'

Selamat Datang di Website Resmi Muhammad Akbar bin Zaid “Assalamu Alaikum Warahmtullahi Wabarakatu” Blog ini merupakan blog personal yg dibuat & dikembangkan oleh Muhammad Akbar bin Zaid, Deskripsinya adalah "Referensi Ilmu Agama, Inspirasi, Motivasi, Pendidikan, Moralitas & Karya" merupakan kesimpulan dari sekian banyak kategori yang ada di dalam blog ini. Bagi pengunjung yang ingin memberikan saran, coretan & kritikan bisa di torehkan pada area komentar atau lewat e-mail ini & bisa juga berteman lewat Facebook. Terimah Kasih Telah Berkunjung – وَالسٌلام عَلَيْكُم

Materi Tarbiyah Ta'rifiyah: Al-Ibadah



§  TUJUAN MATERI
1.      Agar peserta tarbiyah memahami hakikat makna ibadah
2.      Untuk memberikan gambaran akan keluasan pengetian ibadah
3.      Agar peserta tarbiyah menjadikan seluruh aktivitasnya dalam koridor ibadah
4.      Agar peserta tarbiyah senantiasa menjaga keikhlasan dan menyesuaikan amalannya dengan syariat

§  Pengertian 'ibadah
QS. 2 : 138
 “Shibghah Allah[*]. dan siapakah yang lebih baik shibghahnya dari pada Allah? dan hanya kepada-Nya-lah Kami menyembah.”
[*] Shibghah artinya celupan. Shibghah Allah: celupan Allah yang berarti iman kepada Allah yang tidak disertai dengan kemusyrikan.
Ø  Bahasa:
-       Tunduk
-       Ta'at
-       Merendahkan diri
Ø  Ishthilah (syar'i):
  " Nama segala sesuatu yang dicintai oleh Allah dan dirhidhai-Nya dalam bentuk perbuatan dan amalan baik yang zhahir maupun yang bathin  (Ibnu Taimiyah)
Contoh :
·         Main bola, itu termasuk ibadah jikalau niatnya ibadah dan wasilahnya diridhoi oleh Allah yaitu dengan niat bahwa dia main bola demi kesehatan sehingga memprmudah dalam beribadah kepada Allah. Namun jika dalam permainan bola tersebut sudah terdapat kecurangan maka itu bukan termasuk ibadah.
·         Pekerjaan di Bank, itu bukan termasuk ibadah karena wasilah yang dipergunakan tidak diridhoi oleh Allah.

§  Hakikat Ibadah
1.      Kebutuhan kita kepada Allah
QS 35 [Fathir]:15
 “Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dialah yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.”
Dalam hadits disebutkan bahwasanya ”Seandainya seluruh Jin dan Manusia bertakwa kepada Allah walaupun dari awal maka hal tersebut tidaklah juga menambah kerajaan Allah karena ketakwaan Jin dan manusia dan sebaliknya seandainya seluruh Jin dan manusia ingkar kepada Allah maka  hal itu tidaklah juga tidak mengurangi kerajaaan Allah”. Karena manusialah yang butuh dengan Allah bukan sebaliknya.

2.      Ibadah adalah hak Allah terhadap hambaNya
QS. 2 [al Baqarah]: 22
 “Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu Mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah[*], Padahal kamu mengetahui.”

[*] Ialah segala sesuatu yang disembah di samping menyembah Allah seperti berhala-berhala, dewa-dewa, dan sebagainya.
Disebutkan dalam hadits Imam At Tirmidzi dari Muadz bin Jabal bahwasanya ”Tahukah kamu apakah Hak Allah terhadap hamba_Nya, yaitu agar ia menyembah dan beribadah kepada Allah”.

3.      Ibadah kepada Allah adalah bentuk kemerdekaan, karena:
þ  Hati tidak terpaut kepada selain Allah
Sehingga seseorang yang terpau hatinya hanya kepada Allah akan merasa tentram hidupnya. Tidak takut mati, tidak takut ditinggalkan hartanya dan tidak takut ditinggalkan istrinya, etc.
QS. 13 [ar Ra’d]:28
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”
þ  Bebas dari kehinaan selain Allah
Beribadah kepada Allah akan membebaskan diri kita dari kehinaan dan kenistaan selain Allah hatta ia disandingkan dgn makhluk lainnya.
þ  Bebas dari ketundukan selain Allah
QS. 40 [al Mu’min]:66
 “Katakanlah (ya Muhammad): "Sesungguhnya aku dilarang menyembah sembahan yang kamu sembah selain Allah setelah datang kepadaku keterangan-keterangan dari Tuhanku; dan aku diperintahkan supaya tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam.”

4.      Ibadah adalah santapan rohani
Kita tahu bahwasanya manusia pada hakekatnya terdiri dari jazadiyah dan rohaniyah sehingga jikalau rohaniyah tidak terisi dengan ibadah maka rohaniyah akan kering.
QS. 13 [ar Ra’d] : 28-29
 “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik.”

5.      Ibadah adalah ujian dari Allah
QS.67 [al Mulk] : 1-2
 “Maha suci Allah yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu,
 yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,”

QS.3 [al Ali Imran] : 142
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, Padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad[*] diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar.”

[*] Jihad dapat berarti: 1. berperang untuk menegakkan Islam dan melindungi orang-orang Islam; 2. memerangi hawa nafsu; 3. mendermakan harta benda untuk kebaikan Islam dan umat Islam; 4. Memberantas yang batil dan menegakkan yang hak.

§  Syarat Diterimanya Ibadah
QS.18 [al Kahfi]: 110
Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".

Ø  Ikhlas, yang bermakna:
-          Tidak syirik
bersih dari segala bentuk kesyirikan karena segala amalnya tidak akan diterima jika dia melakukan syirik.
QS. 10 [ Yunus] : 105
“mereka itu orang-orang yang telah kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia[*], Maka hapuslah amalan- amalan mereka, dan Kami tidak Mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat.”
[*] Maksudnya: tidak beriman kepada pembangkitan di hari kiamat, hisab dan pembalasan.

-          Semata-mata mencari ridha Allah
Dan inilah bentuk pengejawantahan syahadat Laa Ilaha illallah
QS. 2 [ al Baqarah] : 264
 “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan Dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah Dia bersih (tidak bertanah). mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir[*].”
[*] Mereka ini tidak mendapat manfaat di dunia dari usaha-usaha mereka dan tidak pula mendapat pahala di akhirat.

Ø  Mutaba'ah (mencontoh Rasululllah)
Dalam artian mengikuti syari’at dan Ini adalah bentuk pengejawantahan Syahadat Muhammadan Rasulullah

QS. 7 [al A’raf]: 59
“Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata: "Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya." Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat).”

QS. 18 [al Kahfi] : 103-*
103. Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?"
104. Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.
105. mereka itu orang-orang yang telah kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia[*], Maka hapuslah amalan- amalan mereka, dan Kami tidak Mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat.
*. Demikianlah Balasan mereka itu neraka Jahannam, disebabkan kekafiran mereka dan disebabkan mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai olok-olok.
[*] Maksudnya: tidak beriman kepada pembangkitan di hari kiamat, hisab dan pembalasan.
Dan ini adalah bentuk pengejawantahan Syahadat Muhammadan Rasulullah.

§  Syumuliyah Al ibadah / Kesempurnaan Ibadah
Ø  Untuk kehidupan dan Dien secara menyeluruh
QS 2 [al Baqarah] : 21
“ Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa,”
QS. 51 [adz Dzariyaat ]: 56
 “dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”
QS. 2 [al Baqarah] : 208
 “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.”

ü Ibadah mahdah:
-          Fardhu
-          Nafilah
ü Akhlak dan adab
ü Politik
ü Ekonomi
ü Ta'lim/pendidikan
ü Militer

Ø  Eksistensi manusia
o   Dengan fikiran,
QS. 3 [Ali Imran] : 191
 “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.”

misalnya:
-       Perenungan diri dan alam semesta
-       Tafakkur pada makhluk-Nya 
QS.16 [an Nahl] : 12
“dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami (Nya),”

-       Tadabbur terhadap ayat-ayat-Nya:
                  * Ayat kauniyah
                        QS. 32 [as Sajadah]: 15
 “Sesungguhnya orang yang benar benar percaya kepada ayat ayat Kami adalah mereka yang apabila diperingatkan dengan ayat ayat itu mereka segera bersujud[*] seraya bertasbih dan memuji Rabbnya, dan lagi pula mereka tidaklah sombong.”
[*] Maksudnya mereka sujud kepada Allah serta khusyuk. Disunahkan mengerjakan sujud tilawah apabila membaca atau mendengar ayat-ayat sajdah yang seperti ini.

                  * Ayat tanziliyah (Al quran)
                  QS. 3 [Ali Imran]: 7
 “Dia-lah yang menurunkan Al kitab (Al Quran) kepada kamu. di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat[*], Itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat[**]. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, Maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, Padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.”

[*] Ayat yang muhkamaat ialah ayat-ayat yang terang dan tegas maksudnya, dapat dipahami dengan mudah.
[**] Termasuk dalam pengertian ayat-ayat mutasyaabihaat: ayat-ayat yang mengandung beberapa pengertian dan tidak dapat ditentukan arti mana yang dimaksud kecuali sesudah diselidiki secara mendalam; atau ayat-ayat yang pengertiannya hanya Allah yang mengetahui seperti ayat-ayat yang berhubungan dengan yang ghaib-ghaib misalnya ayat-ayat yang mengenai hari kiamat, surga, neraka dan lain-lain.

                  QS. 39 [Az Zumar] : 23
 “Allah telah menurunkan Perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang [*], gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. dan Barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun.”

[*] Maksud berulang-ulang di sini ialah hukum-hukum, pelajaran dan kisah-kisah itu diulang-ulang menyebutnya dalam Al Quran supaya lebih kuat pengaruhnya dan lebih meresap. sebahagian ahli tafsir mengatakan bahwa Maksudnya itu ialah bahwa ayat-ayat Al Quran itu diulang-ulang membacanya seperti tersebut dalam mukaddimah surat Al Faatihah.

o   Dengan hati
QS. 5 : 41
“hari rasul, janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera (memperlihatkan) kekafirannya, Yaitu diantara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka:"Kami telah beriman", Padahal hati mereka belum beriman; dan (juga) di antara orang-orang Yahudi. (orang-orang Yahudi itu) Amat suka mendengar (berita-berita) bohong[*] dan Amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu[**]; mereka merobah[***] perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. mereka mengatakan: "Jika diberikan ini (yang sudah di robah-robah oleh mereka) kepada kamu, Maka terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini Maka hati-hatilah". Barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatannya, Maka sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatupun (yang datang) daripada Allah. mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka. mereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar.”

[*] Maksudnya Ialah: orang Yahudi Amat suka mendengar perkataan-perkataam pendeta mereka yang bohong, atau Amat suka mendengar perkataan-perkataan Nabi Muhammad s.a.w untuk disampaikan kepada pendeta-pendeta dan kawan-kawan mereka dengan cara yang tidak jujur.
[**] Maksudnya: mereka Amat suka mendengar perkataan-perkataan pemimpin-pemimpin mereka yang bohong yang belum pernah bertemu dengan Nabi Muhammad s.a.w. karena sangat benci kepada beliau, atau Amat suka mendengarkan perkataan-perkataan Nabi Muhammad s.a.w. untuk disampaikan secara tidak jujur kepada kawan-kawannya tersebut.
[***] Maksudnya: merobah arti kata-kata, tempat atau menambah dan mengurangi.


QS. 22 [al Hajj] : 46
 “Maka Apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? karena Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.”

-          Cinta dan takut kepada Allah
QS.2 [al Baqarah] : 165
“dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman Amat sangat cintanya kepada Allah. dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu[*] mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah Amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).”
[*] Yang dimaksud dengan orang yang zalim di sini ialah orang-orang yang menyembah selain Allah.

-          Pengharapan
QS. 32:16, 
16. lambung mereka jauh dari tempat tidurnya[1193] dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezki yang Kami berikan.
[1193] Maksudnya mereka tidak tidur di waktu biasanya orang tidur untuk mengerjakan shalat malam.

-          Ridha
QS.2:156
156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun"[101].
[101] Artinya: Sesungguhnya Kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah Kami kembali. kalimat ini dinamakan kalimat istirjaa (pernyataan kembali kepada Allah). Disunatkan menyebutnya waktu ditimpa marabahaya baik besar maupun kecil.
-          Shabar
QS. 22:35
35. (yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka, orang-orang yang mendirikan sembahyang dan orang-orang yang menafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami rezkikan kepada mereka.
-          Malu
-          Tawakkal
-          Ikhlas

o   Dengan lisan
QS. 33:41
41. Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.

misalnya:
-          dzikir
QS. 8:2 :
2. Sesungguhnya orang-orang yang beriman[594] ialah mereka yang bila disebut nama Allah[595] gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.

[594] Maksudnya: orang yang sempurna imannya.
[595] Dimaksud dengan disebut nama Allah Ialah: menyebut sifat-sifat yang mengagungkan dan memuliakannya.

                       * Dzikir pujian
                       * Dzikir do'a
-          Tilawah
-          Do'a
-          Dll

o   Dengan tangan
QS. 24 : 24, 
24. pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.

QS. 7 : 179
179. dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai.



o   Mengeluarkan harta (Ibadah maliyah)
QS. 2 : 272
272. bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya. dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), Maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah. dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan).

Ø  Ruang lingkup kehidupan:
a.       Pribadi
b.      Rumah tangga
c.       Masyarakat
d.      Negara

MARAJI':
                  1. Kitab tauhid/ Dr. Shaleh Alfauzan
                  2. Al ibadah/ Ibnu Taimiyah
                  3.Al ibadah/ Dr. Yusuf Al qardawi

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Materi Tarbiyah Ta'rifiyah: Al-Ibadah"