokok remaja sendiri tidak dapat kita salahkan sepenuhnya pada pihak sekolah  tersebut,bukan karena sosialisasinya yang kurang, karena memang adanya faktor faktor yang mempengarui jumlah perokok remaja, baik dari dalam maupun dari luar. Adanya faktor dari luar seperti pengaruh teman sepermainan mereka, ataupun pengaruh iklan yang mengambarkan seorang perokok adalah orang yang “maco” atau jantan, sehingga remaja tertarik untuk mengkonsumsi rokok, mengingat remaja masih memiliki emosi yang labil seperti yang diungkapkan oleh Monks (dalam Nasution, 2007)
Smet (dalam Komalasari dan Helmi, 2000) menyebutkan bahwa usia pertama kali merokok pada umumnya berkisar antara 11-13 tahun dan pada umumnya individu pada usia tersebut merokok sebelum berusia 18 tahun. Suatu hal yang cukup mengejutkan tentunya. Mengingat sebelum umur 18 tahun secara umum mereka belum mampu menghasilkan uang sendiri. Tentu kegiatan semacam itu merupakan hal yang memboroskan,hanya menghambur – hamburkan uang.
Sementara itu, dalam satu batang rokok yang kita hisap setidaknya terdapat 4000 zat kimia didalamnya, diantaranya yang kita ketahui, seperti nikotin, tar, gas karbonmonoksida, hydrogen sianida dan bahan – bahan yang menyebabkan kanker atau karsinogen, (Sukendro, 2007). Lebih lanjutnya lagi, rokok juga akan merusak organ-organ penting dalam tubuh kita, seperti paru-paru, jantung dan ginjal.
Kita selayaknya dapat berfikir kembali untuk merokok, melihat begitu banyaknya dampak yang ditimbulkan dari rokok. Kita harus dapat lebih selektif dalam mengkonsumsi sesuatu seperti rokok, kita harus bisa melihat baik buruknya hal (dalam hal ini rokok) tersebut terhadap kita. Rokok bagi kesehatan sangat merugikan bagi kita, bukan hanya bagi orang yang menghisap rokok, tetapi juga bagi orang yang berada di sekitar orang merokok (perokok pasif).
Di lain sisi merokok juga merupakan kegiatan pemborosan, mengingat konsumsi untuk merokok setiap hari nya cukup tinggi, terlebih bagi mereka yang belum memiliki pekerjaan atau tidak memiliki pendapatan sendiri. Sehingga sudah seharusnya kita yang muda dapat menghentikan kebiasaan merokok atau setidaknya mengurangi konsumsi rokok, karena sehat itu adalah segalanya.
Rokok dan Remaja
Rokok dan remaja ibarat dua hal yang tidak dpat dipisahkan saat ini. Dimana ada sekumpulan remaja dapat dipastikan ditempat tersebut ada rokok. Rokok seakan menjadi makanan wajib bagi remaja sekarang ini. Memang hal ini tidak ada sangkut pautnya dalam menilai remaja, apakah remaja tersebut baik atau buruk dilihat dari mereka merokok atau tidak. Remaja yang merokok tidak dapat kita katakan sebagai seseorang remaja yang buruk, karena kita bisa melihat sendiri dalam masyarakat, banyak remaja yang merokok namun mereka memiliki tingkah laku, budi pekerti dan kepudulian sosial yang tinggi.
Sebaliknya juga demikian, remaja yang tidak merokok tidak dapat kita nyatakan sebagai seseorang yang baik, melihat dalam kenyataan sosial saat ini, walaupun mereka tidak merokok, tidak menutup kemungkinan mereka memiliki sifat maupun sikap yang merugikan orang lain, seperti korupsi, tindak kriminal, tawuran, atau sebagai geng yang berbahaya bagi masyarakat dan masih banyak lainnya.
Masa remaja dapat kita katakan sebagai masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa, tentu dalam peralihan tersebut terjadi perubahan-perubahan mendasar dalam diri seseorang remaja. Sedangkan pendapat dari Monks (dalam Nasution, 2007) menyatakan bahwa yang disebut sebagai remaja ialah individu yang berusia antara 12-21 tahun yang sudah mengalami peralihan dari masa anak-anak menuju ke masa dewasa, dengan pembagian 12-15 tahun adlah remaja awal, kemudian umur 15-18 tahun sebagai remaja madya/remaja pertengahan, serta umur 18-21 tahun sebagai remaja akhir.
Secara detailnya Monks (dalam Nasution, 2007) mengklasifikasi ketiga  tahap proses perkembangan yang dilalui remaja dalam proses menuju kedewasaannya, meliputi: remaja awal yaitu umur 12-15 tahun. Remaja pada tahap ini masih merasa heran dan bingung terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya dan adanya dorongan-dorongan yang menyertai perubahan tersebut. Mereka mulai mengembangkan pemikiran-pemikiran baru, mulai tertarik pada lawan jenis dan mudah terangsang secara erotis. Kepekaan yang berlebian ini disertai dengan berkurangnya pengendalian ego mereka yang menyebabkan remaja sulit untuk mengerti dan dimengerti oleh orang lain (orang dewasa).
Kemudian yaitu remaja madya/remaja pertengahan yaitu umur 15-18 tahun. Remaja pada tahap ini merasa sangat membutuhkan dan memerlukan terhadap teman-teman. Dalam tahap ini ada kecenderungan mencintai dirinya sendiri dengan cara lebih mencintai atau menyukai teman-teman yang memiliki sifat-sifat yang sama dengan dirinya atau yang disebut sebagai kecenderungan narsistik. Pada tahap ini remaja berada dalam kondisi kebingungan kerena masih ragu dalam menentukan pilihan, maju atau mundur, optimis atau pesimis, dan sebagainya.
Ramaja yang terakhir menurut Monks (dalam Nasution, 2007) yaitu remaja akhir yaitu usia 18-21 tahun. Remaja pada tahap ini sudah mendekati kedewasaan, yang ditandai dengan ketercapaian semakin mantap terhadap minat yang dimiliki. Memiliki ego untuk dapat bersama atau bergabung dengan orang lain, dan senantiasa mencari pengalaman baru. Yang dulunya mementingkan diri sendiri (egosentrisme) berganti dengan adanya kesembangan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan orang lain. Identitas seksual sudah terbentuk dan tidak dapt dirubah kembali. Adanya dinding pemisah antara diri mereka sendiri dangan masyarakat umum.
Melihat perkembangan pada masa remaja tersebut,tentu mereka masih belum bisa memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Mereka cenderung megikuti teman agar mereka dapat diterima dalam suatu pertemanan, seperti halnya merokok. Memang hal tersebut tidak dapat dipungkiri bahwa teman merupakan salah satu alasan semakin banyaknya jumlah perokok di kalangan remaja. Hal ini didukung dengan pernyataan dari Sitepoe (2000) mengenai alasan utama remaja menjadi perokok adalah karena adanya ajakan dari teman teman yang sukar untuk ditolak,  lainnya karena adanya iklan mengenai rokok yang membuat mereka menjadi perokok karena ada kesan dalam iklan tersebut, bahwa orang yang merokok adalah orang yang pemberani dan ‘maco’.
Hal ini memperlihatkan bahwa tindakan merokok diawali dari adanya suatu sikap atau kecenderungan seseorang untuk menerima atau menolak terhadap suatu respon yang datangnya dari luar diri mereka, yang dalam hal ini adalah rokok. Memang melihat maraknya rokok dikalangan remaja,tidak dapat terlepas dari perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja itu sendiri. Seperti yang dikemukakan Nasution (2007), yaitu bahwa dengan semakin dekatnya usia dewasa pada remaja mereka akan menjadi gelisah untuk meninggalkan keadaan stereotip,dan untuk memberi kesan dalam pencapaian kedewasaan, mereka mulai memusatkan diri pada perilaku yang di hubungkan dengan status kedewasaan seperti merokok,minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan terlarang ataupun melakukan pergaulan bebas. Remaja menganggap hal tersebut sebagai perilaku yang memberi citra apa yang mereka inginkan.
Alasan lain mengenai maraknya remaja yang merokok adalah dari pengaruh keluarga. Dalam keluraga yang merokok, remaja cenderung melakukan apa yang dilakukan oleh anggota keluarga yang lainnya. Hal ini dibuktikan melalui penelitian yang dilakukan oleh Komalasari & Helmi (2000) yang menyatakan bahwa keluarga memberi sumbangan yang berarti dalam perilaku merokok remaja. Hasil ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Theodorus (dalam Komalasari & Helmi, 2000), yang menyatakan bahwa keluarga perokok sangat berperan terhadap perilaku merokok anak-anaknya, dibandingkan dengan keluarga non-perokok.
Sementara itu Mu’tadin (dalam Nasution 2007), menyatakan alasan-alasan dibalik merokok diusia remaja, meliputi, pengaruh orang tua. Menurut Baer & Corado (dalam Komalasari & Helmi 2000), remaja perokok adalah anak-anak yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua mereka tidak begitu memperhatikan anak-anaknya, dibandingkan dengan remaja yang berasal dari keluarga yang harmonis. Alasan lainnya yaitu dari pengaruh teman. Pengaruh teman memiliki efek yang begitu besar dalam mempengarui seseorang dalam merokok. Berbagai fakta juga menunjukan bahwa semakin besar remaja yang merokok maka semakin besar pula teman-teamanya adalah perokok dan begitu juga sebaliknya. Selanjutnya adalah faktor kepribadian.
Kebanyakan seseorang merokok karena alasan ingin tahu atau coba-coba, atau karena ingin melepaskan diri dari kebosanan dan kejenuhan, adapula yang mengatakan untuk menghilangkan stress. Yang terakhir yaitu pengaruh iklan. Melihat berbagai iklan baik di media cetak maupun elektronik yang menampilkan gambaran bahwa seorang yang merokok adalah orang yang jantan atau glamour, yang hal ini membuat remaja sering terpengaruh untuk mengikuti perilaku yang terdapat pada iklan tersebut, mengingat usia remaja pada umumnya masih memiliki perasaan yang labil.
Namun layaknya yang kita tahu,bahwa rokok memiliki dampak yang buruk bagi kesehatan. Tentu kita sudah  tahu dengan jelas bahwa rokok memiliki kandungan zat kimia berbahaya didalamnya. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Sukendro (2007) bahwa setidaknya dalam satu batang rokok yang dihisap terdapat 4000 bahan kimia, diantaranya seperti yang kita tahu, nikotin, tar, gas karbonmonoksida, hydrogen sianida dan bahan – bahan yang dapat menyebakan kanker atau karsinogen. Secara detailnya mengenai zat dalam rokok terutama asap rokok disajikan dalam tabel berikut ini.
Bahan Toksik Dalam Asap Rokok
Bahan kimia dalam rokok
Sumber bahan kimia
Metanol
Bahan Api
Nitrobenzena
Gasolin
Karbon Monoksida
Asap kereta
Butana
Cecair pemetik api
Raksa
Logam dalam jangka suhu
Vinil Klorida
Bahan utama plastik
Toulena
Pelarut industri
Ammonia
Pencuci lantai
Arsenik
Racun tikus
Kadmium
Bahan utama bateri alkali
Stearik
Bahan utama dalam lilin
Sianida
Racun berbisa
Lebih lanjut lagi Sukendro menjelaskan mengenai dampak atau hal buruk yang dapat ditimbulkan dari masing-masing zat tersebut. Pertama yaitu tar, merupakan hidrokarbon aromatic polisklik yang terdapat didalam asap rokok. Tar sendiri merupakan zar yang bersifat karsinogen atau zat yang dapat  menyebabkan kanker. Zat yang kedua yaitu nikotin. Nikotin merupakan alkolid tokes yang terdapat didalam tembakau. Nikotin merupakan racun bagi syaraf .sehingga efek dari nikoti ini dapat menjadikan seseorang menjadi ketagihan atau kecanduan.
Biasanya dalm satu batang rokok berisi nikotin dengan takaran 1-3 mg. Terakhir yaitu gas karbon monoksida. Gas Karbon Monoksida merupakan gas yang beracun dan tidak berwarna. Kandungannya dalam asap rokok mencapai 2%-6%. Gas Karbon Monoksida ini menyerang system peredaran darah manusia. Secara ilmiahnya, gas karbon monoksida ini akan menggantikan oksigen yang seharusnya berikatan dengan hemoglobin. Sehingga ikatan yang terjadi adalah karbon monoksida dengan hemoglobin. Dari ikatan ini mengakibatkan sel darah merah kekurangan oksigen,yang dalam jangka panjang menyebabkan pembuluh darah menyempit dan mengeras. Efek yang lebih lebih berbahaya lagi yaitu dapat menyebabkan serangan jantung, Heningsfield, 1995 (dalam Sukendro, 2007).
Sementara itu dampak lain dari rokok adalah dapat menyerang berbagai organ yang ada pada diri manusia,seperti yang dilansir (lihat www.pagar-alam-kota.go.id, 2013), menyebutkan bahwa setidaknya ada 4 organ yang terkena dampak dari kebiasaan merokok yaitu, organ jantung. Jantung merupakan organ yang pertama yang merasakan dampak dari rokok. Hal ini disebabkan, jika seseorang menghisap rokok secara terus menerus, maka akan terjadi pengerasan dan penyempitan pembuluh darahnya. Sehingga jantung akan bekerja lebih keras dalam mengalirkan darah keseluruh tubuh. Lalu dampaknya serangan jantung atau stroke akan menimpa bagi mereka yang hobi merokok. Organ selanjutnya yaitu organ mata.
Mata merupakan organ yang juga terkena dampak buruk bagi mereka yang merokok.Kebutaan secara permanen merupakan salah satu dampak terburuk yang akan menimpa seseorang yang senang merokok. Organ selanjutnya yaitu organ paru-paru. Paru-paru merupakan organ yang mengalami kerusakan pada setiap perokok. Penyakit-penyakit yang menimpa organ paru-paru yaitu pneumonia serta bronkitis. Jika anda tidak berhenti merokok dari sekarang, maka kedua penyakit tersebut akan semakin parah dari hari ke hari. Lalu organ terakhir yaitu organ ginjal. Ginjal merupakan salah satu organ yang juga terkena dampak dari merokok. Kanker ginjal merupakan dampak paling buruk yang dapat menyerang organ ginjal pada perokok.
Sementara itu menurut survey Tembakau/rokok membunuh separuh dari masa hidup perokok dan separuh perokok mati pada usia 35 - 69 tahun. Data epidemi tembakau di dunia menunjukkan tembakau membunuh lebih dari lima juta orang setiap tahunnya. Jika hal ini berlanjut terus, pada tahun 2020 diperkirakan terjadi sepuluh juta kematian dengan 70 persen terjadi di negara sedang berkembang (lihat http://www.depkes.go.id, 2009).
Sudah tentu remaja sekarang harus disadarkan dari kebiasaan merokok yang mereka lakukan sekarang. Kesehatan harus mereka pikirkan,karena masa depan mereka masih panjang. Mereka harus bisa terlepas dari pengaruh rokok, mereka dapat memulainya dari hal yang kecil dahulu. Secara perlahan, berkala, namun faktor yang paling dominan adalah motivasi dari dalam diri mereka sendiri. Berikut beberapa tips yang dapat digunakan seperti yang dilansir oleh Liza (lihat smilewithismail.blogspot.com, 2013), dimulai sengan niat mantap untuk berhenti merokok. Segala sesuatu dimulai dari niatnya.
Jika kita berniat untuk bebas dari jeratan rokok, yakinlah kita bisa terbebas dari rokok. Jika niat anda memang sudah kuat, pasti anda tidak akan mudah tergoda dengan berbagai halangan dan rintangan yang mungkin muncul ketika anda melalui masa-masa sulit berjuang melepaskan diri dari rokok. Jadi, niatkan dulu dengan niat yang sungguh-sungguh. Cara selanjutnya yaitu dengan mengganti rokok dengan permen. Permen merupakan alternative yang paling tepat dalam usaha kita untuk berhenti merokok,dengan permen juga menghemat pengeluaran kita, di banding harus membeli rokok. Lalu cara berikutnya yaitu dengan olah raga. Jika kita rajin berolahraga, maka kita akan sehat. Olah raga menyehatkan tubuh kita. Yang terpenting adalah olahraga secara teratur agar dapat menjaga kondisi tubuh kita, dan juga sebagai kegiatan agar kita dapat melupakan rokok.
Kesimpulan
Rokok merupakan kebiasaan yang menjamur di masyarakat sekarang ini,terutama bagi remaja.merokok pada remaja ini banyak disebabkan oleh karena pengaruh dari orang tua (orang tua yang merokok dengan yang tidak merokok), pengaruh teman, coba-coba atau karena iklan tentang rokok yang membentuk image bahwa orang yang merokok adalah orang yang “maco”. Namun kebiasan ini agaknya mulai ditingglakan, mengingat dampak yang ditimbulkan rokok begitu besar bagi manusia. Rokok mengandung banyak zat yang berbahaya bagi tubuh, seperti Tar, Nikotin, dan Gas Karbonmonoksida. Kebiasaan merokok dalam waktu yang lama, dapat mengakibatkan dampak yang fatal bagi manusia, seperti kanker,serangan jantung, impotensi. Setidaknya terdapat empat organ yang mengalami kerusakan parah akibat kebiasaan merokok, yaitu organ  paru-paru, jantung, ginjal, dan mata.

Daftar Pustaka

Kamus Besar Bahasa Indonesia online (KBBI).
Komalasari, D. & Helmi, AF. (2000). Faktor-faktor Penyebab Perilaku merokok Pada Remaja. Jurnal Psikologi Universitas gadjah mada 2. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.
Nasution, Indri K. 2007. Perilaku Merokok pada Remaja. Sumatera Utara: Universitas Sumatera utara
Sitepoe. 2000. Kekhususan Rokok Indonesia. Jakarata: Gramedia
Sukendro, Suryo. 2007. Filosofi Rokok: sehat tanpa berhenti merokok. Yogjakarta: Pinus Book Publisher
Triswanto, Sugeng D. 2007. Stop merokok. Yogjakarta: Progresif Books.

           Referensi Media
Anonym. (2011). ”21 juta anak Indonesia merokok”, di unduh dari (http://bebasrokok.wordpress.com/tag/jumlah-perokok-indonesia/), pada 26 Oktober 2013.
Anonym. (2011). “Pencegahan Merokok di Kalangan Anak dan Remaja”. http://www.sampoerna.com/id_id/responsibility/how_we_operate/youth_smoking_prevention/pages/youth_smoking_prevention.aspx, pada 3 November 2013.

Kementerian Kesehatan Republic Indonesia. (2009).Rokok Membunuh Lima Juta

Orang Setiap Tahun”, di unduh dari (http://www.depkes.go.id/index.php?vw=

2&id=458), pada 24 Oktober 2013.

Kementerian Kesehatan Malaysia.(2011).  “Bahaya Merokok”, di unduh dari http://www.infosihat.gov.my/infosihat/isusemasa/Bahaya%20Merokok.php, pada 3 November 2013
Lisa. (2013). “4 Organ Yang Rusak Akibat Merokok”,  di unduh dari http://www.pagaralamkota.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=709:4-organ-yang-rusak-akibat-merokok&catid=56:artikel, pada 3 November 2013

Read More
Realitas Pemuda Indonesia: Bobroknya Moral Remaja Masa Kini

Realitas Pemuda Indonesia: Bobroknya Moral Remaja Masa Kini



Oleh: Muhammad Akbar
Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Makassar
Akbarusamahbinsaid.@gmail.com
MASA remaja adalah masa transisi sekaligus masa kegemilangan. Dikatakan masa transisi karena masa ini adalah masa perpindahan dari usia kanak-kanak menuju usia remaja, usia yang menuntut kedewasaan. Di samping itu, pada masa remaja manusia bisa melakukan banyak hal yang produktif dalam hidupnya. Kekuatan fisik yang mendukung, juga semangat muda yang menggelora, menjadikan remaja sebagai tonggak peradaban manusia.
Melihat dan mencermati moral remaja kita masa kini sungguh sangat memprihatinkan sekaligus sangat disayangkan. Betapa tidak, remaja kita sekarang sudah banyak yang terlibat dalam tindak kriminal, mulai dari ngelem, pencurian, mabuk-mabukan, penyalahgunaan narkotika, pergaulan bebas (yang mengarah kepada seks bebas), keluyuran tak tentu arah dan tujuan yang jelas (seperti anak-anak punk), dan lain sebagainya bahkan sampai ada remaja di Singkawang yang berani membunuh seperti yang diberitakan koran ini, Senin 1/5/2015. Na’udzubillahi min dzalik.
Beradab atau tidaknya suatu bangsa, dapat dilihat dari perilaku remajanya, terutama aspek moral alias akhlak atau budi pekerti. Moral adalah cerminan hidup bagi penegak bangsa dan remaja adalah harapan bangsa. Di pundaknyalah masa depan bangsa dipertaruhkan. Jika remajanya hancur, maka hancurlah bangsa.
Di zaman yang serba modern ini, remaja semakin lupa dengan apa yang seharusnya mereka kerjakan sebagai generasi penerus yaitu kewajiban belajar, patuh pada orangtua dan juga agama. Para remaja sekarang lebih mementingkan hura-hura (hedonis) dan memperturutkan hawa nafsu daripada menjalankan kewajiban. Hal inilah yang dikhawatirkan, moral bangsa akan terabaikan dan tidak sedikit orangtua yang lebih cenderung memenuhi kebutuhan fisik buah hatinya daripada kebutuhan ruhani mereka.
Para orangtua sering sibuk dengan profesi mereka masing-masing. Sementara anak dipercayakan pada orang yang kurang berwenang terhadap dirinya. Itulah yang menyebabkan anak hidup dengan jalan mereka sendiri, tanpa bimbingan dari orangtua. Mereka tidak menyadari yang mereka lakukan adalah awal dari hancurnya moral mereka, sedangkan orangtua mereka tidak mengetahui sama sekali. Jika kebanyakan orangtua seperti ini, maka nasib bangsa ini menjadi taruhannya. Dengan demikian peran serta orangtua dan lingkungan sangat penting dalam pengawasan pertumbuhan moral anak sebagai generasi penerus.
Faktor Merosotnya Moral Remaja
Ada beberapa faktor utama penyebab menurunnya akhlak remaja. Shirhi Athmainnah (2012) dalam artikelnya yang berjudul “Organisasi: Upaya Meredam Degradasi Moral Remaja”, menjelaskan faktor-faktor itu, yaitu:
Pertama, budaya baca sangat rendah. Remaja Indonesia lebih senang dan terlihat bergengsi ketika menggenggam HP/Smartphone/Tablet Pc dan sejenisnya daripada memegang buku atau sumber pengetahuan/bacaan lain.
Kedua, forum diskusi yang kian dihindari. Remaja Indonesia lebih senang bergosip mengenai selebritis daripada berdiskusi tentang perjuangan para pahlawan, sirah nabawiyah, ilmuwan dan sebagainya.
Ketiga, peran keluarga yang kurang dominan. Keluarga tidak bisa lepas dari tanggung jawab terhadap akhlak remajanya. Sehebat apapun remaja, pastilah ia berasal dari keluarga. Pola didik dan pola asuh dari orangtua pastilah sangat berefek pada mereka.
Keempat, jauhnya remaja dari agama. Agama bukan lagi jadi pegangan, tapi hanya mata pelajaran satu minggu sekali saja. Tidak akan merugi sama sekali jika meninggalkan shalat. Namun akan rugi jika satu hari tidak memegang HP.
Kelima, mengidolakan orang yang salah dan bermasalah. Sebut saja selebritis, yang jelas-jelas punya kepribadian buruk, tetap saja disanjung dan dipuja tiada henti. Rasulullah Saw. seakan tergeser ribuan kilometer. Teladan yang harusnya dicontoh oleh remaja muslim, seakan tergeletak pada kisah-kisah nabi dalam buku-buku Islam semata.
Tak dapat dipungkiri memang, perkembangan media massa dan teknologi begitu cepat sehingga sekat-sekat batas negara menjadi hampir tidak ada, karena kemajuan teknologi. Hanya dengan mengakses internet ataupun menonton media televisi, setiap orang dengan mudah mendapatkan informasi dari belahan dunia hanya dengan hitungan detik. Namun, kemajuan teknologi tersebut ibarat ‘pisau bermata dua’, bisa menguntungkan, bisa merugikan. Misalnya, sebagai dampak pengadopsian budaya luar yang berlebihan dan tak terkendali oleh sebagian remaja. Persepsi budaya luar ditelan mentah-mentah tanpa mengenal lebih jauh nilai-nilai budaya luar itu secara arif dan bertanggung jawab.
Seorang kolega/sahabat bercerita kepada penulis tentang bobroknya moral remaja kita masa kini, mereka lebih peduli dengan bunyi HP daripada suara azan yang berkumandang di masjid. Bunyi HP sekali, ia langsung dengar dan beranjak dari tempat duduknya untuk sesegera mungkin menghampiri HP itu. Namun suara seorang muazzin yang memanggil berkali-kali (5 waktu sehari-semalam) seakan tak didengarnya dan ia dengan santainya tetap sibuk dengan urusannya sendiri atau bahkan masih terlelap dalam tidurnya. Astaghfirullah!
Cerita di atas membuktikan, teknologi sangat berpengaruh terhadap perilaku remaja sekarang. Walaupun peran orangtua sangat berpengaruh terhadap perilaku mereka, namun jika orangtua kurang memperhatikan tingkah polah anaknya, maka jangan salahkan keadaan jika anaknya kelak melakukan hal yang menyimpang. Lebih-lebih remaja yang lemah iman dan spiritualnya, yang berada dalam posisi kehidupan yang keras dalam masyarakatnya.
Upaya Pencegahan
Menurut hemat penulis, ada cara yang bisa dilakukan untuk mencegah bobroknya moral remaja dan hal ini penting diperhatikan, misalnya: (1) Kesadaran diri sendiri. Jika remaja diarahkan untuk memahami, sesungguhnya untuk apa dirinya diciptakan dan siapa sejatinya dirinya yang hina itu, maka diharapkan dia akan memanfaatkan waktunya untuk kegiatan-kegiatan yang positif, sehingga ia tidak menyia-nyiakan waktunya dengan melakukan hal-hal yang dilarang agama. Kesadaran diri ini tentu saja  harus didorong oleh diri sendiri secara internal dan didorong oleh orang lain secara eksternal, terutama orangtua/keluarga.
(2) Kekuatan iman. Orang yang bisa mencegah hawa nafsunya untuk melakukan  maksiat, niscaya ia akan terhindar dari perbuatan amoral. Dalam konteks zaman yang semakin maju ini, keimanan menjadi barang berharga yang mahal harganya dan karenanya harus ditingkatkan. (3) Merasakan kehadiran Allah SWT. Mereka yang bertanggungjawab atas perbuatannya tentu akan merasakan kehadiran Allah SWT. di mana saja mereka berada. Setiap tindakan apapun yang dilakukan pasti akan merasa diawasi oleh Allah SWT. karena Dia Maha Melihat dan Maha Mengetahui.
Perasaan merasa diawasi atau dipantau oleh Allah SWT. inilah yang dalam istilah Nabi Muhammad Saw. disebut dengan ihsan, suatu keyakinan bahwa Allah SWT. senantiasa melihat gerak-gerik kita, sekecil apapun itu. Dengan perasaan ini, semestinya kita pada umumnya, harus merasa malu jika kita kedapatan sedang berada di tengah-tengah orang yang sedang berpesta kemaksiatan. Sebaliknya, seharusnya kita malu juga jika Allah SWT. memantau sekelompok orang yang sedang melakukan kebaikan, sementara kita tidak berada di dalamnya. Wallahu a’lam. ** 


Read More
Motivasi Hidup: Hidup Dengan Filosofi Air

Motivasi Hidup: Hidup Dengan Filosofi Air



أنزل منالسمآءِمآءً فسالت أودية بقدرهافاتمل السيل زبدارابيا  وممايوقدون عليه في النارابتغآءحليةاومتع زبدمثله  كذ لك يضربالله الحق والبطل  فأماالزبدفيذهب جفآءً  وأماماينفعالناس فيمكت في الارض  كذلك يضربالله الامثال
“Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, Maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, Maka arus itu membawa buih yang mengambang. dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; Adapun yang memberi manfaat kepada manusia, Maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan.”
(Ar-Ra’d: 17)
Allah mengumpamakan yang benar dan yang bathil dengan air dan buih atau dengan logam yang mencair dan buihnya, yang benar sama dengan air atau logam murni, yang bathil sama dengan buih air atau tahi logam yang akan lenyap dan tidak ada gunanya bagi manusia. Masih banyak lagi Allah menyatakan karunia air bagi kehidupan dunia dalam Al-Quran.
Selalu Menempati Ruang
“Berbicaralah sesuai dengan bahasa kaumnya…”
Sifat air, seperti yang diajarkan oleh guru di tingkat sekolah dasar, salah satunya adalah menempati ruang. Dituangkan ke dalam wadah berbentuk apapun, air akan selalu mengikuti bentuk wadah itu. Begitulah air, ia dapat memosisikan dirinya sesuai situasi dan kondisi (sikon) yang sedang dialaminya. Manusia sewajarnya juga mampu untuk selalu menyesuaikan satu sama lain agar terjalin komunikasi yang saling dipahami.
Bergerak vs Diam, Energi vs Penyakit
Selain itu, manusia-mengikuti filosofi air-dituntut untuk bergerak. Bila air bergerak, maka benda-benda yang ada di hadapannya akan terbawa arus. Semakin besar debit air, maka semakin besar energi yang dapat diberikan oleh air. Di banyak tempat, potensi energi air yang besar ini dimanfaatkan untuk memutar turbin air, kemudian turbin akan memutar generator listrik untuk menjadi sumber energi. Tempat-tempat ini dikenal dengan nama Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Namun, saat air itu diam, maka ia tidak akan memberikan pengaruh apapun terhadap benda-benda di sekitarnya. Bahkan, air yang menggenang justru akan menimbulkan penyakit, menjadi tempat berkembangbiaknya jentik-jentik nyamuk. Allah SWT telah memerintahkan manusia untuk terus beramal shalih. Banyak ayat Allah dalam Al-Quran yang berkaitan dengan perintah ‘amal shalih, diantaranya:
فإذافرغت فانصب
“Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,”
(Al-Insyirah: 7)
Sebagian muffasirin berpendapat apabila kamu (Muhammad) telah selesai berdakwah, maka beribadatlah kepada Allah; apabila kamu telah selesai mengerjakan urusan dunia, maka kerjakanlah urusan akhirat, dan ada lagi yang mengatakan; apabila telah selesai mengerjakan shalat, berdoalah.
فإذاقضيت الصلوة فانتشروافي الأرض وابتغوامن فضل الله واذكرواالله كثيرًالعلكم تفلحون
“Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.”
(Al-Jumu’ah: 10)
Meninggalkan Basah
Setelah melewati suatu benda, biasanya air akan meninggalkan basah pada benda tersebut. Hal ini berlaku untuk benda tegak (vertikal), maupun mendatar. Benda yang telah dilewati air akan kering setelah beberapa saat, mulai dari hitungan detik hingga jam. Pun demikian dengan manusia, pengaruhnya dituntut untuk tetap eksis meski ia telah tiada, baik karena sudah berpindah tempat ataupun wafat.
Contoh konkret, kita dapat meneladani (karena tidak akan bisa menyamai) Muhammad, Rasulullah SAW. Dilahirkan dari peradaban primitif serta jauh dari perkembangan global di zamannya, beliau sanggup membumikan ajaran Islam. Ajaran yang masih paling asli hingga detik ini dari semua ajaran lain. Beliau masih meninggalkan ‘basah’ yang asli hingga berabad lamanya, hatta lebih dari kemampuan air itu sendiri. Alasan inilah yang menempatkannya di posisi tertinggi dalam 100 Tokoh Paling Berpengaruh Di Dunia, karya Michael H. Hart. Lalu bagaimana dengan kita? Tetaplah berusaha untuk terus melakukan ‘amal shalih agar meraih ridha Allah. Wallahu’alam.
وأنليس للإنسنإلاماسعى٠وأن سعيه سوف يرى٠ثم يجزه الجزآءالأوفى٠وأنإلى ربك المنتهى
“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihat (kepadanya). Kemudian akan diberi Balasan kepadanya dengan Balasan yang paling sempurna, dan bahwasanya kepada Tuhamulah kesudahan (segala sesuatu),”
(An-Najm: 39-42)

Read More