'

Selamat Datang di Website Resmi Muhammad Akbar bin Zaid “Assalamu Alaikum Warahmtullahi Wabarakatu” Blog ini merupakan blog personal yg dibuat & dikembangkan oleh Muhammad Akbar bin Zaid, Deskripsinya adalah "Referensi Ilmu Agama, Inspirasi, Motivasi, Pendidikan, Moralitas & Karya" merupakan kesimpulan dari sekian banyak kategori yang ada di dalam blog ini. Bagi pengunjung yang ingin memberikan saran, coretan & kritikan bisa di torehkan pada area komentar atau lewat e-mail ini & bisa juga berteman lewat Facebook. Terimah Kasih Telah Berkunjung – وَالسٌلام عَلَيْكُم
Tafsir Al-Qur'an Surah Qaaf ayat 31-33 "Syurga Didekatkan Kepada Orang Bertakwa"

Tafsir Al-Qur'an Surah Qaaf ayat 31-33 "Syurga Didekatkan Kepada Orang Bertakwa"


Bismillaah...
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :

"Dan didekatkanlah surga itu kepada orang-orang yang bertakwa pada tempat yang tiada jauh (dari mereka). Inilah yang dijanjikan kepadamu, (yaitu) kepada setiap hamba yang selalu kembali (kepada Allah) lagi memelihara (semua peraturan-peraturan-Nya)." (Qaaf: 31 - 33)
Keterangan dan Kandungan Ayat :
Firman Allah ta'ala "Dan didekatkanlah surga itu" maksudnya : Didekatkan jaraknya sehingga semua nikmat dan kesenangannya yang kekal dapat dilihat dengan kasat mata. Yaitu kepada mereka yang bertakwa dan mentaati semua perintahNya, yang meninggalkan segala bentuk syirik, baik kecil maupun besar.
Maksud firman Allah : "Inilah yang dijanjikan kepadamu": adalah bahwa surga dan segala bentuk kesenangan yang diinginkan setiap diri, dan menyejukkan mata yang memandang yang ada di dalamnya adalah hal yang dijanjikan Allah kepada yang memiliki sifat-sifat berikut :
A. Selalu kembali kepada Allah pada setiap waktu dengan mengingat-Nya, mencintai-Nya, meminta tolong kepada-Nya, berdoa, takut, dan berharap kepada-Nya.
B. Memelihara semua apa yang diperintahkan Allah, dengan melaksanakannya secara ikhlas, dan menyempurnakannya sesempurna mungkin, dan menjaga hukum-hukumnya.
C. Takut kepada Yang Maha Pemurah ketika jauh penglihatan manusia: Yaitu takut kepada-Nya karena ma'rifahnya tentang Tuhannya, berharap kasih sayang-Nya, dan tetap melakukan semua itu pada saat sepi tidak dilihat oleh orang lain. Inilah takut yang sebenarnya. Adapun takut pada saat dilihat orang banyak bisa jadi hanya karena riya dan sum'ah. Tetapi ada kemungkinan yang dimaksud takut kepada Allah dalam keadaan gaib ini berarti seperti beriman kepada hal-hal gaib yang lain.
D. Yang datang kepada TuhanNya dengan hati penuh taubat dan segala keinginannya selalu tertuju kepada keridaanNya. Kepada orang-orang yang bertakwa dan berbakti ini dikatakan : "Masuklah dengan damai, itu adalah hari kekekalan..
Sumber : Lihat Tafsir Ibnu Sa'di, halaman 749 (cetakan Luwaihiq)
Wallahu A'lam...

Read More
Tafsir Al-Qur'an Ali-Imran ayat 31 "Tanda Kecintaan Kepada Allah"

Tafsir Al-Qur'an Ali-Imran ayat 31 "Tanda Kecintaan Kepada Allah"


Bismillaah...
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ


Katakanlah : "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." [Ali Imran:31]  
Ayat ini mencakup beberapa hal penting :
A. Allah menghukumi atas orang yang mengaku mencintai Allah, namun bukan dengan cara yang diajarkan oleh Nabi Muhammad, maka dia adalah seorang pendusta dalam pengakuannya, sampai dia mengikuti syariat yang diajarkan oleh Nabi Muhammad dan agama yang dibawanya dalam semua perkataan, perbuatan, dan keadaannya.
B. Dengan mengikuti Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka dia akan mendapatkan cinta Allah kepadanya, yang mana hal itu lebih agung daripada cintanya kepada Allah.
C. Sebagian orang bijak yang alim berkata : Hal yang terpenting bukanlah kamu mencintai, namun yang terpenting adalah kamu dicintai.
D. Hasan Basri dan ulama Salaf lainnya mengatakan : Suatu kaum mengira bahwa mereka mencintai Allah, maka Allah menguji mereka dengan ayat ini : "Katakanlah : 'Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintai kamu'" [Ali Imran:31]
E. Dengan mengikuti Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka dosa-dosa akan terampuni. Allah telah menyifati diri-Nya dengan sifat pengampun dan pengasih. (Ibnu Katsir: 2/25)
Wallahu a'lam...

Read More
Mengapa Orang Baik Sering Tersakiti, Tertipu dan Dinista???

Mengapa Orang Baik Sering Tersakiti, Tertipu dan Dinista???

Karena orang baik selalu mendahulukan orang lain. Dalam ruang kebahagiaannya, ia tak menyediakan untuk dirinya sendiri, kecuali hanya sedikit. Allah ta'ala berfirman :
“Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)” [QS. Ar-Rahman: 60].
A. Mengapa  ORANG BAIK Kerap TERTIPU?
Karena orang baik selalu memandang orang lain tulus seperti dirinya. Ia tak menyisakan sedikitpun prasangka bahwa orang yang ia pandang penyayang mampu mengkhianatinya. Allah ta'ala berfirman:
“Jauhilah oleh kalian dari kebanyakan persangkaan, sesungguhnya sebagian prasangka adalah dosa”* [QS. Al-Hujuraat: 12]
Nabi _Shallallahu ’alaihi Wasallam_ bersabda:
“jauhilah prasangka, karena prasangka itu adalah perkataan yang paling dusta”  [HR. Bukhari-Muslim]
B. Mengapa ORANG BAIK Acap DINISTA?
Karena orang baik tak pernah diberi kesempatan membela dirinya. Ia hanya harus menerima, meski bukan dia yang memulai perkara. Nabi _shallallahu ‘alaihi wasallam_ bersabda:
“Cukuplah kamu dianggap melakukan dosa ketika kamu selalu melakukan konflik.” [HR. Turmudzi]
Dari sahabat Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhuma, Nabi _shallallahu ‘alaihi wasallam_ bersabda,
“Semoga Allah merahmati orang yang ‘lugu’ ketika menjual, ketika membeli, dan ketika menuntut hak.” [HR. Bukhari]_
C. Mengapa ORANG BAIK Sering Meneteskan AIR MATA ?
Karena orang baik tak ingin membagi kesedihannya. Ia terbiasa mengobati sendiri lukanya, Dan percaya bahwa suatu masa Allah akan mengganti kesedihannya. Selalu ada hikmah dalam ketetapan Allah yang maha hakim (bijaksana) itu. Allah ta'ala berfirman :
“Dialah Allah yang menjadikan seorang tertawa dan menangis”
[QS. An-Najm: 43]
Allah ta'ala juga berfirman :
“Dan janganlah kamu berduka cita terhadap mereka” [QS. An-Nahl: 127]
Kemudian Allah ta’ala berfirman,
“Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita”
 [QS. At-Taubah: 40]_
Lalu Allah ta'ala berfirman :
“Mereka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati” [QS. Al-Baqarah: 38]
Namun orang baik tak pernah membenci yang melukainya. Karena orang baik selalu memandang bahwa di atas semua, Allah-lah hakikatnya. firman-Nya:
“Dan orang-orang yang menahan amarahnya.” [Ali ’Imran: 134]
Rasulullah _Shallallahu ‘alaihi wasallam_ bersabda:
“Orang yang kuat bukan yang banyak mengalahkan orang dengan kekuatannya. Orang yang kuat hanyalah yang mampu menahan dirinya di saat marah.” [HR. Al-Bukhari no. 6114].
Jika Allah menggiringnya, bagaimana ia akan mendebat kehendak-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surat Fushshilat ayat 34-35:
“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Dan sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.” [Fushshilat: 34-35]
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka)maka sesungguhnya Allah Maha pengampun lagi Maha penyayang.” [At-Taghabun: 14]
Rasulullah _shallallahu ‘alaihi wasallam_ bersabda :
“Maukah aku kabarkan kepada kalian tentang orang yang diharamkan dari neraka atau neraka diharamkan atasnya? Yaitu atas setiap orang yang dekat (dengan manusia), lemah lembut, lagi memudahkan.” [HR. Tirmidzi]
Rasulullah _shallallahu ‘alaihi wasallam_ juga bersabda
“Para pengasih dan penyayang dikasihi dan di sayang oleh Ar-Rahmaan (Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang-pen), rahmatilah yang ada di bumi niscaya kalian akan dirahmati oleh Dzat yagn ada di langit” [HR. Abu Dawud no. 4941 dan At-Thirmidzi no. 1924 dan dishahihkan oleh Syaikh Albani dalam as-Shahihah no. 925]
Itu sebabnya orang baik tak memiliki almari dendam dalam kalbunya. Jika kau buka laci-laci di hatinya, akan kau temukan hanya cinta & kasih sayang yang dimilikinya. Semoga kita termasuk orang yang senantiasa berbuat baik dan berhati lembut.
Read More