'

Selamat Datang di Website Resmi Muhammad Akbar bin Zaid “Assalamu Alaikum Warahmtullahi Wabarakatu” Blog ini merupakan blog personal yg dibuat & dikembangkan oleh Muhammad Akbar bin Zaid, Deskripsinya adalah "Referensi Ilmu Agama, Inspirasi, Motivasi, Pendidikan, Moralitas & Karya" merupakan kesimpulan dari sekian banyak kategori yang ada di dalam blog ini. Bagi pengunjung yang ingin memberikan saran, coretan & kritikan bisa di torehkan pada area komentar atau lewat e-mail ini & bisa juga berteman lewat Facebook. Terimah Kasih Telah Berkunjung – وَالسٌلام عَلَيْكُم
LANDASAN DAN ASAS ASAS PENDIDIKAN SERTA PENERAPANNYA

LANDASAN DAN ASAS ASAS PENDIDIKAN SERTA PENERAPANNYA



A. Landasan pendidikan
Pendidikan adalah sesuatu yang universal dan berlangsung terus tak terputus dari generasi ke generasi di mana pun di dunia ini.
1. Landasan filosofis
Landasan filosofis adalah landasan yang berdasarkan atau bersifat filsafat(falsafat, falsafah). Kata filsafat (philosophy) bersumber dari bahasa Yunani, philein berarti mencintai,dan sophos/sophis berartui hikmah, arif atau bijaksana. Filsafat menelaah sesuatu secara radikal, menyeluruh dan konseptual yang menghasilkan konsepsi-konsepsi mengenai kehidupan dan dunia.
Konsep-konsep filosofis tentang kehidupan manusia dan dunianya bersumber dari 2 faktor,yaitu:
(i) Religi dan etika yang bertumpu pada keyakinan
(ii) Ilmu pengetahuan yang mengandalkan penalaran.filsafat berada di antara keduanya: kawasan seluas dengan religi,namun lebih dekat dengan ilmu pengetahuan karena filsafat timbul dari keraguan dan karena mengandalkan akal manusia.(Redja Mudyaharjo,et.al.,1992:126-134)
Penggunaan istilah filsafat dalam 2 pendekatan,yakni:
(1) Filsafat sebagai kelanjutan dari berpikir ilmiah yang dapat dilakukan oleh setiap orang serta sangat bermanfa’at dalam memberi makna kepada ilmu pengetahuannya itu.
(2) Filsafat sebagai kajian khusus yang formal,yang mencakup logika, epistemology (tentang benar dan salah), etika (tentang baik dan buruk), estetika (tentang indah dan jelek), metafisika (tentang hakikat yang “ada”,termasuk akal itu sendiri) serta sosial dan politik (filsafat pemerintahan)
a. Pengertian tentang Landasan Filosofis
Terdapat kaitan yang erat antara pendidikan dan filsafat karena filsafat mencoba merumuskan citra tentan manusia dan masyarakat, sedangkan pendidikan berusaha mewujudkan citra itu. Peranan filsafat dalam bidang pendidikan tersebut berkaitan dengan hasil kajian antara lain tentang:
(a) keberadaan dan kedudukan manusia sebagai makhluk di dunia ini,seperti yang disimpulkan sebagai zoon politicoon, homo sapiens, animal educandum, dan sebagainya.
(b) Masyarakat dan kebudayaannya.
(c)  Keterbatasan manusia sebagai makhluk hidup yang banyak menghadapi tantangan
(d) Perlunya landasan pemikiran dalam pekerjaan pendidikan,utamanya filsafat pendidikan(Wayan Ardhana.1986:modul 1/9)
Wayan Ardhana dkk mengemukakan bahwa aliran-aliran filsafat itu bukan hanya mempengaruhi pendidikan tetapi juga telah melahirkan aliran filsafat pendidikan, seperti:
(a) Idealisme
(b) Realisme
(c) Perenialisme
(d) Esensialisme
(e) Pragmatisme
(f) Eksistensialisme
Naturalisme merupakan aliran filsafat yang menganggap segala kenyataan yang bisa ditangkap oleh panca indera sebagai kebenaran yang sebenarnya.
Idealisme menegaskan bahwa hakikat kenyataan adalah ide sebagai gagasan kejiwaan.
Pragmatisme merupakan aliran filsafat yang mengemukakan bahwa segala sesuatu harus dinilai dari segi nilai kegunaan praktis.
John dewey salah seorang tokoh pragmatisme secara eksperimental melalui lima tahap:
1) Situasi tak tentu, yakni timbulnya situasi ketegangan di dalam pengalaman yang perlu dijabarkan secara spesifik.
2) Diagnosis, Yakni mempertajam masalah termasuk perkiraan factor penyebabnya.
3) Hipotesis, yakni penemuan gagasan yang diperkirakan dapat mengatasi masalah.
4) Pengujian hipotesis, yakni pelaksanaan berbagai hipotesis dan membandingkan hasilnya serta implikasinya masing-masing jika dipraktekkan.
5) Evaluasi yakni mempertimbangkan hasilnya setelah hipotesis terbaik dilaksanakan.
Empat mazhab filsafat pendidikan yang besar pengaruhnya dalam pemikiran dan penyelenggaraan pendidikan yaitu:
1)Essensialisme
Merupakan mazhab filsafat yang menerapkan prinsip idealisme dan realisme secara eklektis.Mazhab essensialisme mulai lebih dominan di eropa sejak adanya semacam pertaentangan di antara para pendidik sehingga mulai timbul pemisahan antara pelajaran-pelajaran teoritik yang memerdekakan akal dengan pelajaran-pelajaran praktek.
2)Perenialisme
Perenialisme merupakn mazhab filsafat pendidikan yang yang kurikulumnya berisi materi yang konstan atau perennial.
3)Pragmatisme dan progresivisme
Progresivisme atau gerakan pendidikan progresif mengembangkan teori pendidikan yang mendasarkan diri pada beberapa prinsip, antara lain sebagai berikut:
a) Anak harus bebas untuk dapat berkembang secara wajar
b) Pengalaman langsung merupakan cara terbaik untuk merangsang minat belajar.
c) Guru harus menjadi seorang peneliti dan pembimbing kegiatan belajar.
d) Harus ada kerjasama sekolah dan rumah.
e) Sekolah progresif harus merupakan suatu laboratorium untuk melakukan reformasi pedagogis dan eksperimentasi.
4)Rekonstruksionisme
Mazhab rekonstruksionisme adalah suatu kelanjutan yang logis dari cara berpikir progresif dalam pendidikan.
b. Pancasila sebagai landasan filosofis sistem pendidikan nasional(sisdiknas)
Pancasila sebagai sumber dari segala gagasan mengenai wujud manusia dan masyarakat yang dianggap baik,sumber dari segala sumber nilai yang menjadi pangkal serta muara dari setiap keputusan dan tindakan dalam pendidikan,denfgan kata lain:pancasila sebagai sumber system nilai dalam pendidikan.
Bagi bidang pendidikan, hal ini sangat penting karena akan terdapat kepastian nilai yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan pendidikan.Petunjuk pengalaman pancasila tersebut dapat pula disebut sebagai butir nilai pancasila sebagai berikut:
1) Ketuhanan yang maha esa
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab
3) Persatuan Indonesia
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
2) Landasan sosiologis
a)Pengertian tentang landasan sosiologis
Sosiologi pendidikan merupaka analisis ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam system pendidikan.Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiologi pendidikan meliputi 4 bidang:
1) Hubungan system pendidikan dengan aspek masyarakat lain
2) Hubungan kemanusiaan di sekolah
3) Pengaruh sosial pada perilaku anggotanya
4) sekolah dalam komunitas,yang mempelajari pola interaksi antara sekolah dengan kelompok sosial lain di dalam komunitasnya
b)Masyarakat Indonesia sebagai landasan sosiologis sistem pendididkan nasional(sisdiknas)
Masyarakat sebagai kesatuan hidup meiliki ciri utama antara lain:
a) Ada interaksi antara warga-warganya
b) Pola tingkah laku warganya diatur oleh adat istiadat,norma-norma hukum dan aturan-aturan yang khas
c) Ada rasa identitas kuat yang mengikat pada warganya

3. Landasan Kultural
a) Pengertian tentang landasan kultural
Kebudayaan sebagai gagasan dan karya manusia beserta hasil budi dan karya itu akan selalu terkait dengan pendidikan

b) Kebudayaan nasional sebagai landasan system pendidikan nasional(sisidiknas
)
Yang dimaksud dengan sisdinas adalah pendididkan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia.Puncak-puncak kebudayaan nusantara dan yang diterima secara nasional disebut kebudayaan nasional.

4. Landasan Psikologis
Pemahaman peserta didik, utamanya yang berkaitan dengan aspek kejiwaan, merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, hasil kajian dan penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan. Peserta didik selalu berada dalam proses perubahan, baik karena pertumbuhan maupun perkembangan. pertumbuhan terutama karena pengaruh factor internal sebagai akibat kematangan dan proses pendewasaan, sedangkan perkembangan terutama karena pengaruh lingkungan. Salah satu aspek dari pengembangan manusia seutuhnya adalah yang berkaitan dengan perkembangan kepribadian, utamanya agar dapat diwujudkan kepribadian yang mantap dan mandiri.

5) Landasan ilmiah dan teknologis
Pendidikan serta ilmu pengetahuan dan teknologi(iptek)mempunyai kaitan yang sangat erat.Pendidikan berperan sangat penting dalam pewarisan dan pengembangan iptek.Dari sisi lain,setiap perkembangan iptek harus segera diakomodasi olehpendidika yakni dengan segera memasukkan hasil pengembangan iptek itu ke dalam isi bahan ajaran.Pendidikan sangat dipengarhi oleh cabang-cabang iptek utamanya ilmu-ilmu perilaku (psikologi,sosiologi, antropologi)
a)Pengertian tentang ilmu pengetahuan dan teknologi(IPTEK)
Pengetahuan (knowledge) adalah segala sesuatu yang diperoleh melalui berbagai cara penginderaan terhadap fakta, penalaran (rasio), intuisi dan wahyu. Pengetahuan yang memenuhi kriteria dari segi ontologis, epistemologis, dan aksiologis secara konsekuen dan penuh disiplin biasa disebut ilmu ataupun ilmu pengetahuan.Ilmu terapan terutama digunakan untuk mengatasi masalah dan memajukan kesejahteraan manusia.hasil dari ilmu terapan itu harus dialihragamkan (ditransformasikan)menjadi bahan,alat,atau prosedur kerja;kegiatan ini biasa disebut pengembangan(development).Tindak lanjut dan hasil kegiatan pengembangan itulah yang disebut teknologi.
b)Perkembangan IPTEK sebagai landasan ilmiah
Iptek merupakan salah satu hasil dari usaha manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik,yang telah dimulai pada permulaan kehidupan manusia.Perkembangan ilmu tersebut meliputiaspek ontologis,epistemologis maupun aksiologis,serta makin lama perkembangan itu makin dipercepat.
Semoga Bermamfaat, Shukran Jazakallah Khairan@

Read More
PENGERTIAN LEMBAGA PENDIDIKAN

PENGERTIAN LEMBAGA PENDIDIKAN



Lembaga Pendidikan merupakan sebuah institusi pendidikan yang menawarkan pendidikan formal mulai dari jenjang pra-sekolah sampai ke jenjang pendidikan tinggi, baik yang bersifat umum maupun khusus (misalnya sekolah agama atau sekolah luar biasa). Lembaga pendidikan juga merupakan sebuah institusi sosial yang menjadi agen sosialisasi lanjutan setelah lembaga keluarga. Dalam lembaga pendidikan, seorang anak akan dikenalkan mengenai kehidupan bermasyarakat yang lebih luas. Lembaga pendidikan atau yang kerap disebut sekolah juga merupakan sebuah institusi yang akan mengenalkan berbagai nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.
Sekolah atau institusi pendidikan memiliki peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat. Sekolah dapat membantu seorang anak untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.[1]
            Macam-macam Lembaga Pendidikan
a. Pendidikan Formal
Pendidikan formal yang sering disebut pendidikan persekolahan, berupa rangkaian jenjang pedidikan yang telah baku, misalnya SD, SMP, SMA, dan PT. Pendidikan nonformal lebih difokuskan pada pemberian keahlian atau skill guna terjun ke masyarakat.
 Mengenyam   pendidikan  pada  institusi  pendidikan  formal  yang  diakui  oleh  lembaga pendidikan  Negara  adalah  sesuatu  yang  wajib  dilakukan  di  Indonesia Mulai  dari  anak  tukang  sapu jalan, anak  tukang  dagang  martabak  mesir, anak  tukang  jamret, anak  pak  tani, anak  bisnismen, anak  pejabat  tinggi  Negara, dan  sebagainya  harus  bersekolah, minimal  9  tahun  lamanya  hingga  lulus  SMP.
Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah yang lahir dan berkembang secara efektif dan efisien dari pemerintah untuk masyarakat merupakan perangkat yang berkewajiban untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam menjadi warga Negara. 
Ada beberapa Krateristik proses pendidikan yang berlangsung di sekolah yaitu;
1. Pendidikan diselengarakan secara khusus dan dibagi atas jenjang yang memiliki hubungan hierarki
2.  Usia anak didik di suatu jenjang pendidikan relative homogen.
3. Waktu pendidikan relatif lama sesuai dengan program pendidikan yang harus
diselesaikan.
4.  Materi atauisi pendidikan lebih banyak bersifat akademis dan umum.
5. Adanya penekanan tentang kualitas pendidikan sebagai jawaban kebutuhan dimasa
yang akan datang.  
Sebagai pendidikan yang bersifat formal, sekolah mencari fungsi pendidikan berdasarkan asas-asas tanggung jawab;
1. Tanggung jawab formal kelembagaan sesuai dengan fungsi dan tujuan yang ditetapkan menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku. Tanggung jawab keilmuan berdasarkan bentuk, isi, tujuan and tingkat pendidikan kepadanya masyarakat oleh masyarakat dan bangsa.
2. Tanggungjawab fungsional ialah: Tanggung jawab professional pengelola dan pelaksana pendidikan yang menerima ketetapan ini berdasarkan ketentuan-ketentuan jabatannya. tanggung jawab ini merupakan pelimpahan tanggung jawab dan kepercayaan orang tua (masyarakat) kepada sekolah dari para guru..
b. Pendidikan Non Formal
Pendidikan non formal merupakan pendidikan alternatif setelah pendidikan formal. Kursus sebagai salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan pada jalur pendidikan non formal mempunyai kaitan yang sangat erat dengan jalur pendidikan formal. Selain memberikan kesempatan bagi peserta didik yang ingin mengembangkan keterampilannya pada jenis pendidikan tertentu yang telah ada di jalur pendidikan formal juga memberikan kesempatan bagi masyarakat yang ingin mengembangkan pendidikan keterampilannya yang tidak dapat ditempuh dan tidak terpenuhi pada jalur pendidikan formal.
Pendidikan non formal tidak bisa di pandang sebelah mata. Karena pendidikan non formal sangat penting terutama dalam hal penguasaan dan pengembangan ketrampilan fungsional. Selain itu pendidikan non formal lebih berorientasi pada pendidikan yang efektif dan efisien agar peserta didik dapat belajar dengan mudah dan mencapai tujuan melalui proses yang hemat waktu dan biaya.
Pendidikan non formal merupakan usaha masyarakat dalam mencari jalan keluar terhadap persoalan pendidikan formal yang tidak terjangkau oleh masyarakat. Perhatian pendidikan non formal lebih terpusat pada usaha-usaha untuk membantu terwujudnya proses pembelajaran di masyarakat. Hal ini sesuai dengan Pasal 55, UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 butir pertama yaitu, Masyarakat berhak menyelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat pada pendidikan formal dan non formal sesuai dengan kekhasan agama, lingkungan sosial, dan budaya untuk kepentingan masyarakat.
Pendidikan non formal mempunyai fungsi membelajarkan individu atau kelompok agar mampu memberdayakan dan mengembangkan dirinya sehingga mampu beradaptasi terhadap perubahan atau perkembangan zaman. Berdasarkan fungsi tersebut pendidikan non formal dapat melayani kebutuhan pendidikan suplemen, pendidikan komplemen, pendidikan kompensasi, pendidikan substitusi, pendidikan alternatif, pendidikan pengayaan, pendidikan pemutakhiran (updating), pendidikan / pelatihan keterampilan dan  pendidikan penyesuaian/penyetaraan.
Untuk mengoptimalkan kualitas pendidikan non formal terus mengalami perkembangan sehingga menghasilkan pendidikan berbasis kompetensi yang lebih menekankan pada kemampuan yang di miliki oleh setiap peserta didik. Dalam pelaksanaan proses belajar pendidikan berbasis kompetensi menggunakan prinsip-prinsip pengembangan yang mencakup pemilihan materi, Strategi, media, penilaian dan sumber atau bahan pembelajaran sehingga hasil belajar tercapai sesuai dengan standar kompetensi. Dengan memilih pendidikan berbasis kompetensi, diharapkan mampu untuk bersaing di era globalisasi saat ini.[2]
Semoga Bermamfaat, Shukran Jazakallah Khairan@


Read More
MEMILIH ANTARA DIATUR ALLAH ATAU DIBELENGU HAWA NAFSU

MEMILIH ANTARA DIATUR ALLAH ATAU DIBELENGU HAWA NAFSU



Dalam dunia binatang, aspek kebebasan dalam segala hal sangat menonjol. Namun kebebasan yang berlaku di dunia makhluk-makhluk itu wajar-wajar saja. Anak menghamili induknya tentu bukan perkara tabu. Dan induk memangsa anaknya, juga buka sebuah tindakan sadisme. Mengeluarkan suara dengan keras di sembarang tempatpun bukan kesalahan. Karena sekali lagi, dalam dunia binatang tidak ada aturan yang mengikat, tidak ada norma yang membatasi dan syariat khusus yang digulirkan bagi mereka saat 'bermuamalah' dengan sesama.
Sudah tentu, ada perbedaan teramat besar antara dunia binatang dan manusia. Manusia adalah makhluk beradab. Secara khusus Allah swt menganugerahi manusia akal pikiran, hati dan jiwa yang lurus. Kemurahan Allah swt berlanjut bagi mereka dengan mengutus rasul-rasul untuk memelihara mereka dari penyimpangan dan memperingatkan mereka dari kesesatan. Allah swt tidak membiarkan mereka begitu saja tanpa bimbingan dan petunjuk dari-Nya. Dengan begitu, seluruh organ yang mereka miliki akan berfungsi sebagaimana mestinya untuk mendengar dan menjalankan perintah-perintah Allah swt, Dzat yang menciptakannya.
Itulah organ-organ tubuh yang berfungsi secara hakiki, yakni dipergunakan sebesar-besarnya untuk ketaatan kepada-Nya, tidak dipergunakan untuk melanggar dan menentang aturan-Nya. Tidak heran, bila kaum munafikin disebut kaum yang bisu, tuli dan buta, karena tiga organ ini tidak mereka fungsikan sebagai sarana memperoleh hidayah-Nya dan ketaatan kepada-Nya. Allah swt berfirman tentang mereka:
"Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar)" (Al-Baqarah:17-18).
Demikianlah vonis bagi mereka di dunia ini karena tidak mengindahkan syariat dan petunjuk Allah swt, kendatipun bibir mengakui sebagai kaum muslimin. Ini berlaku bagi siapa saja yang memiliki kriteria seperti mereka.
Dalam Islam, seseorang berhak untuk berbicara, berpendapat, maupun bertindak. Namun, itu semua tidak boleh bertabrakan dengan rambu-rambu aturan Islam, aturan Ilahi yang mengandung seluruh kemaslahatan yang dibutuhkan umat manusia. Jika tidak, kehancuranlah yang akan terjadi. Baik kehancuran itu menimpa masyarakat, individu atau sebuah bangsa sekalipun. Sebab, seperti dikatakan oleh Imam Syatibi rahimahullah dalam Al-Muwaafaqaat, tujuan syariat Islam adalah mengentaskan orang mukallaf dari jerat hawa nafsu dan akhirnya taat hanya kepada Allah swt dan rasul-Nya.
Ketika ada yang enggan mengikuti syariat atau dengan bahasa lain enggan diatur Islam, pada dasarnya ia telah merelakan dirinya terjerat belenggu hawa nafsu yang akan selalu menggiring kepada kejelekan. Ya, hawa nafsu hanya akan menyeret manusia kepada kegelapan demi kegelapan, tanpa ada cahayanya sama sekali.
Aneh memang, lari dari aturan Allah swt untuk menjadi korban hawa nafsu dengan maknanya yang luas. Berani menyuarakan kebatilan dengan gagah berani karena dapat jaminan ekonomi, menghabiskan hari-hari dalam maksiat, merampas harta orang lain, menzhalimi manusia yang tidak bersalah, menghempaskan nyawa sesama tanpa alasan yang dibenarkan, menginjak-injak kehormatan orang lain, ini sedikit contoh penjabaran dari jerat hawa nafsu terhadap manusia.
Secara khusus, apa yang disuarakan kalangan liberal sangat bertentangan dengan aturan Allah, bahkan akal sehat pun tidak dapat menerimanya. Sadar atau tidak, mereka tengah menjajakan sampah dari bangsa Barat yang memang menginginkan kehancuran Islam melalui "Ghazwul Fikri" (perang pemikiran). Mereka tahu, akan lebih efektif bila penyuara gagasan mereka berasal dari kaum Muslimin. Untuk itu, umat sekarang memerlukan sekali keberadaan sosok khalifah Umar bin Khatab radhiallahu'anhu yang sangat tegas melawan pemikiran yang menyimpang. Dahulu, pukulan di kepala berhasil menyadarkan orang yang memiliki pemikiran aneh tentang ayat-ayat Allah swt. Semoga Allah swt mengembalikan umat untuk mengikuti dan mengagungkan aturan-aturan Allah yang mulia.
Semoga Bermamfaat, Shukran Jazakallah Khairan@

Read More