'

Selamat Datang di Website Resmi Muhammad Akbar bin Zaid “Assalamu Alaikum Warahmtullahi Wabarakatu” Blog ini merupakan blog personal yg dibuat & dikembangkan oleh Muhammad Akbar bin Zaid, Deskripsinya adalah "Referensi Ilmu Agama, Inspirasi, Motivasi, Pendidikan, Moralitas & Karya" merupakan kesimpulan dari sekian banyak kategori yang ada di dalam blog ini. Bagi pengunjung yang ingin memberikan saran, coretan & kritikan bisa di torehkan pada area komentar atau lewat e-mail ini & bisa juga berteman lewat Facebook. Terimah Kasih Telah Berkunjung – وَالسٌلام عَلَيْكُم
Cara Ketahui Kualitas Iman

Cara Ketahui Kualitas Iman


🌻💐☘Iman bukan hanya keyakinan. Tapi harus diucapkan dan dibuktikan. Kepercayaan tanpa bukti adalah munafiq. Amal tanpa percaya kepada Allah Ta’ala tidaklah bermakna untuk kehidupan akhirat.

Guna mengetahui kualitas iman masing-masing kita, coba periksa empat hal ini. Jika semuanya baik, semoga kita termasuk orang-orang yang beruntung.

Wajah

Tanda orang yang benar dan berkualitas imannya ialah wajhun thaliq. Wajah yang bersih dan murah senyum kepada sesama. Bersih karena senantiasa basah dengan air wudhu.

Bersih karena sering digunakan untuk bersujud dan menghadap kepada Allah Ta’ala dalam berbagai aktivitas ibadah.Senyumnya juga murah, merekah, dan menyejukkan karena bukti dari iman yang ada di dalam hatinya.

Senyum inilah yang bernilai sedekah lantaran berhasil menjadi pengantar bahagia dan iman bagi sesamanya.

Lisan

Bukan hanya cerah wajah dan murah senyum, orang beriman juga memiliki karakter lisanun layinun. Perkataannya jujur, santun, dan rendah hati. Intonasinya cukup, tidak berlebihan. Isi perkataannya kebaikan, menyejukkan bagi siapa pun yang mendengarkannya. Tidak suka menyakiti orang.

Tidak pula tinggi hati hingga kalamnya merendahkan sesama.Mereka banyak menyaring kalimat yang hendak dilontarkan karena memahami betapa hisab terhadap lisan amatlah berat. Tidak asal bicara.

Lebih banyak diam seraya berdzikir kepada Allah Ta’ala.

Tangan

Yadun syahiyun. Ialah tangan yang murah hati, berbelas kasih, amat dermawan, dan tidak pernah membuat rumit urusan orang lain. Suka menolong, senantiasa memberi, ringan saat menyampaikan bantuan, dan tidak pernah berhenti dari berbuat baik kepada siapa pun, bukan hanya kepada orang-orang yang beriman.Mereka juga tidak pandang bulu.

Membantu siapa saja selama bernama makhluk. Bahkan, tangan mereka senantiasa terulur untuk hewan-hewan peliharaan atau yang dijumpai di jalanan.

Hati

Ialah qalbun wasi’un, hati yang amat lapang. Kesibukannya berbaik sangka kepada orang lain, sangat jauh dan tidak tertarik untuk berlaku sombong, dengki, atau berbangga diri.

Ia lebih memilih memuji-muji nama Allah Ta’ala untuk menghilangkan seluruh penyakit hati yang amat mungkin bersarang dan berkembang di dalam dirinya.Kejernihan dan beningnya hati inilah yang menjadi sumber atas segala kebaikan yang terpancar melalui wajah bersih dan senyum menyemangati, lisan yang tak pernah menyakiti orang lain, dan tangan yang senantiasa ringan dalam memberikan bantuan kepada sesama makhluk Allah Ta’ala.

Semoga kita termasuk bagian dari mereka. Aamiin. Wallahu a’lam

(Sumber: Kisahikmah.com)
              💐💐💐
══════ ❁✿❁ ══════

➡ Bergabunglah dan Sebarkan Dakwah Sunnah Bersama⤵

📡Berita Ummat Islam..
📲Gabung Group WA: ☎085298527223
📝Caranya: BUI#Nama#Kota#Instansi.
💼 Sebarkan! Raih pahala...
Read More
4 Penyesalan Orang Kafir di Akhirat

4 Penyesalan Orang Kafir di Akhirat


💦Idealnya, kita bisa memberikan nasihat kepada orang-orang kafir agar kembali ke dalam Islam yang mulia. Ketika tidak mampu, hendaknya kita senantiasa mendoakan mereka sekaligus berdoa untuk diri dan keluarga kita.

Berdoa agar dihindarkan dari segala jenis kekafiran dan dilindungi agar senantiasa berada dalam naungan Islam yang amat mulia. Sebab tiada yang didapatkan oleh orang-orang kafir, kelak di akhirat, melainkan khayalan yang percuma belaka.

Sebagai bukti, inilah 4 ayat al-Qur’an yang membeberkan jenis khayalan penyesalan oorang-orang kafir di akhirat kelak.Setelah semuanya sia-sia belaka, orang–orang kafir berandai-andai jikalau menjadi orang yang beriman saat di dunia.

“Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya.” (Qs. al-Hijr [15]: 48)

Mereka mengetahui betapa nikmatnya balasan yang diberikan oleh Allah Ta’ala kepada orang-orang yang beriman. Mereka menyesal, mengapa tidak mau menerima dakwah saat di dunia?
Kemudian dikatakan kepada mereka,

“Mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya.”Bukan hanya berandai-andai untuk menjadi Muslim, orang-orang kafir juga berkhayal, seandainya mereka dikembalikan ke dunia pastilah mereka akan berupaya untuk menjadi pribadi yang shalih.“Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, lalu ia berkata, ‘Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shalih?’”(Qs. al-Munafiqun [63]: 10)

Lihatlah ini baik-baik. Baca ayat ini dengan iman dan hati. Jika orang kafir saja menyesal di akhirat dan berandai-anda untuk menjadi orang shalih di dunia, tidakkah hati kita tergerak untuk menggapai derajat shalih sebelum semuanya terlambat?

Lantaran sia-sianya khayalan dan penyesalan tersebut, orang-orang kafir pun berandai-andai jika saja mereka hanya diciptakan sebagai tanah saat di dunia. Jika hanya menjadi tanah, mereka akan aman dari segala bentuk siksa.

“Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu (hai orang kafir) siksa yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya, dan orang kafir berkata, ‘Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah.’”(Qs. an-Naba’ [78]: 40)

Dan puncaknya, saat mereka sudah menyampaikan semua jenis khayalan dan penyesalan tapi tidak berdampak apa pun, mereka bersikap dungu dengan menyampaikan sebuah tawaran sia-sia; apakah siksa yang mereka rasakan bisa ditukar dengan istri, anak-anak, dan kekayaan yang mereka miliki saat di dunia?

“Orang kafir ingin kalau sekiranya dia dapat menebus (dirinya) dari azab hari itu dengan anak-anaknya, istrinya, saudaranya, dan keluarga yang melindunginya (di dunia), dan orang-orang di atas bumi seluruhnya kemudian (mengharapkan) tebusan itu dapat menyelamatkannya.” (Qs. al-Ma’arij [70]: 11-14)

Dan harapan mereka pupus saat Allah Ta’ala berfirman,
 “Sekali-kali tidak dapat! Sesungguhnya neraka adalah api yang bergolak.” (Qs. al-Ma’arij [70]: 15)
Sumber: (Kisahikmah.com)
Wallahu a’lam.


Read More
Jalan Terjal Sang Mualaf; Dua Kali Cerai, Dipukul dan Diinjak Saat Shalat

Jalan Terjal Sang Mualaf; Dua Kali Cerai, Dipukul dan Diinjak Saat Shalat



☘🌿🕋Tidaklah sebuah perjuangan berhak mendapat ganjaran melimpah, melainkan ada ujian yang berat di dalamnya. Ujian-ujian itu merupakan sarana pembuktian, apakah seseorang sungguh-sungguh atau hanya berpura-pura belaka.

Apalagi dalam perjuangan hijrah, saat telah selamat dari kubangan gelap dan beranjak menuju cahaya Islam yang amat mulia.Wanita ini bertemu hidayah saat melanjutkan pendidikan strata dua di bilangan Bogor Jawa Barat.

Lahir dari keturunan Ambon, wanita ini memeluk Protestan sebagai keyakinannya. Sayangnya, bukan keyakinan yang didapat, dia justru mengalami keraguan di sepanjang hidupnya. Ragu tanpa tepi, bahkan sampai dibawa mimpi.Ia ragu.

Mengapa hidup yang dijalani hanya berkisar antara makan, beraktivitas, dan tidur. Pikirnya, jika terus menerus seperti itu, apa yang dia cari dan dapatkan dalam hidup ini?

Hidup membawa sang wanita untuk berinteraksi dengan teman-teman kampusnya. Muslim dan Muslimah. Betapa takjubnya sang wanita, dia mendapati sahabat-sahabatnya sebagai sosok yang taat beragama. Shalat lima waktu dalam sehari. “Saya saja, malas untuk ke Gereja, meski sekali dalam satu pekan.” akunya.

Di malam hari, kecamuk bingungnya makin tak terbendung. Berkali-kali bermimpi berada di dalam lorong yang dipenuhi api. Menakutkan. Mencekam. Belakangan baru dia ketahui, lorong itu bernama neraka.

Sepanjang pencarian itu, dia bertanya banyak hal kepada sahabat Muslimahnya. Tentang surga, neraka, hijab, ibadah, dan lain sebagainya. Katanya, Islam merupakan agama yang sangat sempurna, yang mengatur semua urusan, dari yang paling kecil dan sederhana hingga ke urusan yang besar dan rumit.

Hingga hidayah itu menyapa di tahun 2013, tepat di hari Jumat, 14 Juni. Dia mantap bersyahadat setelah malamnya bermimpi menemukan cahaya. Meski mendapati ketenangan dan kenyamanan batin, ujian yang dihadapi oleh wanita yang berasal dari Papua ini semakin berat.

Menyakitkan. Perih.Dua bulan sebelum bersyahadat, dia diceraikan oleh suaminya. Tiga hari setelah bersyahadat, dia disuruh pulang ke rumah orang tuanya. Keluarganya berbohong dengan mengatakan bahwa ayahnya sakit parah.

Setelah pulang dengan anaknya yang berumur 6 tahun, sang ayah sehat. Gagah perkasa.Keluarganya mengajak dialog, agar anaknya kembali ke agama semula. Namun, imannya telah menancap kuat. Tak kehabisan cara, pihak keluarga lakukan pemaksaan. Tapi, sang Muslimah tak bergeming.

Imannya kokoh. Menancap. Puncaknya, ia dipukuli dan diinjak-injak saat didapati tengah mendirikan shalat.Ia bertekad kembali ke Bogor dengan sembunyi-sembunyi. Sampai di Bogor, dia kembali mendapatkan jodoh. Sayangnya tidak bertahan lama. Hanya 120 hari.

Cerai dipilih karena suaminya kasar dan tidak memberikan nafkah. Malang. Ternyata, ia mengandung dan harus mengurus anaknya seorang diri.

Namun, dia tetap mengeja sabar hingga bahagia membanjiri kehidupannya. Ialah kedatangan seorang laki-laki baik hati, teman kuliahnya, yang datang melamar dan ikhlas menjadikan anak sang Muslimah sebagai anaknya juga.“Saya ikhlas karena saya yakin sahabat terdahulu juga tidak mudah ujiannya setelah berhijrah. Saya diuji karena Allah Ta’ala sayang.” ujarnya.

Bahagianya semakin sempurna ketika seluruh keluarga mengakui kekeliruannya, meminta maaf, lalu mengajak bertemu di Bogor. Semoga Allah Ta’ala berkahi saudara kita di jalan iman, Amelian Dinisiah.Wallahu a’lam.

(Sumber: Kisahikmah.com).

Daftar Juga di Via Wattsap:

               💐💐💐
══════ ❁✿❁ ══════

➡ Bergabunglah dan Sebarkan Dakwah & Informasi Seputar Ummat Islam⤵

📡Berita Ummat Islam..
📲Gabung Group WA: ☎085298527223
📝Caranya: BUI#Nama#Kota#Instansi.
💼 Sebarkan! Raih pahala...
Read More
Manusia Lebih Mulia Daripada Jin, Jadi Mengapa Takut?

Manusia Lebih Mulia Daripada Jin, Jadi Mengapa Takut?


👍⭐Manusia adalah makhluk paling mulia di muka bumi dengan kesempurnaan melebihi makhluk yang lain atas karunia dari Allah.Allah Ta’ala berfirman.
“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan , Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (Al-Israa’ : 70).

Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’diy rahimahullah menjelaskan,

“Karena Allah telah mengkhususkan manusia berupa kedudukan dan keutaman yang tidak ada pada makhluk lainnya”

1. Bahkan ulama menjelaskan bahwa manusia lebih mulia dari malaikat. Ahli tafsir menafsirkan “Ayat ini menjadi dalil bahwa jenis manuisa lebih utama dari jenis malaikat”

2. Jangan takut dengan Jin dan setan

Maksudnya adalah takut yang tidak beralasan, semisal melewati jalan yang gelap, melewati kuburan atau pohon yang angker dengan alasan ada jin atau setan yang akan menganggu atau menakut-nakuti. Ini tidak benar, karena aslinya jin yang takut kepada manusia. hanya saja karena manusia lemah imannya dan takut dahulu sehingga mereka menjadi berani kepada manusia. jika direnungkan, dengan membaca doa dan dzikir yang sesuai syariat maka cukup membuat jin atau setan lari dan tidak mengganggu manusia dengan izin dari Allah.

Bahkan seorang manusia memiliki iman yang kuat dan memiliki ilmu serta menjaga batasan-batasan Allah, maka setan akan menjauh darinya.

Sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Umar bin Al Khaththab,
“Sungguh, aku benar-benar melihat setan dari kalangan jin dan manusia lari dari ‘Umar”

3.Demikian juga beliau bersabda,
“Demi yang jiwaku di tangan-Nya, tidaklah setan menjumpaimu ketika menempuh satu jalan, kecuali pasti mengambil jalan lain yang tidak engkau lalui”

4.Demikian juga riwayat bahwa setan tidak jadi masuk masjid karena takut kepada seorang alim yang sedang tidur.Jadi mulai sekarang tidak perlu takut berlebihan jika lewat kuburan, tempat angker dan sebagainya.

Kalau takutnya wajar, semisal takut dibegal atau dirampok lewat jalan gelap dan sepi, maka ini wajar.
(Sumber: Muslim.Or.Id).

Daftar Juga di Via Wattsap:
       
               💐💐💐
══════ ❁✿❁ ══════

➡ Bergabunglah dan Sebarkan Dakwah & Informasi Seputar Ummat Islam⤵

📡Berita Ummat Islam..
📲Gabung Group WA: ☎085298527223
📝Caranya: BUI#Nama#Kota#Instansi.
💼 Sebarkan! Raih pahala...
Read More
Malapetaka Itu Turun karena Dosa

Malapetaka Itu Turun karena Dosa


💧⭐BANYAK dari kita yang tidak menyadari akan banyaknya dosa yang hinggap dalam diri. menganggap bahwa dosa itu merupakan hal sepele yang mudah dilupakan dan tiada balasan. Namun ketika musibah menghampiri, kitapun bertanya mengapa dan mengapa Allah membiarkan hamba-Nya menghadapi ujian dan cobaan yang berat seperti ini. Sudahkah kita menyadari?

Tidak ada suatu perkara yang terjadi tanpa adanya awalan. Dalam artian, setiap apa yang terjadi bermula dengan apa yang kita lakukan. Tidak ada dosa yang berlalu tanpa adanya perhitungan dan balasan. Begitupun dengan kebaikan yang tidak akan hilang sebelum adanya balasan.Lihat dan renungkan, apa yang telah kita perbuat, apa yang telah kita ucap, sehingga Allah memberikan ujian yang kian menikam jiwa. Adakah dosa yang belum kentara? Adakah khilaf yang tak terlihat mata? Merenunglah dalam malam-Nya dan nikmati apa yang Allah beri. Bisa jadi musibah yang menimpa saat ini merupakan satu jalan untuk meraih kebahagiaan di kemudian hari. Seperti penjelasan Allah dalam firman-Nya, “Dan musibah apapun yang menimpa kalian maka itu disebabkan tangan-tanganmu.” (Qs. Asy Syuro: 30).

Sekali-kali tidak akan Allah menguji tanpa adanya sebab dan balasan. Apa yang terjadi saat ini merupakan satu balasan dari sekian banyaknya dosa yang telah lama terpendam dalam catatan tangan Tuhan. Maka, ketika musibah itu datang menghampiri diri, merenunglah dan buka lembaran dosa yang telah terlampaui begitu saja. Sibukkanlah diri membenahi ucap dan sikap, meminta ampun dengan penuh keikhlasan dari segala dosa-dosa yang menjadi sebab di datangkannya musibah ataupun gangguan dari orang lain. Bukan justru menyibukkan diri mencela orang lain dan menyalahkan orang lain terhadap apa yang tengah terjadi.

Kita pasti pernah merasakan adanya musibah dalam kehidupan, dan ketika musibah itu berjalan, bukan taubat dan do’a yang sibuk kita panjatkan, melainkan sibuk mencari-cari kesalahan orang yang berhubungan dengan terjadinya masalah kita. Duhai sahabat, orang lain bukanlah Tuhan yang dapat menempatkan diri dikehidupan kita. Orang lain hanyalah orang yang sama dengan kita, sama-sama manusia yang banyak melahirkan bencana karena dosa.Sempurnanya manusia karena ia dilengkapi dengan akal yang mampu menuntun hati dan pikiran berjalan beriringan dalam satu waktu.

Dengan keistimewaan itu pula, Allah mempercayakan kemerdekaan dunia pada makhluk yang bernama manusia. Namun, meskipun Allah memberikan dunia kepada manusia, tidak sepatutnya kita melupakan siapa dan darimana kita berasal, dari siapa kehidupan dan keindahan yang memenuhi pandangan mata ini. Karena Allah, dunia kita bercahaya dan penuh warna, karena Allah mata ini mampu melihat seluruh keindahan alam semesta, karena Allah nafas ini masih menari di dalam diri, karena Allah mata ini masih membuka ketika kita bangun tidur. Lalu pantaskah jika kita melupakan semua apa yang Allah berikan dengan menggantungkan kebahagiaan dengan manusia yang sama derajatnya dengan kita? Seorang hamba

Ali bin Abi Thalib r.a berkata: “Janganlah seorang hamba berharap kecuali pada Rabb-Nya, dan janganlah seorang hamba takut melainkan pada dosanya.”

Tidak seharusnya kita terlalu banyak berharap kepada manusia. Karena faktanya, manusia lain tidak jauh berbeda dengan diri kita, sama-sama memiliki banyak kekurangan dan sedikitnya kelebihan. Bergantung dan berharaplah kepada-Nya yang sudah pasti akan mengabulkan apa yang kita mau, memenuhi apa yang kita pinta, mewujudkan apa yang menjadi cita-cita kita. Manusia yang terlampau jauh terlempar dari pelukan Illahi akan merasa bahwa dirinya manusia tanpa raja. Manusia yang bisa berdiri sendiri tanpa adanya bantuan dari orang lain, manusia yang mampu melangkah menggapai sukses dengan kemampuan yang ia miliki dan tak pernah mau menyadari bahwa apa yang ada pada dirinya merupakan anugerah dari Yang Maha Kuasa. Pun janganlah merasa bahwa ketakutan berpacu pada manusia. Sekejam-kejamnya manusia, tidak akan mampu menentukan jalan cerita kehidupan kita. Takutlah hanya kepada Illahi Rabbi, pasrahkan segala apa yang ada pada diri hanya kepada-Nya.“Tidaklah malapetaka itu turun melainkan dengan sebab dosa. Dan tidaklah petaka itu diangkat melainkan dengan taubat.” (Al Jawabul Kaafi, 87).

Tanpa disadari, semua musibah yang menimpa diri terjadi karena ulah sendiri. Karena banyaknya dosa yang terabaikan tanpa pertaubatan, terlupakan tanpa adanya perenungan. Allah memberi musibah bukan untuk menghakimi umat-Nya, melainkan Allah rindu akan panggilan sayang dan curahan cinta yang terlntar dari hati kecil kita, rindu akan air mata dosa yang mengalir dengan ikhlasnya.Belajarlah untuk menerima dan bersabar terhadap apa yang kita terima. Bukan tanpa alasan dan balasan Allah memberikan ujian, melainkan sebagai bentuk kasih sayang Allah terhadap umat-Nya. Menyeru kita untuk kembali merengkuhnya dalam do’a, mencintai-Nya seperti Ia mencintai umat-Nya, kembali ke jalan yang telah Allah sediakan untuk menggapai bahagia

Yuk mari kita merenungi apa yang telah kita lewati sejauh ini. adakah dosa yang terlewat tanpa taubat, adakah kalimat yang meninggalkan luka bersayat, adakah Allah dalam rengkuhan do’a kita. Bercerminlah sebelum orang lain memberikan cermin. Memperbaiki kesalahan sebelum diingatkan akan menjadi lebih baik daripada diingatkan orang lain sebelum diri menyadari.Semua karena dosa. Apapun bentuknya musibah, itu terjadi karena Allah memberikan kesempatan untuk kita merenungi apa yang salah dari dalam diri ini, dosa apa yang membuat Allah menegur diri dengan cara seperti ini. Percayalah, dengan adanya taubat dalam tiap khilaf, maka dosa yang menebal perlahan akan mengikis. Semoga dengan adanya tulisan ini, kita semakin menyadari akan adanya dosa yang terus mengikuti dan tak pernah pergi sebelum diri menyadari. Bergerak cepatlah untuk menyadari akan adanya dosa yang belum disadari, agar musibah mampu dihindari. Bersegeralah taubat perihal dosa yang terabaikan, agar Allah menurunkan kasih sayang, bukan musibah yang memilukan.
(Sumber: Islampos).

Daftar Juga di Via Wattsap:
               💐💐💐
══════ ❁✿❁ ══════

➡ Bergabunglah dan Sebarkan Dakwah & Informasi Seputar Ummat Islam⤵

📡Berita Ummat Islam..
📲Gabung Group WA: ☎085298527223
📝Caranya: BUI#Nama#Kota#Instansi.
💼 Sebarkan! Raih pahala...

Read More
Pesona Jejak Kejayaan Islam di Negeri 1000 Masjid

Pesona Jejak Kejayaan Islam di Negeri 1000 Masjid


⭐🌙Semangat muda yang menggebu dan inspirasi untuk melakukan kebaikan tiap kali disebutkan nama Sultan Muhammad Al-Fatih. Betapa tidak, seorang pemuda di usianya yang masih belia, yaitu 21 tahun, dapat membebaskan sebuah negara dari gelapnya peradaban jahiliyah menuju peradaban Islam yang agung.

Berbekal dengan prinsip Al-Quran dan As-Sunnah, pada tahun 1453 M ditaklukkanlah Kota Konstantinopel, kota yang belum bisa ditaklukkan selama beberapa abad dalam sejarah Islam. Nama Muhammad Al-Fatih tersebar harum di berbagai literatur-literatur sejarah Islam, bahkan sampai ke buku pelajaran sekolah menengah atas pun tersebut namanya. Keberadaannya telah disebutkan dalam hadits sejak zaman Rasulullah hidup,“Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam.

Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” [H.R. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335].
Dan semua kisah kepahlawanan tersebut dapat dirangkum menjadi satu oleh sebuah nama negara di daerah Eurasia, ialah Turki. Turki menjadi saksi bisu atas indahnya masa-masa kejayaan Islam beberapa abad silam. Akan tetapi, peninggalan dan nuansa keislamannya masih dapat kita rasakan apabila kita berkunjung ke Istanbul, Turki.

Turki adalah sebuah negara yang sebagian daerahnya berada di benua Asia dan sebagian lagi termasuk bagian benua Eropa. Sehingga negara ini memiliki kebudayaan yang unik, yang juga campuran antara budaya penduduk Asia dan penduduk Eropa. Selat Bosphorus memisahkan keduanya. Hampir sekitar 90% penduduknya beragama Islam, sayangnya sebagian besar adalah Islam sekuler. Semenjak pemerintahan Mustafa Kemal Attaturk, ibukota Turki dipindah ke Ankara yang sebelumnya adalah Istanbul.Turki sering disebut sebagai “Negeri 1000 Masjid” karena di sepanjang jalan kita dapat menemukan banyak masjid-masjid dengan bentuk bangunannya yang khas.

Dindingnya sekilas terlihat menyerupai sebuah benteng. Bangunannya menjulang tinggi dengan kubah-kubah dan menaranya. Dengan melihat jumlah menaranya, kita dapat mengetahui siapa donatur terbesar dari pembangunan masjid tersebut. Biasanya jika terdapat dua menara, artinya masjid tersebut dibangun oleh masyarakat setempat. Jika terdapat tiga, empat atau lebih biasanya dibangun oleh keluarga raja atau raja itu sendiri.

Jika kita berkeliling sepanjang kota Istanbul, kita akan mudah menemukan bekas puing-puing benteng yang mengelilingi Istanbul. Apabila diperhatikan, benteng tersebut terdiri dari 3 lapis dinding tebal, yang saat itu dapat dihancurkan oleh meriam pasukan Muhammad Al-Fatih. Tour guide saya mengatakan, bahwa meriam tersebut adalah meriam terbesar yang pernah ada saat zaman itu. Masya Allah, lagi-lagi saya dibuat kagum oleh kecanggihan teknologi peradaban Islam pada masa kejayaan Islam beberapa abad silam.Tempat yang wajib dikunjungi ketika berada di Istanbul adalah Museum Hagia Sophia.

Tempat ini dulunya adalah sebuah gereja besar yang menjadi simbol kota Konstantin. Ketika Hagia Sophia berhasil direbut oleh pasukan Sultan Muhammad Al-Fatih, gereja ini diubah menjadi sebuah masjid yang sangat indah. Simbol-simbol yang berbau non-muslim ditutup dan ditambahkanlah beberapa menara yang dapat kita lihat hingga hari ini. Pada hari Jumat tepat beberapa hari setelah ditaklukkannya Konstantinopel, dikumandangkanlah adzan pertama di Masjid Hagia Sophia melalui menara-menara tersebut.

Di dalamnya dapat dilihat terdapat kaligrafi bertuliskan lafazh Allah, Muhammad SAW, Abu Bakar RA, Umar bin Khattab RA, Utsman bin Affan RA, Ali bin Abi Tholib, serta cucu Rasulullah Hasan dan Husain. Saat ini masjid tersebut telah beralih fungsi menjadi sebuah museum yang dikunjungi oleh banyak wisatawan dunia yang berkunjung ke Istanbul.Tak jauh dari Hagia Sophia, jangan lupa juga berkunjung Masjid Blue Mosque. Arsitektur Blue Mosque ini tak kalah indah dengan Hagia Sophia. Jika kita masuk di dalamnya, kita dapat melihat warna-warna yang menghiasi dinding dan kubah masjid. Warna tersebut didominasi oleh warna biru, hijau dan merah yang melambangkan Allah, surga dan neraka secara berturut-turut.

Kaligrafi di kubahnya bertuliskan ayat Al-Quran surat An-Nuur. Terlihat motif bunga tulip di beberapa bagian dari dinding masjid. Karpetnya di dalamnya pun bermotif bunga tulip, bunga khas negara Turki.Masih satu kawasan dengan Hagia Sopia dan Blue Mosque, ada juga Topkapi Palace atau Topkapi Sarayi. Topkapi ini merupakan museum yang dulunya merupakan tempat tinggal dari raja-raja Turki Ottoman. Di dalamnya tersimpan beberapa barang kerajaan selama Turki Ottoman, seperti tempat tidur bayi, perhiasan, jam, alat makan dan sebagainya. Sebagian besar peralatan tersebut terbuat dari batu mulia seperti emas dan perak. Ada pula peninggalan dari zaman Rasulullah seperti  pedang Nabi dan pedang para sahabat, pakaian yang dikenakan Fatimah RA putri Rasulullah, sampai jenggot dan gigi Rasul yang patah saat perang di bukit Uhud. Yang membuat saya merinding, adalah ketika memasuki sebuah ruangan yang di dalamnya tidak pernah berhenti dibacakan ayat suci Al-Quran dengan merdu selama 24 jam oleh beberapaqori’ secara bergantian, bukan oleh kaset rekaman.

Kawasan Topkapi Palace ini dirawat dengan sangat baik hingga saat ini. Di beberapa corner terpasang papan yang berisikan penjelasan sejarah Islam yang berkaitan dengan Topkapi Palace. Ketika senja hari, lampu-lampu berwarna oranye dinyalakan. Lokasi Topkapi Palace yang berada di tepi Laut Marmara ini membuat pengunjung disuguhi panorama yang indah. Dari kawasan ini juga kita dapat melihat langsung benua Asia (yang merupakan bagian dari Turki) yang terdapat di seberang Laut Marmara. Kombinasi antara bangunan, pohon-pohon, lampu-lampu taman serta panorama alamnya sungguh membuat saya ingin berlama-lama berada di dalamnya.Beberapa tempat bersejarah lain yang terdapat di Istanbul yaitu Hippodrome, Baylerbai Palace, serta Masjid Abu Ayyub Al-Anshari.

Sedangkan jika ingin berwisata alam, beberapa tempat yang menarik pengunjung terbanyak yaitu Cappadocia. Di Cappadocia, kita bisa menyaksikan pemandangan alam dengan menaiki balon udara. Biasanya pengunjung datang ketika subuh agar dapat menikmati sunrise dari balon udara. Selain itu daerah lain yang dapat dikunjungi yaitu Pamukkale, Antalya, Cesme dan masih banyak lagi. Jika ingin berbelanja untuk oleh-oleh, kita dapat mengunjungi Grand Bazaar.

Meskipun Turki menyediakan berbagai tempat wisata alam yang sangat indah, tetap saja hal yang paling berkesan adalah mengetahui sejarah dari Turki yang tak lepas dari kejayaan Islam pada masa keemasan. Sungguh nikmat rasanya, apabila membayangkan jika kita dapat kembali ke masa-masa di mana aturan dan hukum Islam dapat diterapkan di berbagai tempat. Semuanya berjalan dengan harmonis dan seimbang. Ya, mudah-mudahan dengan pertumbuhan umat muslim yang pesat di beberapa negara di dunia kejayaan Islam dapat kembali diraih. (Sumber: dakwatuna.com)

               💐💐💐
══════ ❁✿❁ ══════

➡ Bergabunglah dan Sebarkan Dakwah & Informasi Seputar Ummat Islam⤵

📡Berita Ummat Islam..
📲Gabung Group WA: ☎085298527223
📝Caranya: BUI#Nama#Kota#Instansi.
💼 Sebarkan! Raih pahala...
Read More
Kisah Perjalanan Seorang Atheis Masuk Islam

Kisah Perjalanan Seorang Atheis Masuk Islam


Kisah muslim..
Bismillah➡
♻ Sederhananya ceritaku dimulai pada tahun pertama aku kuliah. Aku mengalami tahun dimana banyak masalah menerpaku, orang tuaku bercerai tahun itu, anjingku mati, itu merupakan hari menyedihkan, subhanallah.  Aku mengalami dua kali kecelakaan mobil dalam angka dua minggu. Dan hal yang menyedihkan juga, temanku meninggal tahun itu.

Kupikir tahun itu membuatku berpikir “Kenapa aku disni? Apa tujuan kehidupan? Kenapa aku harus bangun di pagi hari? Kenapa aku peduli? Kenapa aku tidak duduk di sofa dan menonton TV saja?”Dan kurasa aku mulai bertanya tentang hidup, dan hal itu menuntunku untuk memulai sedikit petualangan rohani.

Secara naluriah sebagai orang Australia, hal pertama yang kulakukan adalah meneliti Kristen. Aku punya beberapa teman yang memeluk Kristen dan aku ingat berpergian ke acara camping gereja. Itu salah satu camping terlucu yang pernah kuikuti sepanjang hidupku.Setiap orang bernyanyi, aku tidak tahu kata-katanya, aku tidak tahu apa yang kuucapkan. Mereka punya suara yang indah tapi terasa aneh.

Dan setiap orang berkata padaku bahwa betapa Tuhan mencintaiku, dan aku berpikir “Tuhan mencintaiku? Tapi kok anjingku mati.” Subhanallah.

Jadi aku terus meneliti Kristen dan aku meneliti aspek berbeda dari kekristenan, jadi kita beralih membicarakan tentang Katolik, kita membahas tentang Anglican, Baptist, pendeta, pastor, dan setiap kali aku pergi ke sana dan bertanya, aku perhatikan mereka tidak mengambil Bible dan mulai berkata “Inilah jawabannya saudaraku.” Mereka langsung menawabku saja. Mereka langsung menjawab dari pendapat mereka sendiri.

Dan aku mulai menyadari ada banyak tafsir dari kekristenan dan banyak orang mempunyai penjelasan masing-masing. Seorang pendeta dari suatu gereja percaya akan satu aspek kekristenan, sementara yang lain memiliki pendapat yang berbeda. Jadi aku mulai berpikir, Bible merupakan satu buku tapi begitu banyak perbedaan dan itu membingungkan.

Pada waktu itu aku berada di tahun pertama kuliah, aku juga bekerja di sebuah pom bensin, salah satu kerja paruh waktuku. Dan salah satu teman kuliahku seorang Hindu, orang Hindu dari India. Kita sering berganti shift dan pada saat itu aku sangat ingin tahu, lalu aku bertanya padanya, “Kawan, apa yang terjadi dengan manusia kepala gajah? Mengapa bisa begitu? Kenapa Tuhan itu mempunyai kepala gajah?” Dia menjawab, “Itu Ganesha.” Aku katakan, “Mestinya kau bisa ganti dengan kepala singa atau sesuatu yang sedikit lebih baik?” Ya, ini debat agama sambil melayani orang-orang membeli bensin.

Dan sekali lagi, kurasa doktrin ini susah untuk dipahami. Jadi kuputuskan untuk menganalisis lebih dalam.Temanku adalah seorang Mormon. Agama ini sebenarnya lebih menarik bagiku daripada sekte-sekte Kristen yang lain. Gereja dari Latter Day Saints. Mereka cukup ketat. Mereka tidak minum alkohol dan tidak juga minum kafein. Tapi mereka suka minum cola, karena yang kutahu Leboz (orang Libanon) suka cola. Tetapi sekali lagi ada pengalaman rohani baru yang harus kujalani sebelum menganut agama ini dan aku tidak suka hanya mendapatkan pengalaman rohani, aku ingin bukti.

Aku juga meneliti Yudaismne, apakah kalian percaya? Namaku sebelum Abu Bakar adalah Ruben. Jadi jika kalian mungkin nonton film Hollywood, kalian melihat Rubenstein, dan mereka mungkin berpikir bahwa aku seorang Yahudi dan “Orang ini adalah salah satu dari kita.” Tapi sekali lagi, aku tidak menemukan apa yang sedang kucari di sini.Terakhir, aku mencoba Budha dan kurasa ini adalah agama yang akan kupilih, kupikir ini hebat. Banyak orang-orang kulit putih menganut agama ini dan ini membuatku tertarik. Mereka juga tampak bersatu dengan alam dan itu menurutku paling menarik. Tapi semakin aku mendalaminya, kusadari itu bukanlah sebuah agama Tuhan, itu hanya sebauh gaya hidup yang baik.

Dan salah satu teman baikku yang menganut Kristen mengatakan, “Katakan padaku agama yang telah kau teliti.” Kukatakan semua, “Yudaisme, Kristen, Taosisme, Budha, Hindu.” Dia berkata, “Bagaimana dengan Islam?” Kujawab, “Islam?! Mereka teroris! Aku tak akan meneliti agama itu. Mereka gila! Kenapa juga aku harus meneliti agama itu?”Tapi setelah beberapa waktu, aku berjalan ke sebuah masjid.

Ini adalah perjalanan abadiku. Jadi aku berjalan lurus, masih pakai sepatu, terus melewati karpet untuk shalat. Ada saudara muslim yang sedang shalat, aku berjalan di depannya seiring dia bersujud, aku hampir menginjak kepalanya. Subhanallah, aku tak tahu apa yang sedang kulakukan.

Kulihat ke belakang dan kulihat orang ini, kalian mungkin mengenalnya, dia adalah Abu Hamza. Dia datang ke sini dan berceramah beberapa kali. Subhanallah, aku memanggilnya Abu Da’n, karena dia mempunyai jenggot yang sangat lebat, masya Allah.Dia berjalan ke arahku dan aku berpikir “Hari ini aku akan mati. Ini adalah hari terakhir aku hidup. Aku akan mati. Aku seorang pria kulit putih di Leb-Land (Libanon). Apa yang harus kulakukan? Aku akan mati.Dia terus berjalan bagaikan berjalan di Gurun Sahara, sebuah abaya (gamis) yang besar, enggot yang lebat. Tapi subhanallah, kata-kata pertama yang dia ucapkan adalah “Selamat siang kawan! Apa kabarmu?” Subhanallah, aku sangat terkejut dengan keramahannya.

Sebagai orang Australia -orang Australia jangan tersinggung- tapi didikanku berasal dari didikan negaraku. Orang tuaku membesarkanku sebagai seorang atheis. Mereka dibesarkan sebagai Kristiani. Mereka terpaksa pergi ke gereja tiap Minggu dan mereka sangat membenci hal itu. Jadi ketika aku dan saudara-saudaraku lahir, mereka menanamkan di otak kami bahwa “Ketika kau mati, selesai sudah. Itu saja.

Tidak ada akhirat, tidak ada Tuhan, itu semua bohong. Jadi aku dibesarkan sebagai atheis.Jadi, ketika aku beralan, aku melihat Abu Hamza dan dia berbicara kepadaku dengan sangat sopan, aku sangat bersyukur. Karena perasaanku aku telah melihatnya tadi di berita jam 5, ia sedang membajak sebauh pesawat di hari sebelumnya.Orang Australia juga ramah, jangan salah paham, tapi Leboz (Orang Libanon) adalah orang yang ramah yang pernah kutemui.

Seiring Abu Hamza berbicara, saudara-saudara muslim yang lainnya membuatkanku secangkir teh. Jujur saja, aku harus bolak-balik ke toilet setiap 5 menit. Mereka terus saja menyediakanku teh dan biskuit. Aku tak pernah dijamu seperti ini sebelumnya. Dan kupikir, di sisi lain, aku terus kembali karena biskuitnya, dan juga karena agamanya.Jadi, ketika duduk bersama dengan saudara-saudara muslim ini, akupun bertanya. Kutanya segala pertanyaan yang pernah kuajukan kepada pendeta, pastor, dan teman-temanku.

Subhanallah, hal yang paling menyentuhku adalah, setiap aku bertanya, mereka tidak hanya menjawab, mereka mengambil Alquran dan berkata, “Baca ini bro.” dan di sana ada jawabannya kapanpun aku bertanya.Dan aku bertanya pertanyaan lainnya, pertanyaan yang sulit, bukan pertanyaan yang mudah, “Kenapa wanita harus mengenakan jilbab? Kenapa dengan jilbab? Bagaimana bisa aku boleh punya 4 istri tapi wanita tidak boleh punya 4 suami? Aku ingin tahu segala pertanyaan sulit yang merupakan pertanyaan yang akan kalian juga ajukan ketika kalian baru tahu tentang Islam.Setelah sekian lama mereka terus menjawab pertanyaan dengan Alquran, bukan dari pendapat pribadi mereka dan aku jadi frustasi karenanya.

Dan sebenarnya aku berkata pada salah satu saudara muslim. Dalam waktu ini, aku telah bolak-balik ke sana sekian minggu, di sana selalu ada beberapa saudara muslim ketika aku pergi. Dan aku bertanya kepada salah satu satu diantara mereka “Apa pendapatmu tentang masalah ini?” Kenapa kau tidak memberikan pendapatmu? Dan salah satu saudara muslim berkata kepadaku “Aku tidak boleh berpendapat dengan pendapatku, karena ini adalah firman Tuhan.”Subhanallah, aku ingat hal itu sangat menyentuh hatiku. Aku bertanya, “Bolehkah aku membawa satu buah Alquran?” Dan aku tidak mengatakan bahwa aku akan meninggalkannya di sofa atau semisalnya. Aku akan menghormati kitab ini.Aku membawa Alquran pulang dan mulai membacanya. Apa yang kutemukan saat membaca Alquran tidak seperti aku sedang membaca sebuah cerita. Itu terasa seperti seseorang memberiku perintah atau petunjuk.

Di suatu malam, aku memutuskan untuk mencoba dan membuat suasana rohaniah. Aku menyalakan lilin, membiarkan jendela dan gorden terbuka. Aku mencoba untuk benar-benar merasakan nuansa rohani. hari itu adalah malam musim panas di Melbourne. Dan aku duduk disana berpikir “Ini dia! Inilah malamnya.”Aku telah menyelidiki semua bukti rohani, semua bukti ilmu pengetahuan tentang fakta bahwa gunung adalah penyangga bumi, tentang bagaimana embrio berkembang dalam janin wanita semuanya adalah bukti yang menakubkan tapi aku masih butuh sedikit motivasi lagi.

Ini terasa seperti aku berada di pinggir sebuah tebing, aku siap melompat, aku hanya butuh sebuah dorongan.Jadi, aku duduk di sana dan terasa sangat sunyi. Aku membaca Alquran dan berhenti. Aku mengatakan, “Allah, inilah saatnya. Inilah waktunya aku memasuki Islam, apa yang aku butuhkan hanyalah sedikit tanda kebesaran-Mu, sedikit saja, tidak usah yang besar, mungkin sebuah kilat, mungkin setengah rumahku ambruk, atau Kau tahu, yang kecil. Kecil untuk-Mu, Kaulah yang menciptakan bumi, ayolah.Jadi aku duduk disana, aku sedang menunggu kemungkinan api lilinnya melompat 4 meter di udara seperti di film-film. Dan aku berkata, “Oke, ayolah!” Dan subhanallah, tidak teradi apa-apa. Benar-benar tidak terjadi apapun.

Seumurnya aku sangat kecewa. Aku masih duduk disana dan kuulangi perkataanku, “Allah, ini kesempatan-Mu. Aku di sini. Aku tidak pergi kemanapun. Aku akan memberi-Mu kesempatan kedua. Mungkin Kau sedang sibuk. Ini siang hari, mungkin Kau sedang mengatur dunia karena ada banyak hal yang terjadi. Kali ini mungkin hanya penampakan karpet terbang, Kau tahu sesuatu yang kecil., lupakan saja tentang rumah atau lilin tadi, seekor burung bisa kentut di luar, aku tak peduli, apapun itu.

Oke, ayolah.Dan subhanallah, benar-benar tidak ada apa pun yang terjadi, bahkan aku tidak dapat berkata “Oh itu dia, temboknya jadi retak, itu dia!” Benar-benar tidak ada yang terjadi. Aku sangat kecewa dan cemberut.Aku duduk di sana berpikir, sudahlah, ini kesempatan terakhirku masuk Islam dan benar-benar belum menemukannya.

Namun kuambil lagi Alquran dan kubaca lagi. Subhanallah, ayat berikutnya di halaman selanjutnya “Untuk kalian yang meminta petunjuk, tidakkah telah Kami tunjukkan? Lihatlah di sekitarmu., lihatlah bintang-bintang, lihatlah matahari, lihatlah air. Inilah tanda-tanda untuk orang yang mengetahui.” Subhanallah… Aku menutupi kepalaku dan berpura-pura aku sedang tertidur, setakut itulah aku.Aku tak percaya betapa sombongnya aku menginginkan tanda yang ku-inginkan padahal sudah ada sekian lama tanda-tanda kebesaran Allah di sekelilingku.

Fakta adanya dunia, adanya ciptaan, inilah tanda-tanda bagi kita.Hari berikutnya aku memutuskan inilah saatnya aku menjadi muslim. Seumurnya aku telah meneliti Islam selama kurang lebih 6 bulan. Aku pergi ke Masjid dan berkata pada diriku sendiri “Inilah saatnya aku akan mengucapkan syahadat.” Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan.

Aku tak tahu apa kata-katanya. Hari itu dekat dengan shalat isya, mungkin saja, 7 atau jam 8 malam. Aku masuk ke dalam masjid dan aku tidak percaya ada sekitar 1000 orang di dalam masjid tersebut. Aku berpikir “Subhanallah, lihatlah ini, betapa kuatnya mereka!” Ternyata itu hari pertama Ramadhan.

Jadi aku duduk disana dan aku sangat gugup saat itu. Aku harus berdiri dan seseorang membimbingku “Kau harus mengucapkan kata-kata ini bro ‘asy-hadu‘” Aku katakan “Apa? Ash apa? Bisakah dalam bahasa Inggris saja?” Orang itu mengatakan, “Tidak, kau harus mengatakannya dalam bahasa Arab.”Aku berpikir, lihatlah semua lautan jenggot ini dan aku harus mengatakannya di depan mereka semua?! Kalau aku mengucapkannya dengan salah, aku bisa mati. Sampai demikian rasa takutku karena image umat Islam.

Dan mereka semua menyorotkan pandangan mereka padaku, padahal orang Australia tidak tahan dengan tatapan demikian.Aku berdiri dan subhanallah, seiring aku mengucapkan kata-kata itu, semua ketakutan menghilang dari pikiranku. Terasa seperti sebuah shower ada dalam kepalaku dan seseorang menyalakan air dinginnya. Terasa seakan-akan aku telah dibasuh bersih. Aku ucapkan syahadat dan aku tak menduga begitu banyak saudara muslim menghampiri dan “Takbir! Allahu Akbar!!” Lalu mereka mulai menciumku dan memelukku.

Aku tidak pernah dicium oleh begitu banyak pria dalam hidupku, tapi itu adalah hari yang indah, harus kuakui. Hari itu adalah hari dimana aku mendapat lebih banyak saudara daripada yang kubayangkan.Keluargaku begitu khawatir bahwa aku akan menjadi sedikit aneh, bahwa aku akan menembakkan AK-47 dan meledakkan granat.  Tapi akhirnya mereka menyadari bahwa agama ini membuatku menjadi orang yang lebih baik dan bisa diandalkan.

Artikel www.KisahMuslim.com

                      💐💐💐
           ══════ ❁✿❁ ══════

➡ Bergabunglah dan Sebarkan Dakwah & Informasi Seputar Ummat Islam⤵

📡Berita Ummat Islam..
📲Gabung Group WA: ☎085298527223
📝Caranya: BUI#Nama#Kota#Instansi.
💼 Sebarkan! Raih pahala...
Read More